Reporter: Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Peluang usaha minuman kekinian hingga kini masih terus tumbuh. Salah satunya adalah minuman ala Taiwan, yakni teh keju alias cheese tea. Minuman iniyang tidak mau kalah eksis dengan minuman lain asal Thailand, yaitu thai tea.
Ini terlihat dari menjamurnya gerai minuman teh bercampur keju di sejumlah tempat, mulai di pusat keramaian di perumahan, hingga pusat belanja.
Melihat ini, Darryl Yusuf Putra mencoba peruntungan di bisnis gerai teh keju dengan membuka Gomu Cheese Tea sejak awal tahun ini di Solo Jawa Tengah. Ia pun langsung menawarkan kemitraan usaha gerai teh keju miliknya untuk mempercepat ekspansi usaha.
Ia optimistis Gomu Cheese Tea bisa mendapat respon positif. Sebab, produk ini punya ciri khas dan penyajiannya gampang. "Selain itu ada potensi menambah varian menu teh dengan topping keju spesial," katanya kepada KONTAN.
Saat ini, gerai teh keju tersebut punya ragam varian minuman teh, seperti stroberi, leci, anggur, lemon, markisa, teh melati, teh olong, atau teh hijau (matcha green tea) yang mendapat tambahan keju. Harga dari minuman teh keju ala Gomu tersebut antara Rp 10.000 sampai Rp 15.000 per cup.
Kalau Anda tertarik, Darrly langsung menawarkan dua paket investasi Gomu Cheese Tea sekaligus. Paket pertama adalah berupa booth portabel dengan nilai investasi sebanyak Rp 5,9 juta, dan paket kedua yaitu berupa booth payung dengan investasi sebesar Rp 7,9 juta.
Dengan modal tersebut, mitra akan mendapatkan ragam fasilitas. Seperti satu unit booth sesuai nilai investasi yang dipilih, lantas peralatan dan perlengkapan jualan yang siap pakai, bubuk varian rasa, cup dan sedotan.
Nah, kewajiban mitra adalah cuma membeli bahan baku saja ke pihak pusat, seperti bubuk, cup serta sedotan. "Itu yang harus dibeli mitra," tuturnya.
Dengan sarana dan menu yang tersaji, Darryl menargetkan mitra bisnis Gomu Cheese Tea bisa mendapatkan modal kembali yang ditanam dalam tempo sekitar empat sampai lima bulan. Tapi dengan catatan mitra bisa meraup penjualan minimal rata-rata per hari sekitar 30 cup dengan rata-rata harga jual Rp 15.000. Dengan hasil tersebut, mitra bisa mendapat omzet sekitar Rp 13,5 juta sebulan.
Setelah dikurangi biaya operasional, menurut Darrly laba bersih dari usaha teh keju tersebut bisa lebih dari 50%. Apalagi, mitra usaha tidak perlu lagi membayar biaya royalti. "Jadi 100% keuntungan menjadi milik mitra," jelasnya.
Sejauh ini, Gomu Cheese Tea baru memiliki satu gerai milik sendiri di Solo. Dan saat ini sudah ada satu mitra usaha yang bersiap untuk mengoperasikan gerai minuman tersebut secepatnya. Lokasinya ada di Malang Jawa Timur.
Sayang, Darrly tidak merinci target jumlah gerai Gomu Cheese Tea yang dipatok sampai akhir tahun ini, baik itu milik pusat maupun mitra. Ia berharap, minuman teh keju ini bisa menjadi salah satu minuman kesukaan banyak orang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News