Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Havid Vebri
Sejak tahun 2011, tawaran kemitraan nasi bakar bermunculan. Sampai saat ini masih banyak juga pemain yang gencar menawarkan kemitraan nasi bakar.
Salah satunya adalah Ali Asyhar yang mengusung brand Nasi Bakar Den Ayu di Jalan Gatot Subroto No 14 Alun-alun Simpang 7, Kudus, Jawa Tengah.
Menurut Ali, peluang bisnis nasi bakar masih menjanjikan. Rasanya yang gurih nikmat membuat menu makanan ini cepat mendapat tempat di pecinta kuliner
Merintis usaha sejak 2008, Nasi Bakar Den Ayu resmi menawarkan kemitraan sejak tahun 2010. Nasi Bakar Den Ayu mempunyai enam menu andalan, yakni nasi bakar mushroom chicken, ayam pedas, ikan teri nasi, ikan peda, telur dan sosis.
Nasi Bakar Den Ayu kini sudah memiliki tujuh mitra yang tersebar di Semarang, Solo dan Malang. Sementara total outlet-nya sendiri ada delapan. "Satu milik pusat dan sisanya dikelola oleh mitra," kata Ali yang juga mengembangkan kemitraan Soto Mat Tjungkir.
Ali menawarkan dua paket kemitraan Nasi Bakar Den Ayu, yakni paket senilai Rp 10 juta dan Rp 15 juta. Kedua paket itu mengusung konsep gerobak.
Setiap mitra akan mendapat fasilitas booth, peralatan berjualan, peralatan makan, kotak nasi, bahan baku awal dan video training.
Bedanya, pada paket kedua, Ali menambahkan rice cooker ukuran besar dan kompor. "Pokoknya peralatannya lebih komplit," jelasnya. Nasi Bakar Den Ayu mematok harga jual mulai Rp 7.000 per porsi. Piring bambu digunakan untuk pemanis dalam penyajian menunya.
"Sementara kalau mau dibawa pulang, hidangan ini dimasukkan ke dalam kotak yang ada logo Nasi Bakar Den Ayu," ungkap Ali. Ali memperkirakan, mitra bisa meraih omzet berkisar Rp 350.000 hingga Rp 500.000 per hari. Adapun omzet per bulannya mencapai Rp 8 juta sampai Rp 15 juta.
Dengan target laba bersih 25%-30%, mitra bisa balik modal dalam enam bulan. Menurut Ali, target tersebut bisa tercapai asalkan lokasi berjualan strategis. Ia membebaskan mitra memilih lokasi di dalam pusat perbelanjaan maupun memilih di pinggir jalan.
Dalam kerjasama ini, Ali tidak memungut biaya royalti. Namun mitra wajib membeli bahan baku dari pusat. Bahan baku ini berupa bumbu dasar kering yang bisa tahan hingga lebih dari dua bulan.
Kata Ali, komposisi dan racikan bumbu tersebut sudah terukur. Setiap satu bungkus bumbu cukup untuk satu kilogram beras. Dengan membeli bumbu dari pusat, maka kualitas rasa di semua gerai akan sama. Tahun ini, Ali menargetkan menggandeng 20 mitra baru dari berbagai daerah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News