kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   5.000   0,26%
  • USD/IDR 16.260   -4,00   -0,02%
  • IDX 6.897   -3,53   -0,05%
  • KOMPAS100 1.002   -1,78   -0,18%
  • LQ45 764   -3,42   -0,45%
  • ISSI 227   0,50   0,22%
  • IDX30 394   -1,74   -0,44%
  • IDXHIDIV20 455   -1,87   -0,41%
  • IDX80 112   -0,28   -0,25%
  • IDXV30 114   0,01   0,01%
  • IDXQ30 127   -0,72   -0,56%

Menangkap fulus dari proyek branded store


Jumat, 13 September 2013 / 15:37 WIB
Menangkap fulus dari proyek branded store
ILUSTRASI. Rabu (27/4) ada tambahan 617 kasus baru corona. Sehingga total menjadi 6.045.660 kasus positif Corona.


Reporter: J. Ani Kristanti, Melati Amaya Dori | Editor: Tri Adi

Maraknya industri ritel membawa berkah bagi usaha kontraktor gerai di mal. Permintaan pembuatan interior gerai ini terus mengalir, seiring menjamurnya pusat-pusat belanja baru di kota-kota besar. Meski pembuatannya butuh keahlian dan ketelatenan, usaha ini bisa mendatangkan untung yang lumayan tebal.

Indonesia merupakan pasar yang ranum bagi produk-produk ritel. Tak percaya? Tengok saja, di pusat perbelanjaan, ada saja gerai produk ritel baru yang berjejal di antara para pemain lama.

Bukan hanya produk-produk ritel lokal, pemain ritel asing pun kian ramai memenuhi pusat belanja. Mereka ingin mencicipi gurihnya pasar ritel di Indonesia. Maklum, pertumbuhan orang-orang kaya di Indonesia bak magnet yang cukup kuat menarik pemain ritel asing untuk masuk.

Munculnya pusat-pusat belanja baru di ibu kota juga makin menyalakan semangat mereka untuk bertarung. Dan, tak hanya menguntungkan para pemain ritel, empuknya pasar produk ritel di negeri ini juga memberi celah bagi kontraktor yang membangun gerai mereka di pusat belanja.

Ramainya pasar ritel ini mendatangkan permintaan pembuatan interior toko seolah tak pernah berhenti. Maklum, pemain ritel, dengan merek yang sudah dikenal, pasti memiliki target khusus untuk mengembangkan gerainya dalam periode waktu tertentu.

Selain itu, pemilik gerai juga selalu mengadakan penyegaran terhadap gerainya. Baik sekadar perawatan atau memang ingin mengganti suasana dengan desain baru. Tentu saja, mereka akan kembali melibatkan kontraktor proyek renovasi itu. Dari sinilah, proyek pembuatan gerai terus mengalir.

Pekerjaan kontraktor gerai di mal mirip dengan apa yang dilakukan desainer interior rumah tinggal. Mereka mengolah interior toko, mulai dari lantai, dinding dan langit-langit, hingga menyediakan perkakas yang mengisi gerai dan etalase tempat memajang barang-barang yang dijual. Adakalanya, sebagai kontraktor, mereka juga sekaligus menggambar desain interior toko, terutama jika menangani klien personal.

Namun, untuk gerai-gerai produk yang telah memiliki merek atau branded store, biasanya, pemilik gerai itu sudah memiliki standar tertentu. “Kalau klien dengan gerai bermerek, biasanya kami hanya bertindak sebagai kontraktor saja, karena mereka sudah memiliki tim sendiri, yang menggambar desain sekaligus menentukan materi atau bahan yang dipakai,” jelas Dharmawan Somaatmadja, pemilik Mostraindo, kontraktor gerai di Jakarta.

