kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menjahit fulus dari Distro Jilbab Meidiani


Senin, 04 Maret 2013 / 11:26 WIB
Menjahit fulus dari Distro Jilbab Meidiani
ILUSTRASI. Seseorang menderita radang tenggorokan


Reporter: Marantina | Editor: Dupla Kartini

JAKARTA. Tren penggunaan jilbab atau kerudung terus berkembang saban tahun. Fenomena ini ditandai dengan munculnya berbagai kreasi jilbab yang membuat pemakainya lebih trendi. Artinya, peluang berbisnis jilbab masih  terbuka lebar asal kreatif. Potensi inilah yang dilirik oleh Meidiani Nurjanah dengan  mendirikan Distro Jilbab Meidiani.

Awalnya, Meidiani memproduksi jilbab di Makassar, dan mempromosikannya secara online sejak 2007 silam. Namun, mulai 2010, dia membuka distro perdana di Bandung, yang sekarang menjadi pusat bisnis Distro Jilbab Mediani.

Distro Meidiani memproduksi jilbab, mukena, dan turban atau inners (pelapis dalam jilbab). Ia menjual produk itu dengan harga mulai dari Rp 50.000 hingga Rp 400.000 per potong.

Manager Distro Meidiani Pusat, Yuyun bilang, pihaknya selalu memperbaharui koleksi setiap tiga bulan sekali. "Produk kami update dan disesuaikan dengan tren terbaru," tuturnya.

Supaya bisnis jilbab ini cepat berkembang, Distro Meidiani mulai menawarkan peluang kemitraan pada tahun 2010. Kini, Meidiani sudah memiliki tujuh mitra yang tersebar di Bogor, Bontang, Makassar, Bandung, Tangerang, Cimahi, bahkan Singapura.

Paket Rp 200 juta

Jika berminat, calon mitra harus menyiapkan investasi Rp 200 juta. Biaya itu sudah termasuk franchise fee sebesar Rp 40 juta. Mitra akan mendapatkan interior desain, rekrutmen dan pelatihan karyawan, sistem komputerisasi, dan promosi.

Menurut Yuyun, mitra harus menyiapkan ruangan dengan spesifikasi khusus, seperti ruang display berukuran 40 m2, ruang administrasi 40 m2, serta area parkir seluas minimal 30 m2. "Kalau bisa, cari lokasi yang jalannya mudah dikenali dan dijumpai," ujarnya. Mitra harus membeli produk dari kantor pusat, yang nilainya sekitar 50% dari omzet.

Yuyun memperkirakan, mitra bisa mengantongi omzet Rp 50 juta tiap bulan. Adapun, laba bersih alias keuntungan ditargetkan  sekitar 20%-40% dari omzet. Jika bisnis berjalan lancar, mitra  diprediksi bisa balik modal dalam waktu antara 1,5-2 tahun, tergantung pada lokasi gerai mitra.

Selain tawaran kemitraan, Distro Meidiani juga membuka peluang menjadi agen. Caranya, calon agen hanya membeli paket sampel produk senilai Rp 1 juta. Paket sampel itu terdiri dari 8-10 item jilbab, banner, serta katalog produk.

Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Waralaba Indonesia (Apwindo) Valentino Dinsi menilai, bisnis busana Muslim terus bertumbuh. Saban tahun, industri ini bisa bertumbuh berkisar 17%-20%.

Tapi, dia bilang, persaingan di bisnis ini pun sangat ketat, lantaran pasarnya relatif kecil. Maka, dia menyarankan, para pemain di bisnis jilbab menentukan segmen pasar yang spesifik.

Dengan begitu, bisa membuat nilai tambah atau keunikan yang benar-benar sesuai target pasar.  "Harus kreatif membuat program yang membuat customer membeli jilbab berulang-ulang kali," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×