kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menggosok untuk dari kilau perhiasan bebatuan (1)


Sabtu, 08 Februari 2020 / 11:00 WIB
Menggosok untuk dari kilau perhiasan bebatuan (1)


Reporter: Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perhiasan memang identik dengan kaum hawa. Bahan dasar yang biasa dipakai adalah emas atau perak. Tapi kini, kaum ibu termasuk juga wanita milenial mulai menyukai produk perhiasan yang terbuat dari batu dan produk sejenisnya. Produk perhiasan ini bisa menambah penampilan makin glowing.

Inilah yang membuat perhiasan dari aneka jenis bebatuan termasuk juga yang imitasi hingga kini masih digemari. Selain tampilan menarik, harga terjangkau.
Malah, ada juga penyuka aksesori dan perhiasan dari batu alam ini langsung terjun menggeluti bisnis perhiasan dari bebatuan. Salah satunya adalah Nur Hikmatul Jannah, pemilik Lunarshop. Dirinya sudah menggeluti bisnis tersebut sejak 2015.

Awal mulanya memang dirinya hobi membuat dan mengoleksi aneka aksesori perhiasan yang  unik. Kegiatan ini ia lakukan untuk mengisi waktu luang. 

Dan saat itulah timbul itu untuk sekalian menjalani bisnis aksesori perhiasan tersebut, yang memakai bahan baku batu alam. Kebetulan, dirinya bertempat tinggal yang dekat dengan pasokan batu alam yaitu di  Martapura, Kalimantan Selatan. "Di tempat saya  kebetulan juga banyak pengrajin batu hias dan aksesori, jadi saya semakin bulat tekatnya untuk menjalani bisnis ini," kata Nur kepada KONTAN.

Baca Juga: Ekspor perhiasan naik US$1,3 miliar, Kemenperin ajak UKM pameran

Ia pun langsung menggunakan bahan bebatuan dari daerah tersebut. Mulai dari batu giok, batu amethyst atau kecubung, batu moonstone, sapphire, ruby, red borneo, batu zamrud dan masih banyak jenis batu lainnya, termasuk juga mutiara. "Sampai sekarang jenis batu giok dan batu amethyst ini masih yang paling laku di cari," katanya.

Baca Juga: Keberadaan marketplace bikin usaha IKM kian moncer

Untungnya, aneka jenis batuan alam tersebut gampang didapatkan. Biasanya ia mengambil bebatuan alam tersebut dari Pasayangan, Martapura, Kalimantan Selatan.  "Untuk bahan lain seperti perak dan titanium juga kami pasok dari Sungai Sipai, Martapura, masih satu daerah," jelasnya.

Untuk mengerjakan aneka produk perhiasan, seperi cincin, gelang, kalung dan bros, ia cuma menggandeng dua perajin saja. Ragam jenis perhiasan tersebut menjadi kebutuhan pokok saat para wanita ingin bepergian atau ke acara pesta. 

Baca Juga: Kreasi aksesori unik dari limbah elektronik

Ragam produk tersebut ia banderol dengan harga mulai dari Rp 80.000 sampai Rp 17 juta untuk yang berbahan dasar perak. Adapun dalam seminggu, biasanya ia mendapat pesanan hingga 50 pesanan dan semuanya masih secara online via media sosial Instagram.

Pemain lainnya adalah Ana Dewi. Berbeda dengan Nur, Ana memproduksi ragam produk perhiasan dengan menggunakan bebatuan imitasi. Ada ragam produk perhiasan dan aksesori dari bebatuan imitasi yang ia buat, ada gelang, kalung, tasbih, rosario dan lainnya.

Sama seperti Nur, perempuan asal Jakarta ini memang gemar membuat pernak-pernik aksesori dan belajar secara autodidak dari Youtube. Dan tatkala ada keponakan meminta dirinya membuat kalung rosario,  hasilnya memuaskan. Ia pun memanfaatkan bahan sisa untuk membuat produk sejenis dan aksesori perhiasan lainnya.

Hasilnya, hingga kini Ana bisa mendapatkan orderan antara 1.000 potong - 2.000 potong aksesori perhiasan.  

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×