kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.325.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengukir laba dari usaha kerajinan kayu bermotif batik


Rabu, 10 November 2010 / 10:08 WIB
Mengukir laba dari usaha kerajinan kayu bermotif batik
ILUSTRASI. Pesawat Garuda Indonesia di BIJB Kertajati


Reporter: Rizki Caturini, Mona Tobing | Editor: Tri Adi

Saat ini, seni membatik tak hanya menggunakan kain sebagai media. Seiring dengan perkembangan zaman dan kreativitas para perajin di pelbagai daerah, batik menjelma dalam sejumlah media, seperti kaca, keramik, dan kayu.

Kerajinan batik yang belakangan makin digemari masyarakat lokal maupun internasional adalah, suvenir kayu beraksen batik. Sebut saja, topeng, patung, nampan, asbak, dan hiasan dinding beragam bentuk.

Namun, Kardiman, perajin kerajinan kayu beraksen batik dari Siti Craftindo, bilang, permintaan suvenir bermotif batik ini sempat melempem pascakrisis keuangan global 2008. "Permintaan dari luar negeri menyusut sepanjang tahun 2009," ungkap dia.

Tentu saja, kondisi ini mengancam keberlangsungan bisnis kerajinan kayu beraksen batik. Maklum, pendapatan yang terbilang lumayan besar selama ini datang dari pasar ekspor.

Untuk menyiasati permintaan luar negeri yang anjlok, Kardiman memperluas pasarnya di dalam negeri. Meski tidak bagus-bagus amat, ia dapat meraup penghasilan sekitar Rp 7 juta per bulan. Tapi, kalau sedang ramai pesanan, omzetnya bisa mencapai Rp 15 juta per bulan dari hasil menjual sekitar 200 buah topeng dan 50 pasang patung kecil dengan motif batik.

Kardiman melego topeng kayu buatannya seharga Rp 50.000 per buah. Sementara, patung-patung khas Jawa semisal Loro Blonyo, ia lepas dengan harga Rp 150.000-Rp 200.000 per pasang.

Nah, demi efisiensi, Kardiman membuat kerajinan kayu bermotif batik kalau ada pesanan saja. "Biasanya, permintaan dari pasar lokal ramai ketika menjelang akhir tahun seperti sekarang ini," kata Kardiman.

Beruntung, kondisi tidak menyenangkan tersebut tidak berlangsung lama. Tahun ini, permintaan dari pasar ekspor kembali menggeliat. Buktinya, Kardiman sudah dua kali mengirim suvenir kayu beraksen batik berupa topeng dan hiasan dinding, masing-masing senilai Rp 25 juta ke Amerika Serikat.

Saat ini, ia sedang menunggu pesanan dari Kanada untuk pengiriman kotak dan gantungan kunci bermotif batik pada tahun depan. "Kemarin kami baru mengirim contoh barang, kemungkinan 80% mereka jadi pesan," ujar Kardiman.

Riyadi, perajin suvenir bermotif batik dari Ragiel Handicraft, mengungkapkan, makin banyak pembeli asing yang datang ke galerinya di Bantul, Yogyakarta. Umumnya mereka berasal dari Perancis, Italia, Amerika Serikat dan Jepang.

Demi memenuhi permintaan pasar yang terus merangkak naik, Riyadi menggandeng para perajin di sekitar rumahnya. Saban bulan, pesanan yang masuk hingga 4.000 suvenir kayu dengan motif batik. Ia pun mendulang omzet sekitar Rp 40 juta. "60% dari omzet itu berasal dari pembeli asing," katanya.
Kerajinan kayu bermotif batik yang paling banyak dipesan adalah, topeng Panji, topeng Rhama Shinta, dan topeng Klono. Sebab, ketiga topeng tokoh pewayangan ini memiliki bentuk yang khas dan bernilai sejarah pewayangan yang tinggi.

Agar tak kalah bersaing, Riyadi terus berinovasi. Caranya, ia baru saja menciptakan model wayang kulit tiga dimensi. Selama ini kebanyakan wayang kulit berbentuk dua dimensi. Harga produk ini Rp 75.000 per buah. "Ternyata responsnya bagus, saya sampai kewalahan," ujar dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×