CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Menjahit untung dari gaun pengantin muslimah


Rabu, 30 Oktober 2013 / 14:46 WIB
Menjahit untung dari gaun pengantin muslimah
ILUSTRASI. Aktivitas pekerja?PT Timah Tbk.


Reporter: J. Ani Kristanti, Melati Amaya Dori | Editor: Tri Adi

Tren busana muslim tanah air yang berkembang pesat dalam dua dekade terakhir, ikut memperbesar permintaan busana pengantin bagi muslimah. Bisnis ini pun kian menjanjikan karena bisa mendatangkan margin lebih dari 50% dengan desain yang eksklusif.

Ragam dan kreasi busana muslim tumbuh pesat di Indonesia. Selain jumlah pemakai busana muslim yang terus berkembang, rancangan busana muslim Indonesia diminati banyak negara. Bahkan, boleh dibilang, dalam dunia fashion muslim ini, Indonesia menjadi yang terdepan.

Bukan cuma busana muslim yang dipakai sehari-hari, tren fashion muslimah juga meluas ke gaun pengantin. Maklum, meski dalam balutan hijab dan pakaian yang lebih tertutup, pengantin muslimah tetap ingin terlihat cantik dan meninggalkan kesan sempurna dengan gaun yang dikenakan.

Irna Mutiara, pemilik butik Irna La Perle, butik khusus yang membuat busana pengantin muslimah, pun menuai banyak pesanan baju pengantin muslimah. “Terutama, dua tahun belakangan ini, perkembangan busana muslimah dan tren hijab mendongkrak permintaan busana pengantin muslimah,” jelas perempuan asal Bandung ini.

Menilik mayoritas penduduk Indonesia memeluk agama Islam, bisa dimaklumi jika permintaan busana muslim meningkat. Konsumen busana pengantin muslimah bukan hanya mereka yang sehari-hari berkerudung. “Permintaan semakin banyak karena pengantin muslim yang sehari-hari tak berhijab juga ingin mengenakan busaha pengantin muslim saat menikah,” jelas Popy Theodorin, desainer baju muslim berlabel merek Py.

Lantaran, sebagian calon pengantin menggelar prosesi pernikahan dalam dua bagian, akad dan resepsi, mereka sering  membedakan gaun untuk kedua prosesi tersebut. “Ketika resepsi mereka tak mengenakan baju muslim, namun pada saat akad nikah banyak pengantin berbusana muslim,” kata Irna.

Ria Miranda, pemilik House of Riamiranda pun mengamini kecenderungan itu. Baju pengantin muslimah banyak dipesan calon pengantin untuk acara akad nikah. “Pengantin tetap ingin terlihat cantik saat akad, seperti impiannya,” tutur Ria.

Selain dari Jakarta, permintaan gaun pengantin muslimah juga banyak berdatangan dari kota-kota besar di seluruh Indonesia. “Konsumen dari daerah ini biasanya datang saat ada pergelaran fashion show. Kalau tertarik, mereka langsung pesan dan deal harga,” tambah Irna.

Dalam sebulan Irna La Perle bisa mengerjakan hingga lima busana pengantin muslim. Bahkan, pesanan bisa berlipat dua hingga tiga kali pada saat Lebaran, Lebaran Haji dan saat banyak orang menghelat pernikahannya.

Membidik pasar kalangan menengah atas, banderol baju pengantin bikinan Irna berkisar mulai Rp 10 juta hingga lebih dari Rp 40 juta. Maklum, selain menyediakan gaun-gaun yang siap pakai (ready to wear), Irna juga menerima pesanan sesuai keinginan calon pengantin.

Hanya menerima busana pengantin dengan sistem pesanan, Popy mematok hasil rancangannya mulai Rp 2,5 juta hingga Rp 10 juta. Sayang, ia enggan menyebutkan jumlah pesanan yang diterima tiap bulan. ”Tiap bulan, selalu ada pesanan busana pengantin muslimah,” kata Popy yang baru terjun berbisnis busana jenis ini 1,5 tahun lalu.

Ia menangkap besarnya peluang lantaran belum banyak pemain yang fokus menggarap baju pengantin muslim ini. “Pembuatan busana pengantin muslimah banyak detail yang diperhatikan,” kata Popy.

Dalam pembuatan gaun pengantin ini, biasanya perancang akan menyiapkan seluruh perangkat, mulai dari sepatu, gaun pengantin, aksesori hingga kerudung. Kerudung bukan berupa selembar kain, namun lengkap dengan topi khusus dan aksesori tambahan supaya terlihat elegan dan mewah.

Potensi bisnis busana pengantin ini semakin besar mengingat Indonesia merupakan kiblat busana muslim dunia. Selain memenuhi permintaan pasar dalam negeri, banyak perancang dan pengusaha busana muslim di negeri ini yang mengirim produk mereka ke luar negeri, khususnya di negara-negara Timur Tengah. Jadi, bukan tak mungkin, mereka juga akan mendapat pesanan gaun pengantin muslimah dari pasar tersebut.

Peluang makin terbuka lebar, lantaran belum banyak pemain di bisnis ini. “Masih sedikit pemain yang paham akan pakem busana muslim, serta jarang yang dapat memenuhi kebutuhan pengantin,” papar Ria.

Bukan hanya itu, karena mengutamakan eksklusivitas, produsen baju pengantin muslimah ini juga bisa mengantongi margin lumayan besar.  Irna bilang, margin yang bisa diperoleh dalam pembuatan baju pengantin ini lebih dari 50%. Tertarik mencoba usaha ini?