Klien branded store yang beragam pun memiliki karakteristik sendiri. PT Pentawira Cipta Laras Indonesia, perusahaan kontraktor gerai, bahkan membagi kliennya ke dalam tiga bagian. Pertama, klien branded store yang merupakan perwakilan dari luar negeri. Egi Kristian, pendiri Pentawira Cipta Laras Indonesia, mengatakan, klien branded store asal luar negeri biasanya lebih tegas dalam menetapkan standar. “Desainnya tak bisa berubah dan kami hanya bertindak sebagai kontraktor,” ujar dia.

Tak hanya itu, setiap pekerjaan desain, jika ada penyesuaian desain, harus dikonsultasikan langsung ke prinsipal. “Biasanya langsung berurusan dengan kantor pusat dari masing-masing branded,” kata Egi yang banyak merancang gerai branded store di Pacific Place, Plaza Senayan dan Plaza Indonesia.

Kedua, klien branded store yang masih agak bebas. “Mereka punya desain juga, namun masih memberi kelonggaran untuk berimprovisasi. Di sini, kami bertindak, selain sebagai desainer juga sebagai kontraktor,” jelas Egi.

Terakhir, klien branded store perorangan. Biasanya, mereka sudah memiliki banyak toko di mal, namun belum menemukan jatidiri desain yang menjadi ciri khas gerainya. “Nah, untuk klien ini, kami berperan sebagai tim kreatif karena mereka biasanya juga sudah mempunyai patokan garis besar,” jelas Deni, Operation Manager Pentawira Cipta Laras Indonesia.

Untuk gerai-gerai branded store di mal biasanya menempati ruang yang cukup luas. “Butik di mal rata-rata mempunyai luas 125 m2,” kata Egi. Adapun luas restoran rata-rata 300 m2 hingga 500 m2. Pentawira pun mematok pembangunan gerai ini dengan harga berkisar Rp 8,5 juta per m2.

Proyek interior branded store biasanya dikerjakan selama satu hingga dua bulan. Sayang, Egi tak menghitung pasti jumlah order yang diterimanya dalam rentang setahun. “Tapi, dalam sebulan dua bulan, pasti ada proyek baru yang kami kerjakan,” ujar dia.

Proyek yang terus mengalir juga dialami oleh Dharmawan. Dalam setahun, Mostraindo bisa menggarap hingga 14 gerai, baik branded store atau gerai milik perseorangan.

Waktu yang dibutuhkan untuk membuat gerai-gerai ini antara dua minggu hingga dua bulan. Gerai dengan luas 10 m2 hingga 20 m2, misalnya, butuh waktu sekitar 2 minggu. Sedangkan, proyek besar dengan luas sekitar 50 m2 bisa dikerjakan dalam waktu antara sebulan hingga dua bulan.

Sesuai ukuran dan waktu pembuatan, nilai proyek ini beragam. Dharmawan menyebutkan, rentang harganya mulai Rp 60 juta hingga Rp 200 juta untuk satu proyek.

Bisnis branded store ini pun masih menyimpan potensi yang besar. Ya, selama pembangunan pusat belanja masih terus berlangsung, usaha kontraktor branded store pasti akan dicari. Apalagi, jika melihat kondisi perekonomian di Indonesia yang masih berkembang. “Tak hanya di Jakarta, di daerah-daerah peluangnya juga besar,” kata Egi.

Selain itu, Egi bilang, kontraktor juga membidik proyek renovasi interior para klien mereka. “Bisanya, mal menetapkan renovasi setiap lima tahun sekali. Di situ, kami bisa masuk kembali,” tuturnya.

Asal tahu saja, selain peluangnya yang masih lebar, usaha ini juga mendatangkan untung lumayan. Baik Egi maupun Dharmawan sepakat, profit yang bisa dikantongi kontraktor gerai ini mulai 20% hingga 30%. Apakah Anda tergiur terjun di bisnis ini?


Tukang berpengalaman

Pengetahuan tentang desain, khususnya desain interior, mutlak diperlukan untuk menggeluti usaha ini. Maklum, untuk menangani proyek-proyek besar dari pemilik branded store, tentu Anda harus menguasai bidang usaha ini. Boleh jadi, Anda juga bisa mengangkat karyawan yang memang memiliki latar belakang pendidikan desain interior, teknik arsitektur ataupun teknik sipil.

