kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.888.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.340   30,00   0,18%
  • IDX 7.176   -23,15   -0,32%
  • KOMPAS100 1.044   -7,03   -0,67%
  • LQ45 815   -3,41   -0,42%
  • ISSI 226   -0,18   -0,08%
  • IDX30 426   -2,13   -0,50%
  • IDXHIDIV20 508   0,07   0,01%
  • IDX80 118   -0,55   -0,47%
  • IDXV30 121   0,13   0,11%
  • IDXQ30 139   -0,23   -0,17%

Mendesain Cuan dari Suvenir dan Fesyen


Sabtu, 31 Mei 2025 / 07:15 WIB
Mendesain Cuan dari Suvenir dan Fesyen
ILUSTRASI. Kerajinan produksi Sepiring Indonesia.


Reporter: Sabrina Rhamadanty | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tantangan bisa menjadi pemicu mendirikan usaha. Inilah yang dialami oleh Eridanie Zulviana saat mendirikan Sepiring Indonesia, label beberapa produk aksesori dan suvenir.

Hal ini terjadi saat jebolan desain grafis tersebut mengikuti kontes desain Jakarta Souvenir Design Award (JSDA) pada 2012. Kala itu, Erin, sapaan akrabnya, bekerja sebagai desainer grafis di salah satu perusahaan.  
Keikutsertaan dia dalam kontes desain tersebut dilatarbelakangi oleh desain-desain suvenir yang monoton. Yakni, lebih banyak desain bermotif batik. 

Di ajang JSDA, Erin membuat desain berdasarkan karakter daerah. Misalnya, kuliner khas masing-masing daerah, pakaian, hingga flora dan fauna setempat. Untuk Jakarta, contohnya, ia membuat desain suvenir bertema Abang None.

Hasilnya, Eridanie memenangi ajang JSDA sebagai best design. Salah satu juri kontes ini, Roland Adam langsung memberi tantangan kepada Erin untuk bisa mengimplementasikan seluruh desain buatannya ke dalam beberapa produk.

Akhirnya, Erin mengajak koleganya, Jasmyne Oey untuk mengembangkan desain lebih lanjut. Setelah mencari beberapa produk, mereka memilih suvenir yang terbuat dari piring.

"Akhirnya, kita putuskan bikin piring," katanya kepada KONTAN belum lama ini. 

Baca Juga: Mencetak Cuan dari Kerajinan Tas Kulit Otentik

Di piring tersebut, Erin dan koleganya membuat beberapa disain yang berasal dari beberapa budaya. Tak hanya dari Jakarta, tapi juga Jawa, Bali, Padang, dan Bugis. Di 2013, dia pun memberi label suvenir piring dengan Sepiring Indonesia.

Selain piring, Erin juga membuat gelas. Khusus untuk kedua produk ini, ia mulai mengalihkan proses produksi dari para perajin ke pabrik keramik lokal untuk mengejar Standar Nasional Indonesia (SNI).

Usaha ini tidak sia-sia. Secara perlahan, suvenir Sepiring Indonesia mulai dikenal. Selain itu, para ekspatriat, yang menjadi salah satu target pasarnya, juga mulai menyukai suvenir Sepiring Indonesia.

Melihat potensi pasar tersebut, Erin mulai berani memperluas varian produk dari Sepiring Indonesia. Dia pun mulai memproduksi produk yang lain. Ambil contoh, dekorasi rumah, alat tulis, dan produk fesyen seperti tas kulit.

Khusus untuk produk tas kulit, Erin bekerjasama dengan para perajin kulit yang sudah ia kurasi. Hasilnya, jika di awal pembuatan hanya terjual 30 tas kulit sebulan, kini sudah tembus 500 tas kulit saban bulan. Secara total, dalam sebulan, Sepiring Indonesia bisa menjual 8.000 sampai 12.000 produk.

Dengan hasil tersebut, Erin berkeinginan untuk bisa memperluas pasar dari produk Sepiring Indonesia di seluruh Tanah Air. Salah satunya, di Bali. 
Selain itu, ia juga melakukan penjajakan pasar ekspor ke sejumlah negara. 

Saat ini, Sepiring Indonesia sudah mempunyai 23 gerai untuk penjualan produk. 

Selanjutnya: Menjaring Fulus dari Ragam Produk Jamu Herbal

Menarik Dibaca: 5 Manfaat Sunscreen SPF 50 untuk Wajah, Cocok untuk Kulit yang Gampang Belang

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Banking Your Bank

[X]
×