kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Perlengkapan Imlek, berkahnya selalu datang


Jumat, 27 Januari 2012 / 14:59 WIB
Perlengkapan Imlek, berkahnya selalu datang
ILUSTRASI. BTPN Syariah.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Tri Adi

Penjual patung Buddha, patung naga, dan hio rupanya tidak hanya kebanjiran order saat Imlek tiba. Mereka kerap mendapatkan permintaan di hari biasa. Khusus Imlek ini, mereka bisa meraup omzet Rp 50 juta sampai Rp 100 juta.

Penjual patung Buddha, patung naga, dan hio sedang ketiban rezeki nomplok saat Imlek. Dalam bulan ini mereka bisa mengantongi peningkatan omzet hingga 100% ketimbang biasanya.

Freddy Tio, pemilik PT Banlee Citra Nusa mengungkapkan, penjualan atribut seperti patung Buddha, patung naga naik tajam. Untuk harganya, dia banderol Rp 50.000-Rp 1 juta per buah. Dalam bulan ini, dia bisa menjual 80 patung naga. "Omzet saya bulan ini Rp 100 juta dengan laba bersih 20%. Omzet itu lebih tinggi dibandingkan dengan hari biasa yang mencapai Rp 50 juta per bulan," katanya.

Dia mengatakan, untuk patung Buddha dan patung naga berukuran kecil dibuatnya sendiri. Sementara patung berukuran besar didatangkan dari China. Sebab, kata Freddy, patung-patung besar agak rumit cara pembuatannya.

Selain itu, Freddy juga menjual kertas-kertas sembahyang bagi masyarakat Tionghoa. Ia menjual satu set kertas sembahyang seharga Rp 4.500 berisi puluhan kertas. Kertas-kertas itu akan dibakar saat berdoa di rumah ibadah seperti vihara atau kelenteng. Adapun hio dijual mulai dari Rp 20.000 hingga Rp 60.000 yang berisi dua kilogram (kg) dupa.

Freddy memproduksi sendiri semua perlengkapan sembahyang tersebut. Ia membuat perlengkapan sembahyang dari ukuran kecil sampai paling besar. "Saya juga punya pabrik kertas sembahyang," imbuh Freddy yang memulai usaha sejak awal 2011 di Batam itu.

Menurut Freddy, saat ini konsumennya kebanyakan berasal dari Jakarta, Surabaya, Sumatra, dan Batam.

Pedagang lain yang kecipratan untung berlipat adalah Toko Fushan, di Jakarta. Yanti, pengelola toko tersebut mencontohkan, penjualan hio pada bulan ini naik 100% ketimbang bulan biasa. Ia mengaku, pada momen Imlek tahun ini, tokonya bisa mendapatkan omzet sebesar Rp 50 juta dengan laba sekitar 7%. "Biasanya omzet saya Rp 25 juta per bulan," ungkapnya.

Toko ini membanderol hio mulai dari Rp 6.000 hingga Rp 60.000 per dua kilogram dupa. Harga itu tergantung jenis kayu yang digunakan. "Biasanya jenis kayu gaharu yang paling mahal," jelasnya.

Yanti juga menjual tempat menancapkan hio bernama hiolo. Harganya dari Rp 50.000 - Rp 200.000 per buah. "Kalau yang besar bisa sampai Rp 1 juta," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×