Reporter: Anna Suci Perwitasari | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - MALANG. Di Desa Bedali, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang, Jawa Timur ada cara unik menikmati liburan sekaligus belajar bertani yakni, memetik buah melon hidroponik secara langsung. Wisata pertanian tersebut bernama Puspa Agraria, dan kini menjadi kebanggaan warga setempat.
Wisata panen melon yang sudah beroperasi sejak tahun 2023 tersebut makin digemari wisatawan, terutama keluarga dan pelajar yang ingin merasakan pengalaman bertani modern. Di bawah pengelolaan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Bedali, Puspa Agraria menawarkan konsep wisata edukatif sekaligus produktif.
Asal tahu saja, Puspa Agraria sudah memiliki dua green house dengan luas masing-masing sekitar 450 meter persegi. Namun, saat ini yang digunakan untuk panen melon, masih satu green house.
Baca Juga: Permen Jahe yang Tembus Pasar Global
Fajar Anam, Ketua Unit Pertanian BUMDes Desa Bedali mengatakan, modal awal untuk wisata panen melon ini sebesar Rp 150 juta. Dana tersebut digunakan untuk pembelian bibit melon yang pas untuk ditanam di green house tersebut.
Puspa Agraria memilih melon sebagai komoditas pilihan lantaran memiliki beragam varietas dan lebih mudah dalam pengelolaan kebunnya. Selain itu, harga melon pun cenderung lebih stabil sehingga harga jualnya tidak terlalu bergejolak di pasar.
Puspa Agraria pun memilih sejumlah varietas melon yang memiliki tekstur berbeda dengan melon yang banyak terdapat di pasar. Setidaknya ada tiga varietas melon yang jadi unggulan Puspa Agraria, yakni Devisa, Adinda dan Sweet Lavender.
Keuntungan dari wisata penen melon ini pun cukup menggiurkan. “Dari satu green house, omzet bisa mencapai Rp 40 juta sekali panen, dan dalam satu tahun, panen bisa dilakukan empat hingga lima kali,” jelas Fajar, Selasa (11/11/2025).
Jumlah tersebut menunjukkan potensi ekonomi yang menjanjikan, terutama untuk desa yang terus berinovasi dalam sektor pertanian.
Menariknya, sistem penjualan melon di Puspa Agraria sebagian besar berasal dari wisatawan yang datang langsung untuk memetik buah di greenhouse. Pengunjung bebas memilih melon matang yang ingin dibeli, menimbang sendiri, dan membawa pulang hasil panennya.
Harga jual untuk panen melon ini sebesar Rp 30.000 per kilogram. Di mana, berat satu melon biasanya berkisar antara 1,5 kg hingga 2 kg.
Jika masih ada sisa buah setelah masa panen, pihak pengelola menjualnya ke pasar lokal dan mitra penjualan.
Menariknya, bagi wisatawan yang ingin datang berkunjung, tidak di ada tiket masuk alias gratis.
Kesuksesan Puspa Agraria tidak lepas dari dukungan program Empower Academy yang digagas oleh Bangun Bangsa, sebuah inisiatif keberlanjutan dari Bentoel Group.
Baca Juga: Tawaran Kemitraan Gerai Ayam Khas Nusantara
Melalui program ini, Puspa Agraria mendapat pendampingan mulai dari manajemen pertanian hingga pengadaan green house yang jadi cikal bakal dari wisata penen melon ini.
“Pendampingan ini sangat membantu kami dalam mengelola pertanian secara profesional,” tambah Fajar. Untuk ke depannya, Puspa Agraria berharap dapat menggarap bisnis ini secara profesional.
Namun untuk saat ini, Puspa Agraria sudah menjadi sumber ekonomi baru bagi warga, dan keberadaan juga membuka lapangan kerja dan memperkuat identitas Desa Bedali sebagai desa wisata berbasis pertanian modern.
Kini, di antara deretan greenhouse yang rapi dan aroma manis melon yang memenuhi udara, Desa Bedali tumbuh menjadi contoh nyata bagaimana inovasi pertanian dan pariwisata bisa berjalan beriringan
Selanjutnya: Skema Ponzi China Terbongkar di Inggris, 61.000 Bitcoin Disita Polisi London
Menarik Dibaca: 5 Rahasia Berhasil Pensiun Dini Ala Robert Kiyosaki, Bukan Soal Uang Tapi Pola Pikir
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













