Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi
Agustus 2008, Ikhsan Muttaqin mendirikan bimbingan belajar (bimbel) GALANUI. Ia melihat prospek bisnis ini akan terus berkibar. Soalnya, masyarakat Indonesia kini melihat pendidikan sebagai salah satu elemen penting untuk masa depan. Dan, belajar di sekolah saja tampaknya tak cukup lagi memenuhi kebutuhan pendidikan.
Makanya, banyak orang tua rela menghabiskan uang untuk memperoleh pendidikan tambahan untuk anaknya. Satunya melalui bimbel.
Keunggulan jenis pendidikan ini adalah, kegiatan belajar yang relatif lebih santai dengan jumlah peserta yang lebih sedikit. Kondisi ini memicu para siswa untuk lebih fokus dalam belajar. Kelebihan lainnya yakni, para siswa bisa menyesuaikan jadwal mereka sendiri. "Selama ada penerimaan siswa baru di tiap sekolah, maka bimbel akan selalu dicari," ujar Ikhsan.
Sebelum mendirikan bimbel, Ikhsan aktif mengajar les privat di pelbagai tempat. Tapi, lama-lama, ia mulai kewalahan memenuhi permintaan untuk mengajar privat. Akhirnya, dia pun memutuskan untuk mendirikan lembaga bimbel GALANUI.
Selain diisi oleh pengajar dari perguruan tinggi negeri ternama di Indonesia, keunggulan dari GALANUI yaitu: pertama, dalam skema pembayaran, bimbel ini menawarkan sistem pembayaran bulanan selain semesteran. "Cara ini lebih memperingan orang tua siswa karena lebih murah," kata Ikhsan.
Kedua, kondisi belajar yang relatif nyaman dengan jumlah siswa maksimal 10 orang per kelas yang dilengkapi penyejuk ruangan. Fasilitas lainnya, di GALANUI juga tersedia kantin kejujuran. Di kantin ini, para siswa dilatih kejujuran dengan mengambil dan membayar makanan yang dibeli tanpa ada penjaga.
Peminat bimbel khususnya di Jabodetabek membuat Ikhsan memutuskan membuka peluang bagi mitra yang ingin membuka GALANUI. Sejak membuka kemitraan pada Juni 2010 lalu, sudah ada empat mitra di daerah Pasar Rebo, Pekayon, Cibubur, dan Matraman, Jakarta.
Mitra hanya perlu mengeluarkan investasi awal sebesar Rp 25 juta. Dan, berhak menggunakan merek GALANUI selama lima tahun, mendapat pelatihan karyawan, serta perlengkapan hingga interior ruangan. GALANUI juga membebaskan biaya royalti Rp 500.000 per bulan di tiga bulan pertama. Namun, di tahun kedua, selain harus membayar biaya royalti, mitra juga mesti menyetorkan 6,5% dari omzet mereka per bulan.
Ikhsan mensyaratkan ukuran ruang kelas minimal 3x4 meter. "Tak perlu ruko, rumah biasa juga bisa asal dekat dengan sekolah," ujarnya.
Mitra bisa mendekap omzet Rp 10,8 juta dari biaya kursus Rp 135.000 per bulan, dengan asumsi bisa mendapatkan 80 siswa. Ada juga pendapatan dari uang pendaftaran sebesar Rp 50.000. Dengan pendapatan sebanyak itu, mitra bisa balik modal dalam enam sampai delapan bulan.
Menurut Muhammad Safaril, mitra GALANUI di Pasar Rebo, bisnis bimbel ini memang sangat menjanjikan. Ia hanya membutuhkan waktu enam bulan untuk balik modal, dengan pendapatan per bulan minimal Rp 10 juta. Sejak Januari 2009, dia sudah menangani total lebih dari 500 siswa. Saat ini, jumlah siswanya 80 orang. "Bisnis ini tidak akan pernah mati, karena sekolah tidak akan bisa memenuhi tuntutan standar pendidikan kita," tegasnya.
Bimbel GALANUI
Jl. Raya Tengah No. 11 Pasar Rebo, Jakarta
021-96968100
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News