Reporter: Fransiska Firlana | Editor: Tri Adi
Anak-anak memang pangsa pasar yang empuk. Tak heran, banyak bisnis yang menyasar segmen bocah. Salah satunya, usaha penyewaan mainan tunggangan di mal. Asal cermat memilih lokasi, Anda bisa meraup keuntungan lumayan.
“K alau ada penyewaan mainan anak, saya jadi santai berbelanja. Anak tidak rewel minta pulang,” cetus Irene. Ia sedang menunggui anaknya yang asyik mengendarai mobil-mobilan elektrik di salah satu pusat perbelanjaan modern di Jakarta.
Irene bilang, anaknya yang berusia 4 tahun itu sudah tidak mau naik permainan yang hanya bergerak di tempat. Si mungil terus ingin bermain dengan mainan yang bisa dikendarai dan bisa berjalan seperti mobil elektrik atau animal car ride.
Mobil elektrik yang juga sering disebut dengan battery car ini merupakan mainan anak yang bertenaga aki mobil 12 volt/40 ampere. Sedangkan animal car ride atau walking animal bertenaga baterai aki 12 volt/1,5 ampere dan memiliki kecepatan 4 kilometer per jam dengan kemampuan putaran 45 derajat. Mainan ini dioperasikan dengan baterai isi ulang.
Biaya sewa hanya Rp 10.000 per 10 menit, tentu tidak menjadi soal bagi Irene. Yang jelas, dengan adanya penyewaan mainan di mal, dia bisa berbelanja dengan tenang dan si anak bisa bermain ditemani pengasuh atau suaminya. “Anak saya juga tidak bosan, hanya ikut mamanya jalan memilih barang belanjaan. Jadi, sekarang kalau mau belanja, saya mesti cari mal yang ada mainannya,” kata ibu dua anak ini.
Masih banyak orangtua lain yang juga memperlakukan anak sedemikian rupa ketika datang ke pusat perbelanjaan modern seperti mal. Seiring dengan pertumbuhan pusat perbelanjaan modern di berbagai kota, bisnis permainan anak semacam ini semakin merebak. Bukan hanya arena permainan anak yang dicari, yang sedang tren saat ini adalah penyewaan mainan tunggangan anak yang dikendalikan oleh baterai.
Erlina, pemilik Happy Play, mengatakan bahwa pangsa pasar anak-anak itu tidak akan pernah habis. Menjamurnya pusat perbelanjaan modern memang bisa mendatangkan peluang usaha bagi pelaku bisnis yang jeli. Termasuk usaha penyewaan permainan tunggangan anak ini. “Asal tahu saja, peluang usaha semacam ini tidak hanya terkonsentrasi di kota besar. Pelanggan saya justru banyak di pinggiran,” kata Erlina, yang sudah menjalankan bisnis permainan anak sejak lima tahun lalu.
Menurut dia, jangan menganggap pendapatan masyarakat di pinggiran kota itu rendah sehingga tidak potensial untuk membuka bisnis hiburan. Kebanyakan masyarakatnya justru memiliki pendapatan yang besar tapi minim pengeluaran karena jauh dari pusat hiburan. Jadi, bila membuka usaha hiburan di pinggiran, jangan takut tidak laku. “Mereka haus hiburan,” ujar Erlina.
Wisnu Wijanarko, General Manager PT Kids Land Indonesia, sependapat. Selain di pinggiran kota masih banyak yang haus hiburan, lokasinya masih banyak yang cukup luas. Sebab, untuk usaha semacam ini membutuhkan area sedikitnya 5 meter x 5 meter persegi untuk sedikitnya 5 mobil elektrik.
Nah, kalau tetap mau buka di kota besar, jangan mengincar mal-mal yang besar. Sebab, ongkos sewanya mahal. “Bila hanya untuk buka satu usaha atau hanya menawarkan satu jenis mainan, balik modalnya agak lama atau bahkan sulit,” ujar Wisnu. Wisnu menyarankan Anda membuka usaha semacam itu di pusat perbelanjaan sekelas International Trade Center atau ITC. Selain sewa lebih murah, pengunjungnya juga banyak. Paling tidak, dalam sehari bisa saja 50 anak yang menyewa.
Bahkan, penyewaan mainan anak semacam itu bisa dioperasikan di tempat belanja sekelas minimarket. Syaratnya, minimarket itu berlokasi di areal yang bisa dipakai untuk berkeliling si mainan.
Yang menarik, keuntungan yang bisa diperoleh dari bisnis tunggangan anak ini lumayan besar. Erlina mencontohkan, penyewaan mobil elektrik. Keuntungan yang diraup bisa mencapai 40%–50% dari omzet. Alhasil, sudah bisa balik modal dalam jangka waktu cukup singkat, 2 bulan–3 bulan, tergantung pangsa pasar di lokasi.
Nah, bila Anda tertarik menjalankan bisnis ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan.
