kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengulur laba dari kemitraan gerai bakmi


Sabtu, 16 Maret 2019 / 10:00 WIB
Mengulur laba dari kemitraan gerai bakmi


Reporter: Elisabeth Adventa, Hikma Dirgantara, Venny Suryanto | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu bisnis kuliner yang sampai sekarang masih eksis adalah bakmi atau mi. Maklum, banyak kalangan menyukai makanan berbentuk tali ini lantaran mengenyangkan dan jadi alternatif pengganti nasi.

Inilah yang membuat banyak pelaku usaha bakmi bermunculan. Mulai kelas kaki lima hingga restoran. Beberapa di antaranya menawarkan kemitraan untuk mempercepat ekspansi.

Tapi, jumlah pebisnis bakmi yang makin banyak membuat persaingan usaha ini makin ketat. Pelaku usaha pun berlomba-lomba adu kreatif dan inovatif dalam menjalankan usaha bakmi miliknya.

Review Waralaba KONTAN kali ini akan mengulas tiga pelaku kemitraan usaha bakmi menghadapi kondisi tersebut. Berikut ulasannya:

- Mie Ayam Eddy Group

Usaha bakmi besutan Eddy Santoso ini berdiri sejak Mei 2010 dan mulai menawarkan kemitraan di 2015. Saat KONTAN mengupasnya pada Desember 2017 lalu, Mie Ayam & Hotplate Eddy Group memiliki 18 gerai tersebar di Solo, Yogyakarta, dan Jakarta. Sebanyak 17 gerai milik mitra dan sisanya punya pusat.

Dua tahun berlalu, gerai Mie Ayam & Hot Plate Eddy Group bertambah menjadi 25 outlet. Sebagian besar masih berada di Solo dan sekitarnya, seperti Klaten dan Boyolali. Lainnya di Jakarta dan Bogor. Dari jumlah tersebut, yang milik pusat masih satu gerai.

Untuk paket investasi juga ada perubahan. Dulu, nilainya sebesar Rp 30 juta dan Rp 80 juta, kini menjadi Rp 35 juta dan Rp 85 juta. Eddy menyatakan, kenaikan nilai paket investasi karena harga sebagian besar bahan baku dan peralatan naik. Dengan modal investasi tersebut, mitra akan mendapat perlengkapan dan peralatan, media promosi, pelatihan, mesin mi berkapasitas 50 kilogram (kg).

Tapi, mitra terbebas dari biaya royalti dan waralaba. Mereka hanya wajib membeli bahan baku dari pusat. Sedang untuk perpanjangan kerjasama kemitraan, biayanya akan dibicarakan kembali antara mitra dan pihak pusat.

Bagi investor di luar Jawa, Eddy menyediakan paket kemitraan khusus dengan nilai mulai Rp 100 juta. Itu sudah mempertimbangkan biaya pengiriman bahan baku dan lainnya. "Kami inginnya jual putus dan akan kami ajari resepnya," ungkap Eddy.

Selain paket investasi, harga jual mi ayam yang tersedia dalam 12 varian juga mengalami kenaikan. Dari semula Rp 11.000 hingga Rp 17.000 per porsi jadi Rp 13.000 sampai Rp 20.000 seporsi.

Meski berkembang, Eddy menyebutkan, gerai mi ayamnya tetap belum optimal dalam urusan pemasaran. Sebab, masih memakai pemasaran konvensional dan belum memanfaatkan teknologi. "Jadi, perkembangannya belum terlalu pesat," ujar dia

Rencana ke depan, Eddy ingin menggencarkan pemasaran lewat jalur online, agar perkembangan gerai mi ayamnya lebih cepat dan bisa segera tersebar di luar Solo, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

Saat ini, Mie Ayam & Hot Plate Eddy Group juga sudah bekerjasama dengan ojek daring untuk layanan pesan antar kepada konsumen. Kongsi layanan pesan antar tersebut jelas memudahkan mereka untuk menjangkau konsumen dengan lebih mudah.

Walah telah melakukan inovasi bisnis, Eddy masih belum bisa memastikan target penambahan gerai sepanjang tahun ini hingga tahun depan. Yang jelas, dalam waktu dekat, ada dua tambahan gerai di sekitar Jawa Tengah.

