Reporter: Handoyo | Editor: Tri Adi
Berkembangnya bisnis yang menyediakan layanan antar (delivery order) membawa berkah bagi usaha pembuatan boks motor. Tahun ini saja, usaha pembuatan boks naik 10% ketimbang tahun lalu. Perajin boks berbahan fiber itu bisa meraih omzet hingga ratusan juta rupiah.
Menjamurnya bisnis yang melayani sistem layanan antar atau delivery order membawa berkah bagi produsen boks tempat menaruh pesanan, atau sering disebut boks sepeda motor. Pesanan membuat boks ke perajin di bisnis ini terus membesar.
Indra Paulus, pemilik usaha Box Delivery Motor di Tangerang mengaku, tahun ini, terjadi kenaikan jumlah pesanan boks hingga 10% ketimbang tahun lalu. "Banyak pengusaha yang membuka layanan antar," kata Indra menganalisis kenaikan pesanan.
Boks sepeda motor biasanya terbuat dari poly fiber reinforced plastic (PFRP) atau fiber glass yang biasa dipakai untuk membuat motor boat atau kapal motor. Bahan dari serat kaca ini tidak mudah pecah meski terbentur atau terkena guncangan yang keras. "Fiber glass untuk pembuatan kapal ini tidak mudah pecah dibanding dari fiber biasa," terang Indra.
Boks berfungsi untuk menaruh makanan, minuman, laundry atau cucian, hingga jasa lainnya, tergantung usaha si pemesan boks. Untuk memudahkan mobilitas, boks ini umumnya ditaruh di bagian tempat duduk belakang sepeda motor atau tepatnya di boncengan.
Indra sudah menekuni pembuatan boks sepeda motor sejak 2006. Pertama kali produksi, boks karyanya hanya dipesan perorangan. Namun, seiring waktu pesanan datang dari pemilik restoran atau pengusaha waralaba.
Setelah usaha berjalan lima tahun, nama Indra pun kian dikenal. Boks karyanya sudah berseliweran di Jabodetabek, bahkan semakin banyak pula boks buatan Indra ini yang sudah keliling di daerah.
Pemesan boks dari luar Jabodetabek datang dari Balikpapan, Banjarmasin, Aceh, hingga Papua. Agar boks tidak pecah dalam proses pengiriman, Indra mengemas dalam kardus pilihan.
Soal harga boks, Indra membanderolnya, mulai harga Rp 1 juta hingga Rp 1,8 juta per unit. Saat ini, Indra mempekerjakan 10 karyawan untuk memproduksi 20 boks sepeda motor dalam sehari. Taruh kata, saban hari, Indra bisa menjual 20 boks seharga Rp 1 juta, ia bisa mengantongi omzet Rp 600 juta, dengan masa jualan 30 hari.
Selain Indra, produsen boks sepeda motor yang kecipratan rezeki adalah Neni SW, pemilik PT Putraprasendo Berjaya, di Jakarta. Neni sudah memproduksi boks sepeda motor sejak 2006. "Pertama kali produksi ada mencapai 200 boks," kata Neni.
Dalam sebulan, Neni bisa menjual sekitar 40 boks dengan berbagai bentuk dan ukuran. Jumlah itu meningkat dibandingkan penjualan tahun lalu yang cuma 30 boks per bulan. Oh, ya, penjualan itu termasuk pesanan dari daerah juga, lo.
Neni menjual boks sepeda motor mulai harga Rp 1,7 juta hingga Rp 3,8 juta, tergantung model atau besar kecilnya boks. "Dari harga jual itu saya ambil untung antara 10% sampai 15% saja," ujar Neni.
Agar mampu bersaing, Neni memproduksi boks yang tahan panas hingga 90 derajat Celcius. Selain itu, dia menggunakan bahan baku fiber yang tahan hingga 10 tahun.
Setiap boks memiliki berat 10 kg - 15 kg. Seorang karyawan untuk membuat sebuah boks rata-rata butuh waktu selama seminggu. Agar menarik minat konsumen, Neni mempersilakan konsumen membuat desain sendiri namun kena biaya tambahan Rp 3,7 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News