• Sebagai pemula jangan investasi terlalu besar
Bila Anda baru memulai bisnis ini, ada baiknya investasi yang digelontorkan jangan terlalu besar. Sedikitnya Rp 20 juta–Rp 25 juta sudah cukup untuk membuka usaha penyewaan mobil elektrik. Dana itu digunakan untuk membeli mobil elektrik sebanyak 5 unit dengan harga Rp 3 juta per unit. Membeli 5 baterai cadangan
Rp 2 juta. Baterai ini diperlukan untuk mengantisipasi bila ada baterai yang sedang dicas.
Lalu, untuk membeli perlengkapan Rp 500.000, dan untuk membayar gaji 2 karyawan Rp 1,6 juta. Sewa tempat sebesar Rp 5 juta per bulan. Ada juga biaya promosi Rp 200.000.
Menurut Erlina, untuk permulaan memang sebaiknya mainan yang disewakan tidak terlalu banyak. Istilahnya, untuk tes pasar. Nah, bila sudah mendatangkan keuntungan, baru menambah jumlah atau jenis mainan yang disewakan. “Jadi, kalau memang bisnis itu tidak berjalan, kerugiannya tidak besar,” tandas dia.
Suriani, salah satu pemasar mainan, mengatakan, untuk mengantisipasi kerugian atau untuk mempercepat modal kembali, ada baiknya memilih mainan yang tepat dengan harga yang tidak terlalu mahal.
Ambil contoh, mainan animal car ride. Mainan ini memang tampilannya lebih lucu dan menarik daripada mobil-mobilan elektrik, tapi harga per unitnya cukup mahal, sekitar Rp 9 juta hingga Rp 12 juta per unit. “Ini balik modalnya lama. Karena investasinya cukup besar,” jelasnya. Bayangkan, sebagai investasi awal, sedikitnya Anda harus memiliki 4 unit animal car ride. Jadi, untuk membeli mainan saja, Anda harus mengeluarkan uang Rp 36 juta.
Mainan animal car ride pun membutuhkan lebih banyak karyawan. Sebab, penunggangnya perlu didampingi dan mainan ini tidak dilengkapi dengan remote control sehingga tidak bisa dikendalikan oleh petugas yang jaga. Jadi, bila ada 5 unit mainan, sedikitnya harus ada 5 karyawan juga. “Jadi, ya, operasionalnya akan besar sekali,” terang Wisnu. Beda dengan mobil elektrik yang dilengkapi remote control sehingga dengan
5 unit mainan, cukup mempekerjakan 2 karyawan.
• Survei lokasi & promosi
Nah, yang harus diperhatikan secara cermat adalah masalah lokasi. Ini sangat berpengaruh terhadap omzet yang akan Anda raup. Menurut Wisnu, pengamatan ini dilakukan setiap hari. Hitung berapa banyak anak-anak yang datang ke lokasi. Bandingkan dengan hari biasa dengan hari libur. Untuk mendapatkan lokasi di mal, susah-susah gampang. Biasanya, jika memang usaha itu menarik dan belum ada di mal, akan mendapatkan izin.
Survei lokasi ini juga akan berpengaruh terhadap biaya sewa yang akan dikeluarkan. Jika memang malnya ramai, plus tidak ada saingan, lebih baik bernegosiasi untuk menerapkan sistem sewa. “Seandainya Anda masih ragu-ragu, bisa menerapkan sistem bagi hasil dengan pengelola mal,” ujar Erlina. Bagi hasilnya bisa 75:25. Jadi, tidak akan terlalu rugi.
Setelah mendapatkan lokasi yang cocok, selanjutnya tentukan arena permainannya. Pilih yang dekat dengan pintu masuk atau paling tidak lokasinya bisa langsung terlihat dari pintu masuk. Jangan memilih lokasi di belakang atau pojokan. Sebaiknya juga jangan di lantai dua, apalagi di lantai dua sebelah pojok. “Dengan lokasi semacam itu akan sulit terlihat pengunjung,” imbuh Wisnu.
Untuk memaksimalkan pelanggan, jangan lupa melakukan promosi. Paling tidak sebarkan brosur pada pengunjung. Cukup pakai brosur sederhana yang satu warna. Brosur itu juga harus ada nilainya. Maksudnya, dengan membawa brosur itu ke arena permainan, nanti bisa mendapatkan potongan harga. Dengan promosi semacam ini, calon penyewa akan lebih tertarik untuk menjajal permainan yang ditawarkan.
Agar penyewa datang kembali, tak ada salahnya jika Anda menawarkan hadiah kecil. “Sekecil apa pun hadiah yang kita beri, anak-anak itu akan sangat senang. Sekalipun itu hanya permen,” ujar Erlina.
Kalau perlu, Anda bisa menawarkan iming-iming lain. Misalnya, bila si anak menyewa sebanyak 10 kali, nanti bisa mendapatkan satu kali main gratis.
Tertarik menjajal bisnis ini? Selamat mencoba!
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News