kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.908.000   -6.000   -0,31%
  • USD/IDR 16.314   11,00   0,07%
  • IDX 7.190   49,38   0,69%
  • KOMPAS100 1.031   5,12   0,50%
  • LQ45 784   4,32   0,55%
  • ISSI 236   1,76   0,75%
  • IDX30 405   2,28   0,57%
  • IDXHIDIV20 466   3,47   0,75%
  • IDX80 116   0,74   0,64%
  • IDXV30 118   1,40   1,19%
  • IDXQ30 129   0,64   0,50%

Merek Niluh Djelantik diterima di pasar global (3)


Senin, 21 September 2015 / 13:25 WIB
Merek Niluh Djelantik diterima di pasar global (3)


Reporter: Merlina M. Barbara | Editor: Tri Adi

Membesarkan produk hingga melanglang buana tidak dengan mudah diraih Ni Luh Djelantik. Dia harus kehilangan merek Nilou akibat masalah hak paten. Namun, dengan merek Niluh Djelantik, produknya kini makin diterima pasar global.

Membesarkan bisnis sepatu lewat kecintaannya yang besar terhadap alas kaki dilewati Ni Luh Djelantik dengan berbagai cobaan. Salah satunya, ketika merek usahanya Nilou telah dipantenkan oleh pihak lain. Sejak awal, Ni Luh memang membuat sepatu lewat buatan tangan dari para perajin di Bali. Alasannya sederhana, ini untuk memberikan penghargaan kepada para perajin terhadap karya mereka.

Inilah yang membuat Ni Luh menolak tawaran dari agen di Australia dan Prancis untuk memproduksi sepatu secara massal di China. "Saya tak mau apa yang dibina dari nol dibawa ke luar negeri," tegasnya.

Ini berakibat pada pecah kongsi dan merek Nilou sudah dipantenkan oleh pihak tersebut di 2007. Mau tak mau, Ni Luh harus menelan pil pahit dan dia pun akhirnya mengubah merek sepatunya menjadi Niluh Djelantik.

Semenjak itu, dirinya kembali ke belakang layar dengan berkonsentrasi memproduksi sepatu untuk desainer asing.

Ni Luh sempat trauma dan berhati-hati untuk bekerjasama dengan pihak luar setelah kejadian pencatutan merek tersebut. Dia pun lantas mematenkan merek Niluh Djelantik agar kejadian tersebut tidak terulang.

Produknya yang tetap terjaga dari sisi kualitas membuat sepatu Niluh Djelantik kembali menghiasi etalase sejumlah butik di berbagai negara di Eropa, Australia dan Selandia Baru. Bahkan, brand baru ini telah berhasil menembus Globus Switzerland pada 2011, yang merupakan salah satu perusahaan ritel terkemuka di Eropa. Selain itu, Ia juga telah bekerja sama dengan ritel terkemuka untuk membuka Niluh Djelantik di Rusia.

Meski sudah mengecap kesuksesan, bukan berarti semuanya bakal berjalan mudah. Ia amat mengeluhkan sikap dan kebijakan pemerintah terkait penghapusan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) yang dapat mematikan industri kreatif dalam negeri.

Menurutnya, jika pemerintah menghapus PPnBM maka seharusnya turut membuat kebijakan yang bisa meminimalkan pajak impor bahan baku dan material yang memang harus diimpor. Karena di dalam negeri belum tersedia komponen-komponen dengan kualifikasi standar internasional.

Ia bilang, bahan dan material Niluh masih ada yang harus di impor dari Italia dan Prancis, sehingga membuat harga sepatu menjadi tiga kali lipat dibandingkan brand Eropa yang notabene menggunakan komponen lokal. "Nah itulah yang menjadi kendala kami, seperti maju kena, mundur kena," keluhnya.

Ia punya cita-cita agar merek Niluh Djelantik bisa dipantenkan di banyak negara di luar negeri. Meski tak gentar menghadapi persaingan dengan brand-brand luar entah itu Spanyol, Italy, Portugal, Inggris, dan Prancis, namun ia berharap pemerintah bisa menjembatani agar mematenkan brand bisa jauh lebih mudah dan murah ketimbang saat ini.

Dengan membawa nama Indonesia ke kancah internasional, siapa yang tahu di masa depan produknya bisa setenar merek fesyen ternama dari luar negeri seperti Hermes.        

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×