Reporter: Havid Vebri | Editor: Havid Vebri
Produsen pernak-pernik Imlek panen order menjelang perayaan Imlek 2564 yang jatuh pada Minggu (10/2) nanti. Salah satu pernak-pernik Imlek yang banyak diburu menjelang perayaan Tahun Baru China ini adalah lampu lampion.
Hari Basuki, produsen lampion di Malang, Jawa Timur mengatakan, permintaan lampion selama musim Imlek tahun ini meningkat hingga 100% dari biasanya.Menurutnya, peningkatan pesanan sudah terasa sejak akhir tahun lalu. "Akhir Desember sudah mulai ramai," katanya.
Tren tersebut biasanya berlangsung sampai seminggu sebelum Imlek. Sejak akhir Desember itu, Hari sudah memproduksi hingga 4.000 lampion. Konsumennya tersebar di beberapa lokasi, seperti Jawa Timur dan Jakarta.
Selain konsumen perorangan, banyak juga konsumen perusahaan yang memesan lampion di tempatnya. Konsumen perusahaan ini rata-rata memesan minimal 100 lampion. "Bahkan ada yang sekali pesan hingga 1.500 lampion," ujarnya.
Sementara konsumen perorangan paling maksimal 50 lampion sekali pesan. Hari membatasi jumlah pesanan minimal 20 pieces. Selain menyediakan model sendiri, Hari juga menerima pesanan model atau bentuk lampion sesuai permintaan pelanggan.
Untuk bahan lampion, ia menggunakan kertas dan kain. "Harga per pieces mulai Rp 35.000 - Rp 250.000," katanya.
Dengan harga jual di kisaran itu, Hari mengaku bisa meraup omzet minimal Rp 50 juta per bulan.
Bila tidak sedang Imlek, tentu omzet jauh di bawah itu. "Soalnya, kalau hari biasa, produksi paling cuma 1.000 per bulan," jelasnya. Selain Imlek, permintaan lampion juga ramai menjelang perayaan 17 Agustus. Jumlah pesanan yang didapatnya hampir sama dengan saat Imlek.
Heri, produsen kue keranjang dan dodol di Tangerang, Banten, juga menikmati derasnya permintaan sejak awal Januari. Tren ini, kata dia, berlangsung sampai seminggu sebelum Imlek. "Sekarang, kami sudah tidak berproduksi," katanya.
Sejak Januari sampai menjelang seminggu sebelum Imlek, Heri berhasil memproduksi sebanyak 500 kilogram (kg) kue keranjang dan 600 kg kue dodol.
Adapun omzet yang berhasil dikantongi Heri lebih dari Rp 37 juta selama dua bulan itu. "Kebanyakan konsumen saya berasal dari sekitar Banten," katanya.
Heri mengaku, permintaan kue keranjang dan dodol pada Perayaan Imlek tahun ini lebih tinggi ketimbang perayaan Imlek tahun lalu. Ia memperkirakan semakin banyak orang tahu kualitas produknya. "Rasa manis dari gula asli, tanpa bahan pengawet," ujarnya.
Sebelumnya, Heri juga pernah menjual lampion. Namun, untung dari bisnis ini kecil lantaran ia hanya mengambil barang dari pihak lain. Labanya jauh lebih gede dengan berjualan kue keranjang dan dodol hasil produksi sendiri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News