kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Membeli pasokan dari penambang batu akik (2)


Minggu, 06 September 2015 / 10:05 WIB
Membeli pasokan dari penambang batu akik (2)


Reporter: Izzatul Mazidah | Editor: Dikky Setiawan

Selain barang jadi, para pedagang batu akik di Jalan Ki Samaun, Tangerang, Banten menawarkan bahan mentah. Mereka mendapatkan pasokan bahan baku dari daerah asalnya.

Salah satunya dari Garut, yang terkenal sebagai penghasil batu akik jenis pancawarna. Selain harganya terjangkau, bahan mentah batu akik bisa dibentuk sesuai selera konsumen. 

Para pedagang batu akik di trotoar Masjid Agung Jalan Ki Samaun, Tangerang, Banten punya ciri khas produk masing-masing yang ditawarkan ke konsumen.

Contohnya Saefullah, salah satu pedagang di sentra batu akik Jalan Ki Samaun. Pedagang yang akrab disapa Epul itu mengatakan, ketika demam batu akik melanda masyarakat Indonesia, sebagian besar konsumen lebih tertarik membeli bahan mentah yang belum digosok.

Menurut Epul, selain harganya lebih murah, bahan mentah batu akik yang belum digosok juga bisa dibentuk sesuai selera konsumen. Itu sebabnya, di lapaknya Epul juga banyak menyediakan stok bahan mentah batu akik.

Salah satunya batu akik jenis pancawarna. Tanah kelahiran Epul di Garut, Jawa Barat, memang sudah lama terkenal sebagai penghasil batu akik jenis pancawarna.

Di Garut, banyak batu jenis pancawarna yang sudah popular di kalangan pecinta akik. Sebut saja, misalnya, akik pancawarna bungbulang, pancawarna edong, dan ohen. "Di kampung saya banyak masyarakat yang menambang batu akik. Mereka mencari di wilayah pegunungan untuk batu khas Garut ini," kata Epul.

Karena itu, untuk pasokan batu akik berupa bahan mentah dan siap pakai, Epul bekerjasama dengan para penambang. Selain harganya terjangkau, Epul bisa mendapatkan pasokan dalam jumlah yang cukup banyak.

Epul bilang, sejak booming batu akik dua tahun belakangan ini, banyak masyarakat Garut yang terjun menjadi penambang dan penjual batu akik. Jadi, Epul mengaku tidak mengalami kesulitan mendapatkan pasokan batu akik.

Sementara itu, untuk pasokan batu selain jenis pancawarna seperti bacan, belimbing aceh, giok aceh, merah siam, dan kecubung, Epul mendapat pasokan dari sejumlah teman dan koleganya yang mengoleksi akik.

Epul menambahkan, penjualan batu akik di lapaknya tidak setiap hari ramai pembeli. Biasanya, pada saat tanggal muda, lapaknya baru ramai dikunjungi pembeli. Selain itu, pembeli juga berdatangan usai menunaikan salat Jumat di Masjid Agung. Di luar itu, Epung mengaku, penjualaan batu akik cenderung sepi.

Sebagian pembeli batu akik di lapak Epul berasal dari berbagai wilayah di Tangerang dan sekitarnya, seperti Cengkareng, Serpong, Pasar Kamis, dan Serang.

Epul mengklaim, batu akik yang paling laris di lapaknya adalah jenis pancawarna dan kalimaya alias black opal. Jenis batu ini dinilai konsumen memiliki ciri khas dan pesona keindahan tersendiri.

Pedagang batu akik lainnya di Jalan Ki Samaun Tangerang adalah Hamid. Namun, berbeda dengan Epul, Hamid lebih fokus menyediakan jasa menggosok batu akik. Untuk jasa gosok dan poles batu, Hamid membanderol mulai dari Rp 30.000-Rp 70.000 per batu. "Banyak konsumen yang datang ke lapak saya hanya untuk menggosok dan memoles batu akik koleksinya," kata Hamid. (Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×