Utamakan detail

Fashion merupakan salah satu bidang usaha kreatif. Karena itu, sebelum terjun ke bisnis busana pengantin muslim ini, yakinkan terlebih dulu bahwa Anda termasuk seorang yang kreatif. “Passion saya kepada baju pesta dan wedding menjadi modal terbesar mengawali bisnis ini,” ujar Popy.

Maklum, ide-ide segar untuk menemukan desain yang baru dan unik sangat dibutuhkan dalam bisnis ini. “Ide ini juga menjadi komponen yang paling mahal dalam sebuah produksi,” kata Irna.

Nah, dalam konteks usaha baju muslim, Anda harus memahami pakem busana muslim sebelum menerjuni bisnis ini. Adapun pakem-pakem dasar dalam merancang baju muslim adalah pakaian tersebut harus sepenuhnya menutup aurat.

Bagian yang boleh tidak tertutupi hanyalah wajah dan telapak tangan. Selain itu, pakaian juga harus longgar, tidak menerawang dan tak berlebihan dari segi warna ataupun desain.

Untuk baju pengantin muslimah, biasanya dibedakan dari kain yang dipakai, aplikasi hiasan, penggunaan aksesori, kerudung, hingga sepatu. “Selain itu, perbedaan mendasar baju pengantin ini adalah detail dan polanya, karena tujuan utamanya menekankan pada keindahan estetis,” kata Ria.

Busana pengantin muslimah ini juga menggunakan kain seperti gaun-gaun pengantin pada umumnya, untuk menunjukkan kesan elegan dan mewah. Bahan-bahan yang dipilih biasanya adalah satin, lace, tile, brokat, sifon dan sutra. Biasanya, kain yang dipakai adalah kain-kain impor, dengan harga mulai dari ratusan ribu rupiah hingga jutaan rupiah setiap meter.

Bahan-bahan impor ini bisa Anda dapatkan dari berbagai toko tekstil. “Ada banyak, kok, baik di Jakarta maupun Bandung,” kata Irna.

Untuk menampilkan keunikan pada desainnya, Irna juga menggabungkan beberapa kain tradisional dalam kreasinya. “Biasanya, saya ambil langsung dari daerahnya,” ujar Irna. Seperti sulam usus yang diambil dari Lampung, bordir dari Tasikmalaya dan kain sulam karawo dari Gorontalo.

Oh, iya, untuk menambah keindahan pada gaun-gaun pengantin itu, perancang juga menambahkan aplikasi berupa bordir, payet dan aksesori dari batu swarovski atau tiruannya. Ibarat tatanan rambut pengantin untuk pernikahan, kerudung tak boleh luput dari sentuhan kreatif. “Karena belum banyak yang memproduksi aksesori untuk kerudung pengantin muslim,” kata Popy.

Karena melibatkan banyak detail, pembuatan baju pengantin muslim membutuhkan waktu yang lumayan lama. Biasanya, waktu pembuatan berlangsung antara 3 bulan hingga 6 bulan. Dalam proses pembuatan ini, Anda juga harus rajin berdiskusi dengan konsumen, soal desain dan kenyamanan saat memakai gaunnya.

Salah satu tantangan untuk memulai bisnis ini adalah menemukan penjahit yang andal membuat gaun pengantin. Pasalnya, penggarapan gaun pengantin ini membutuhkan tangan-tangan yang berpengalaman. “Pengalaman mereka sangat penting, karena baju pengantin proses pembuatannya sangat detail dan merupakan satu kesatuan,” jelas Popy.

Pendapat senada juga disampaikan oleh Irna. Ia menetapkan standar khusus bagi karyawannya. “Karena pengerjaan baju pengantin membutuhkan ketelitian tinggi dan berhubungan dengan detail, standar saya adalah bisa memotong pola dan menjahit rapi, memasang payet ataupun bordir dengan rapi. Itu sangat penting,” jelas Irna yang mempekerjakan hingga 20 orang di butiknya.


Ikut fashion show

Ide dalam merancang busana pengantin muslimah sendiri bisa datang dari mana saja. Simak pengalaman Irna. Ia sering berdiskusi dengan sesama perancang pakaian muslim yang tergabung dalam Asosiasi Pengusaha dan Perancang Pakaian Muslim Indonesia. Dari diskusi itu, Irna menggali ide atau inspirasi. “Saat diskusi, kami juga sering membicarakan soal tren yang akan dikeluarkan dan lainnya. Tapi, tetap saja, perancang harus kreatif agar bisa menghasilkan rancangan yang beragam,” ujar dia.

Seperti produk lainnya, untuk memperkenalkan karya baju pengantin muslimah ini, Anda juga harus melakukan promosi. Saat ini, kegiatan promosi yang paling mudah dilakukan adalah memanfaatkan media internet. “Saya memulai promosi dengan memamerkan gaun pengantin saya yang sudah jadi di website. Dan ternyata, banyak orang yang memesan dari situ. Jadi, semakin banyak yang tahu,” kata Irna.

Cara lain, Anda bisa mengikuti fashion show. Namun, jurus promosi ini membutuhkan modal yang lebih besar, karena harus menyiapkan gaun pengantin sekaligus dana untuk menggelar fashion show. “Saya mengikuti acara yang bertema busana pengantin muslim. Jadi pasarnya tepat,” kata Popy.

Apakah Anda tertarik untuk berkreasi dengan busana pengantin muslimah?    



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×