Selanjutnya, Anda harus menyiapkan ruang usaha yang cukup luas. Maklum, pembuatan berbagai perkakas dan pernak-pernik keperluan gerai ini ini membutuhkan area yang cukup luas. “Untuk material yang melekat di lokasi toko, seperti dinding dan lantai, kami kerjakan di lokasi, sedangkan untuk material yang tak melekat, seperti furnitur kami kerjakan di workshop kami,” jelas Egi.

Bukan hanya itu, ruang usaha yang luas diperlukan untuk menyimpan berbagai bahan baku. Seringkali, Anda juga harus menyimpan sisa bahan baku, karena masih bisa digunakan di proyek lain. Jika menggarap proyek dari brand besar, Anda harus menyimpan contoh material supaya tak menemui kesulitan untuk mencari bahan pengganti, jika mendapatkan proyek yang sama.

Selain bahan baku, tentu saja, ruang yang luas diperlukan untuk menyimpan berbagai perangkat kerja. Studio kerja itu biasanya masih terbagi lagi antara ruang untuk pembuatan perkakas interior dan ruang finishing (pengecatan). Seperti pekerjaan pembuatan furnitur yang juga membedakan antara pengolahan bahan mentah dan penyelarasan akhir.

Oh ya, untuk tahap pemula, boleh jadi, Anda bisa menyewa rumah tinggal atau gudang. Mostraindo sendiri memulai usaha ini di lahan seluas 500 m2, sebagai workshop.

Untuk menggarap order dari pemilik merek pun Anda harus menyiapkan tenaga tukang kayu yang andal. Kebutuhan tukang lumayan banyak, karena pekerjaan harus digarap dengan cepat antara satu bulan hingga dua bulan.

Ambil contoh, untuk gerai seluas 100 m2, tenaga yang dibutuhkan bisa mencapai 20 orang. Sementara itu, untuk toko seluas 300 m2-500 m2, bisa dikerjakan hingga 30 orang.

Pentawira mencari tenaga kerja dari orang yang punya pengalaman sebagai tukang bangunan. “Biasanya, kami memasok tukang berkualitas dari Klaten dan Jepara,” kata Egi.

Ada baiknya pula, Anda mencari tukang yang sudah terbiasa membaca gambar kerja. “Tapi ini sangat sulit untuk mendapatkannya. Kalaupun ada tukang yang memiliki keahlian khusus, bayarannya mahal, bisa mencapai Rp 400.000 hingga Rp 500.000 per hari,” cetus Dharmawan. Sementara itu, tukang dengan keahlian standar memiliki tarif Rp 80.000 hingga Rp 125.000 setiap hari.

Bahan baku untuk menggarap interior gerai bisa diperoleh dari rekanan pemasok. Namun, untuk branded store, biasanya ada standar tertentu yang agak berbeda. “Misalnya, lampu merek ini, atau cat merek itu yang kami ambil langsung dari vendornya,” kata Dharmawan.

Bahkan, untuk branded store asal luar negeri yang lebih ketat dalam pemakaian bahan, bahan bakunya sering harus didatangkan dari luar negeri. “Biasanya, kami mencari di Singapura dulu, kalau tidak ada, baru kami impor dari negara klien kami,” tutur Egi.

Nah, salah satu kesulitan terbesar di bisnis ini adalah mencari klien, terutama untuk branded store asal luar negeri. Maklum, banyak dari mereka yang masih mempercayai kontraktor gerai dari negeri tetangga, seperti Singapura dan Malaysia. Namun, promosi yang paling utama dan jitu di bisnis ini adalah referensi dari klien terdahulu. “Mereka yang mengetahui kualitas kami akan memberi rekomendasi ke pihak lain,” jelas Deni.     

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×