Reporter: Havid Vebri | Editor: Havid Vebri
Selain musim hujan, bulan November merupakan musim nikah bagi kebanyakan orang Indonesia. Tingginya angka pernikahan ini sudah terlihat sejak bulan Oktober. Biasanya siklus musim nikah ini akan berlangsung hingga akhir tahun.
Memasuki musim nikah ini, pesanan kebutuhan perlengkapan pernikahan, seperti katering, dekorasi, pelaminan, dan penyewaan tenda mengalami peningkatan dibanding bulan biasa.
Hendy Dwi Gunawan, pemilik Adelia Catering & Wedding Solution di Bogor, Jawa Barat mengatakan, selama musim nikah ini, pesanan meningkat hingga 30% dari hari biasa.
Selain katering, ia juga menyediakan perlengkapan pernikahan, seperti dekorasi pelaminan, sewa pelaminan, video shooting, hingga rias pengantin. Untuk pelaminannya tersedia pilihan adat Jawa, Sunda, dan dekorasi nasional.
Biasanya, semua jasa itu ditawarkan dalam satu paket dengan katering. Tersedia tiga pilihan paket layanan yang dibanderol mulai Rp 40 juta, Rp 45 juta, dan Rp 50 juta. Masing-masing paket menyediakan menu katering untuk 400 tamu undangan. "Jadi, pengantin sudah terima beres," ujar Hendy.
Namun, ia tetap melayani bila ada konsumen yang hanya memesan katering atau dekorasi pelaminan. Untuk katering saja dibanderol mulai Rp 40.000, Rp 45.000, dan Rp 50.000 per porsi. Pilihan menunya ada aneka sup, olahan daging, dan olahan ikan.
Untuk snack dibanderol mulai Rp 7.500-Rp 10.000. "Sementara tarif dekorasi pelaminan, kami starting Rp 15 juta," kata Hendy. Selama musim nikah ini, ia bisa mengantongi omzet lebih dari Rp 200 juta per bulan. Sementara di bulan biasa, omzetnya hanya sekitar Rp 200 juta. Ada pun laba bersihnya sekitar 20%-30% dari omzet.
Selain di Bogor, ia juga banyak melayani pesanan konsumen di wilayah Jakarta dan Tangerang. Peningkatan omzet selama musim nikah juga dirasakan Cut Isniar, pemilik Cherry Catering di Ciledug, Tangerang Selatan.
Ia mengaku, peningkatan permintaan selama musim nikah ini naik hingga 50% dari hari biasa. "Biasanya, puncaknya tanggal 10 November," kata Isniar.
Di musim nikah seperti sekarang, ia bisa melayani dua sampai tiga pesanan dalam sehari. Sementara di hari biasa paling hanya satu sampai dua pesanan.
Untuk melayani pesanan itu, ia pun terpaksa merekrut tenaga kerja freelance. "Omzet saya di musim nikah ini lebih dari Rp 100 juta," kata Isniar. Adapun laba bersihnya 50% dari omzet.
Untuk tarif katering tersedia pilihan paket murah mulai Rp 28 juta hingga Rp 38 juta. Sementara paket reguler mulai Rp 35 juta hingga Rp 50 juta. "Itu bisa untuk 1.000 tamu," ucapnya.
Sama dengan Hendy, ia juga menyediakan jasa lainnya, seperti jasa foto dan video serta pelaminan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News