Reporter: J. Ani Kristanti, Melati Amaya Dori | Editor: Tri Adi
Jumlah penduduk yang besar dan kondisi ekonomi yang stabil terus mendorong pertumbuhan industri properti. Permintaan rumah pun terus melaju. Proyek-proyek pengembangan kawasan juga menyebar hingga pinggir kota-kota besar.
Tingginya permintaan hunian, baik berupa rumah tinggal tapak atau apartemen, akhirnya menggairahkan berbagai usaha yang berkaitan dengan bahan bangunan. Satu usaha yang ikut tumbuh subur di masa kini adalah penjualan baja dan
besi-besi beton.
Beberapa tahun terakhir, baja dan besi beton, seperti kayu di masa lalu, dijual di gerai-gerai khusus. Kebutuhan baja maupun besi beton, yang dipergunakan untuk mendukung struktur bangunan, terbilang cukup besar. Kebutuhan baja dan besi juga beragam, baik dalam jenis maupun ukurannya.
Alhasil, banyak konsumen yang lebih senang berbelanja bahan bangunan ini di gerai-gerai ritel yang khusus menjual besi dan baja. Tak heran, toko ritel besi dan baja ini kian banyak bermunculan mengikuti pertumbuhan proyek properti di suatu daerah.
Proyek-proyek properti yang masih menderu pun kian melebarkan peluang bagi bisnis ritel besi dan baja ini. Kondisi ini yang mendorong Donny Wardhana, pemilik Hi Steel, terus membuka cabang-cabang baru dalam empat tahun terakhir.
Terjun ke bisnis ini sekitar tahun 2008, kini, Donny telah membuka empat cabang Hi Steel. Gerai besi dan baja miliknya tersebar di Jakarta, Bekasi, Tangerang, Bogor dan Karawang. Dia mengakui, pertumbuhan penjualannya cukup tinggi. Sebagai contoh, penjualan gerai di Bekasi sudah berlipat hingga tiga kali sejak buka empat tahun silam.
Donny pun menyebut, bisnis gerai ritel baja dan besi ini masih menyimpan potensi besar. “Selama pertumbuhan ekonomi baik dan stabil dan terus mendorong permintaan rumah, potensi bisnis ini cukup baik,” ujar mantan karyawan di salah satu bank asing ini.
Daerah-daerah yang berpotensi untuk pendirian gerai baja, menurut Donny, adalah kawasan yang sedang dikembangkan. “Jika ada rencana pengembangan kota satelit itu bagus,” kata dia.
Selain Jakarta, beberapa kota besar lainnya di Jawa atau luar Jawa, juga punya peluang yang baik untuk gerai ritel besi dan baja ini. “Saya juga mengirimkan beberapa produk ke luar Jawa,” ujar dia.
Almira, Manajer Pemasaran CV Surabaya Baja, ikut menguatkan potensi usaha di toko ritel baja dan besi. “Karena masih ada dampak dari pesatnya perkembangan industri properti dalam negeri, di daerah masih sangat bagus,” jelas dia.
Di gerainya Donny menawarkan berbagai jenis baja dan besi beton. Dia membagi barang barang dagangannya dalam tiga kelompok besar. Masing-masing adalah baja (pelat baja, profil baja, dan CNP), baja ringan yang biasanya dipakai untuk konstruksi atap, dan besi beton yang digunakan dalam rangka beton. Dari ketiga produk ini, penjualan tertinggi berasal dari besi beton.
Selain itu, Hi Steel juga menyediakan genteng metal, aksesori, seperti baut, paku, kawat bendrat, cat serta perlengkapan lainnya, seperti gunting baja, atau mata bor.
Tidak hanya melayani pembelian ritel atau perorangan, Hi Steel juga banyak menerima pesanan dari berbagai proyek besar, seperti pembuatan jembatan, gedung bertingkat, dan lainnya, baik milik pemerintah atau swasta. Untuk proyek-proyek tersebut, yang membutuhkan spesifikasi besi atau baja dengan dimensi tertentu, biasanya dilakukan proses pemesanan terlebih dahulu.
Selain itu, banyak pula toko-toko bangunan yang mengambil stok dari gerai khusus ini. Demikian pula, para aplikator juga sering berbelanja untuk usaha mereka.
Harga besi dan baja ini dihitung ber batang, mulai dari
Rp 15.000 per batang, untuk besi beton ukuran 4 milimeter (mm)–5 mm, hingga Rp 369.000 untuk besi beton berukuran 25 mm. Adapun harga baja ringan mulai Rp 70.000 per batang sepanjang enam meter (m).
Omzet bisnis gerai ritel besi dan baja ini berkisar Rp 500 juta hingga Rp 1,2 miliar per bulan, tergantung skala gerai. Namun seperti usaha perdagangan lain, margin bisnis ini cukup tipis. “Sekitar 6% hingga 7%,” kata Donny. Maklum, pelaku usaha yang makin banyak membuat harga harus bersaing. Akibatnya, margin yang diambil tak terlalu besar.
Tidak jauh berbeda, Surabaya Baja juga mengelompokkan produknya menjadi beberapa bagian. Ada kelompok besi, yang terdiri dari besi beton polos/ulir, pelat, bordes, as, CNP, UNP, INP, H-beam, dan lainnya. Lalu, baja ringan yang terdiri dari truss, reng galvalum, pipa kotak hollow, tali air, dan lainnya, serta produk aluminium, stainless steel, hingga produk polikarbonat.
