kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Memperkaya motif batik melalui sains


Selasa, 09 November 2010 / 13:28 WIB
Memperkaya motif batik melalui sains
ILUSTRASI. TrueMoney


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Tri Adi

Penerapan teknologi komputer dalam batik bisa memperkaya motif warisan budaya asli Indonesia ini. Perangkat lunak tersebut bahkan bisa menciptakan desain batik baru yang lebih menarik sesuai selera pasar. Dan, yang tidak kalah penting, software itu sudah dijual bebas.

Dunia terus berkembang, begitu pula dengan batik. Dulu, batik dilukis dengan tangan secara tradisional atau dicap. Sekarang, desain batik bisa dilakukan dengan komputer. Perkembangan teknologi ini memungkinkan pembuatan motif batik dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit sekalipun.

Salah satu perusahaan yang mengembangkan teknologi desain motif batik adalah CV Pixel Indonesia. Perusahaan yang 2007 lalu masih bernama Pixel People Project ini sudah melakukan riset dan analisis pembuatan motif batik dengan rumus matematika fraktal. Oh ya, fraktal merupakan pola geometris berulang dengan pelbagai ukuran skala.

Melalui batik fraktal, Pixel Indonesia menciptakan software jBatik. Perangkat lunak ini memakai L-System tiga dimensi dan Cellular Automata sehingga bisa memperbanyak bermacam jenis motif batik.

Motif yang sudah jadi, lalu dicetak di kertas dengan skala 1:1 alias disesuaikan dengan besaran motif yang akan diaplikasikan ke kain. Setelah itu, motif hasil cetakan komputer diterjemahkan ke kain melalui proses yang sama dengan pembuatan batik tradisional lain lewat alat canting.

Kepala Bisnis Pixel Indonesia Nancy Margried mengatakan, motif batik fraktal memiliki ciri khusus dibandingkan motif batik lainnya. Yaitu, warna yang terang dan kontras, misalnya, kelir dasar kuning dengan garis ungu atau merah jambu menyala plus garis kuning. "Kami ingin menonjolkan eksplorasi motifnya," katanya. Namun, tidak menutup kemungkinan pelanggan memesan warna yang lebih kalem.

Software batik ciptaan Pixel Indonesia menyasar target para pembatik untuk mempermudah desain motif batik baru. "Harga di pasar ritel Rp 5 juta termasuk pelatihan," ungkap Nancy. Namun, sampai saat ini, Pixel Indonesia lebih banyak menjual software dalam bentuk partai besar untuk perusahaan atau lembaga-lembaga pemerintah.

Setiap tahun, Pixel Indonesia bisa mendapat lima hingga enam proyek pengadaan software jBatik. Nilai setiap proyek antara Rp 80 juta hingga Rp 120 juta. Software tersebut nantinya akan sampai ke tangan pembatik melalui program corporate social responsibility atawa CSR.

Selain menjual software batik, Pixel Indonesia juga memproduksi batik. Namun, mereka hanya membuat motifnya. Setelah motif jadi sesuai pesanan, pembuatan batik sampai tahap akhir akan diserahkan ke pembatik langganan.

Namun, Pixel Indonesia tidak banyak bekerja sama dengan pembatik. Hingga kini, baru lima rumah batik yang dipercaya untuk menerjemahkan batik yang dihasilkan komputer ini. Soalnya, "Kami memilih pembatik yang tahu cara mengerjakannya, karena garis batik dari komputer ini halus," ujar Nancy.

Tak salah, jika kemudian Pixel Indonesia membanderol desain batiknya dengan harga tinggi. Batik tulis custom made hasil software Pixel Indonesia paling murah harganya Rp 1,5 juta. Makanya, pasar batik custom made ini pun tidak banyak, yang paling memungkinkan adalah konsumen di usia 40 tahun ke atas dengan kantong yang cukup tebal.

Tapi, untuk memperlebar pasar, Pixel Indonesia mulai menyasar lapis kedua untuk mereka yang berkantong pas-pasan. Mereka memproduksi batik-batik dengan harga lebih murah berupa batik cap. "Permintaan batik jenis ini banyak sekali, misalnya, untuk orang-orang yang kuliah dan yang baru kerja," kata Nancy. Tapi, harga yang ditawarkan juga tidak murah-murah amat. Batik cap made in Pixel Indonesia dijual dengan harga mulai dari Rp 150.000 per potong.

Nancy bilang, perusahaannya akan terus mengembangkan motif batik baru. Apalagi, pertumbuhan bisnis batik di Indonesia terus tumbuh dari tahun ke tahun. Begitu juga, "Pertumbuhan omzetnya dari tahun 2009 ke 2010 mencapai 30%," ungkap dia.

Selain Pixel Indonesia dengan batik fraktal, ada juga batik Acrobatik yang dibuat dengan software M-Batik, yang dikembangkan oleh Bandung Fe Institute. Perwakilan Pemasaran Acrobatik Shanty Diandini menjelaskan, ciri khas batik Acrobatik ada pada keterangan motif yang lebih menekankan pada hasil akhir batik. "Kami ingin orang mengenal motif batik tersebut dan artinya," kata Shanty.

Acrobatik memproduksi batik dengan software M-Batik sejak April 2009 lalu setelah membeli lisensi dari Bandung Fe Institute. Namun, berbeda dengan Pixel Indonesia, software M-Batik tidak dijual bebas. Mereka hanya melayani pemesanan desain hingga pembuatan batik saja.

Bila pada awalnya produksi Acrobatik hanya berupa kaos dan kemeja yang menyasar kalangan muda, "Sekarang, sudah berkembang ke seragam perusahaan dan sekolah," ujar Shanty.

Acrobatik bisa memadukan pelbagai motif batik yang digabung dengan logo perusahaan. Salah satu klien Acrobatik adalah PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom). Logo perusahaan telekomunikasi pelat merah tersebut berbaur dalam motif batik dasar.

Selain pasar korporasi, Acrobatik pun mengakomodasi pasar ritel. Shanty mengungkapkan, kelebihan batik Acrobatik terletak pada desain yang lebih harmonis karena dibantu software dan sentuhan akhir dari seniman batik. Acrobatik juga memiliki bank motif yang sangat banyak dari seantero negeri.

Sama seperti Pixel Indonesia, Acrobatik hanya memproduksi desain batik saja, lantaran produksi akhir tetap dilakukan oleh para pembatik asli. Untuk ini, Acrobatik bekerja sama dengan sekitar 50 orang pembatik. Tetapi, ketika pesanan melonjak, mereka menambah jumlah pembatik sesuai dengan kebutuhan.

Acrobatik menjual batik bikinan mereka dengan harga rata-rata sebesar Rp 100.000 hingga Rp 200.000 per helai, baik dalam bentuk pakaian jadi atau kain. "Dalam satu bulan, kami menangani antara 300 hingga 500 potong dari pelbagai pemesan," kata Shanty.

Untuk memperkaya motif, ia menambahkan, pihaknya akan terus mengumpulkan motif batik terutama dari luar Pulau Jawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×