kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.350.000   -4.000   -0,17%
  • USD/IDR 16.665   -20,00   -0,12%
  • IDX 8.272   -2,63   -0,03%
  • KOMPAS100 1.147   -2,68   -0,23%
  • LQ45 828   0,00   0,00%
  • ISSI 290   -1,26   -0,43%
  • IDX30 434   0,97   0,22%
  • IDXHIDIV20 499   3,67   0,74%
  • IDX80 127   -0,55   -0,43%
  • IDXV30 136   -0,78   -0,57%
  • IDXQ30 138   0,41   0,30%

Menjaring Fulus dari Produk Sepatu Handmade


Sabtu, 25 Oktober 2025 / 07:15 WIB
Menjaring Fulus dari Produk Sepatu Handmade
ILUSTRASI. Produk sepatu homemade Gloeshoes


Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Biasanya, kebutuhan pribadi bisa menjadi ide usaha atau bisnis. Inilah yang terjadi pada Nabella Zya Arofa saat mendirikan Gloeshoes, merek sepatu kulit yang berbasis di Malang, Jawa Timur.

Awal usahanya bermula, tatkala Bella, sapaan akrabnya, merasa sulit memilih sepatu kulit yang sesuai dengan kakinya. Maklum, ia punya bunion di kaki kirinya. Ini benjolan tulang di sisi luar pangkal ibu jari. 

Melihat kebutuhan tersebut, terbersit ide untuk membuat sepatu kulit yang sesuai kebutuhan pelanggan secara personal. Apalagi, di Malang terdapat sejumlah perajin sepatu yang belum terserap oleh industri. 

Akhirnya, di Agustus 2019, Nabella mendirikan usaha sepatu dengan label Gloeshoes. Dia pun terus mengasah ketrampilan membuat desain sepatu yang tetap tren. Tujuannya satu, menghadirkan sepatu dengan desain modern dan timeless

"Kenapa tidak kita kembangkan potensi mereka lewat produk handmade bernilai tinggi?" katanya kepada KONTAN. 

Baca Juga: Menjahit Mimpi untuk Keindahan Ujung Kaki

Di awal berdiri, Gloeshoes hanya memproduksi dalam jumlah terbatas dengan sistem made by order. Semua proses, mulai dari pemilihan bahan kulit hingga finishing, ia lakukan secara manual bersama para perajin. 

Seiring waktu, koleksinya berkembang menjadi woven shoes, mary jane, loafers, heels, hingga sandals.

Dus, produksinya pun melonjak. Jika di awal usaha, Bella hanya mampu memproduksi sekitar 20 pasang sepatu per bulan, kini kapasitas produksinya meningkat hingga 200–250 pasang per bulan.

Berkat pemasaran digital yang ia lakukan, permintaan dari luar negeri pun semakin menguat. Pertanda, produk sepatu handmade Indonesia mulai mendapatkan tempat di pasar global.

Untuk terus menjaga roda usahanya berputar, Bella dan tim menyiapkan sejumlah agenda. Mulai dari mengikuti pameran nasional, membuka pop-up store di luar negeri, hingga meningkatkan kapasitas produksi.

Selain itu, Gloeshoes akan meluncurkan koleksi baru yang ramah untuk kaki dengan bunion. Ini untuk menjawab kebutuhan pelanggan yang sering kesulitan mencari sepatu nyaman di kaki mereka.

Untuk menunjang berbagai agenda itu, Bella memperkuat promosi digital lewat  media sosial dan marketplace. Sehingga, brand awareness semakin luas.

Lewat langkah tersebut, Bella menargetkan pertumbuhan bisnis 70%–80% di tahun depan, baik dari sisi omzet maupun jumlah pelanggan. Saat ini, rata-rata omzet Gloeshoes berkisar antara Rp 60 juta dan Rp 80 juta per bulan.

Gloeshoes juga ingin menggandakan jumlah pelanggan loyal serta mulai menembus pasar ritel offline melalui kolaborasi dengan butik-butik lokal.

Untuk menjaga bisnis, Bella terus melakukan pelatihan ke perajin sepatu serta aktif edukasi pasar terkait Gloeshoes.

Selanjutnya: Gerak Saham Big Banks Bervariasi Minggu Ini, Peluang Rebound Minggu Depan

Menarik Dibaca: Redmi K90 Pro Max Akan Segera Meluncur, Bawa Fitur Unggulan Apa Saja? Cek di Sini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Tag


TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×