Tanpa memerinci omzet penjualan per bulan, Almira menyebut, dalam sebulan penjualan per item bisa mencapai puluhan hingga ratusan unit. Harga besi dan baja ini ditentukan dari berat. “Misal, ada pelanggan belanja sekitar 2 ton, pembayarannya bisa mencapai puluhan juta rupiah,” tutur dia.
Sistem kontrol
Apakah Anda tertarik terjun ke bisnis ini? Satu hal yang harus digarisbawahi, harga besi dan baja cukup berfluktuasi. Alhasil, Anda harus pandai-pandai menerapkan strategi harga. Donny pun banyak menggunakan ilmunya, sebagai trader valuta di bank dulu, untuk menyiasati kenaikan harga dan stok barang.
Membuka toko ritel besi dan baja bisa dimulai dari skala kecil atau langsung besar. Hi Steel sendiri dimulai dengan gerai seluas sekitar 1.000 m2. Donny merogoh koceknya hingga Rp 400 juta sebagai modal untuk menyewa lahan, renovasi, dan belanja barang.
Namun, memulai gerai yang kecil juga masih memungkinkan. “Seperti cabang kami di Pamulang lahannya hanya 300 m2,” ujar dia.
Seperti toko lain, lokasi yang ideal untuk gerai ritel ini adalah tempat yang ramai dan mudah dicapai. “Pinggir jalan dan banyak kendaraan yang lalu-lalang di jalan tersebut karena keberadaan gerai sekaligus sebagai sarana promosi,” kata Donny. Selain itu, tempat semacam itu juga memungkinkan kendaraan yang akan mengambil dan mengantar barang.
Jika sudah mendapatkan lokasi yang cocok, Donny pun menyarankan untuk menyewanya selama dua tahun terlebih dahulu supaya tidak memberatkan. Dia menuturkan, kalau masa-masa genting bisnisnya berlangsung selama 4–5 tahun, sebelum akhirnya mencapai tahap kemapanan. “Yang paling utama dari bisnis ini adalah memiliki pasar dan sistem yang baik,” terang dia.
Bentuk gerai seperti gudang tanpa dinding. Tidak perlu tempat yang tertutup, supaya produk yang dijajakan agar calon pembeli bisa melihat dari luar. Mereka yang berniat membeli, juga bisa langsung memilih. Anda juga perlu mengatur tempat penyimpanan. Produk-produk yang rentan terkena air harus diletakkan di tempat yang terlindung atap.
Stok besi dan baja ini bisa diperoleh dari berbagai sumber. Tak semua barang diambil dari pabrik, karena mereka menerapkan kuota pembelian minimum, dengan nilai yang cukup besar. Oleh karena itu, Donny juga mengambil stok dari distributor dan pemasok.
Beda halnya dengan baja ringan. Banyak pabrik dan agen-agennya yang justru menawarinya secara langsung. Selain itu, batasan pembelian masih kecil. Pabrik-pabrik baru pun masih gencar berpromosi dan menerapkan sistem konsinyasi.
Ada baiknya pula, Anda membina hubungan dengan para pemasok tersebut. Jika sudah memiliki hubungan yang baik, mereka akan menawarkan termin pembayaran yang lebih lunak, dengan jangka waktu 30 hari. Tak hanya itu, pemasok juga akan berbagi informasi dengan cepat, bila ada rencana kenaikan harga, hingga Anda bisa mengatur stok.
Seperti telah disebutkan, agar usaha ini terus berjalan dan menguntungkan, dibutuhkan sistem kontrol yang baik. Kontrol harus dilakukan mengingat jumlah barang di toko sangat baik. Caranya, Anda harus rajin mencatat arus barang yang masuk dan keluar dengan rapi. “Karena jika ada selisih dan kita tidak tahu asal usul selisihnya, jika tertumpuk, bisa langsung rugi ratusan juta,” seru Donny.
Supaya pengelolaan stok barang ini tercatat dan rapi, dia pun mengangkat karyawan yang bertanggungjawab di bidang ini. “Jadi, setiap ada pengiriman barang, harus dihitung dengan benar dan ada pengesahannya. Demikian juga untuk barang yang datang,” jelas Donny yang kini mempekerjakan 14 karyawan di gerainya.
Oh, iya, soal harga yang fluktuasi. Supaya bisa memprediksi adanya kenaikan dengan tepat, Anda juga harus memperhatikan informasi terkait bahan baku besi dan baja. Gali pengetahuan, faktor-faktor apa saja yang sering mempengaruhi kenaikan harga baja, seperti harga minyak bumi, bijih besi, dan kurs mata uang dollar Amerika Serikat. Maklum, masih banyak bahan baku baja, besi, dan baja ringan yang merupakan barang impor.
Untuk promosi, selain memasang papan nama yang besar di lokasi gerai, Anda bisa menyebar brosur ke proyek-proyek pembangunan. Namun, Donny mengakui, promosi yang paling ampuh adalah dari mulut ke mulut. “Saya banyak mendapat konsumen baru dari rekomendasi pelanggan,” kata dia.
Selain itu, Donny juga membuat website, www.histeel.co.id, untuk merambah konsumen dari daerah. “Ada beberapa pembeli dari luar Jawa yang mengetahui keberadaan kami dari website,” ujar dia.
Tertarik?
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News