- Bakmi Gang Kemurnian

Bakmi Gang Kemurnian kini berganti nama menjadi Bakmi Senayan Jakarta. Usaha bakmi yang Darwin Alexandra rintis semenjak 2009 ini sempat berganti nama beberapa kali. Sebelum memakai nama Bakmi Senayan Jakarta, dia mengusung nama Bakmi Yamin Jakarta.

Pergantian nama dagang itu biar lebih populer di masyarakat. Soalnya, tidak semua orang mengetahui daerah Kemurnian. Meski dua kali berganti nama, perkembangan Bakmi Senayan Jakarta tidak terlalu agresif. Saat terakhir KONTAN ulas di 2017, mereka memiliki tiga gerai.

Sekarang, jumlah gerai Bakmi Senayan Jakarta ada enam outlet yang bercokol di Bali, Cikarang, dan Jakarta. "Faktor yang cukup menghambat perkembangan bisnis kami yaitu kepercayaan mitra," sebut Darwin kepada KONTAN, Jumat (8/3).

Sayang, Darwin tidak mengungkapkan secara detail masalah kepercayaan yang dimaksud. Meski sudah hampir satu setengah tahun berlalu, harga paket kemitraan yang dia tawarkan masih belum berubah, tetap Rp 35 juta untuk mitra yang ada di Bali dan Rp 50 juta di luar Bali.

Dari investasi tersebut, mitra akan memperoleh bahan baku awal, kartu nama dan nota, bantuan pemasaran online, banner, serta pelatihan karyawan. Kerjasama kemitraan berlaku selama satu tahun. Setelah itu, mitra cukup membayar biaya waralaba dan wajib membeli bahan baku bakmi dari pusat.

Agar tetap bisa bersaing dengan pelaku usaha mi lainnya, Darwin terus melakukan inovasi, baik dari segi manajemen maupun menu. Kini, Bakmi Senayan Jakarta juga menambahkan varian menu non-bakmi. Yakni, olahan chinese food dan grill seafood.

Upaya lain yang sudah Darwin lakoni adalah, menjalin kerjasama pembayaran digital, seperti Go-Pay dan Ovo. Langkah tersebut bertujuan agar bisa menjaring pembeli karena kerap kali ada program promosi dari pembayaran digital itu.

Dengan upaya tersebut, Darwin yakin, bisa menambah mitra bisnis lagi pada tahun ini. Sayang, ia tidak menyebutkan angka pastinya. Yang penting, ia bisa mendapatkan mitra bisnis yang betul-betul tertarik berbisnis mi dan menerima sistem kerjasama Bakmi Senayan Jakarta.

- Mie Pedas Njerit

Pendirinya adalah Diestha Cindy Martha. Mie Pedas Njerit buka pada 2014 di Madiun, Jawa Timur. Dua tahun kemudian, ia mulai menawarkan kemitraan usaha. Dan, usahanya mengalami perkembangan cukup pesat. Saat KONTAN menulisnya pada Oktober 2017, Mie Pedas Njerit baru punya 10 gerai di Madiun, Kediri, Bali, dan Bandung.

Sekarang, jumlah gerai Mie Pedas Njerit mencapai 50 outlet milik mitra, yang tersebar di berbagai kota di Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Banten, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Kalimantan. "Sampai akhir tahun saya targetkan bisa mencapai 100 gerai milik mitra," tutur Diestha optimistis sambil menyebutkan, dirinya hanya ingin mendapat mitra yang berkomitmen jangka panjang.

Nilai paket kemitraan yang Diestha tawarkan masih sama: Rp 25 juta, Rp 50 juta, dan Rp 70 juta. Dengan modal itu, mitra mendapat fasilitas, seperti perlengkapan dapur, meja kasir, kipas angin, speaker musik, cat mural, materi promosi, bahan baku awal, kulkas, dan frezeer. "Harga paket belum termasuk ongkos kirim," imbuh Diestha.

Untuk menu yang Mie Pedas Njerit sediakan, menurut Diestha, punya ciri khas tersendiri. Sesuai namanya, Mie Pedas Njerit menyediakan bakmi pedas dengan ragam tingkatan atau level. Ambil contoh, mi kuah dan mi goreng menawarkan level pedas 1 untuk dua cabai hingga level 20 sebanyak 150 cabai.

Harga mi juga masih belum berubah, mulai Rp 10.000 sampai Rp 20.000 per porsi. Ada menu baru, seperti nasi goreng atau dimsum.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×