Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Tri Adi
Setelah sempat booming selama dua tahun, pamor buah nangka tanpa kulit atau naked jackfruit meredup. Para pembibit mengaku penjualan bibitnya terus menurun. Jika dulu sebulan bisa terjual 50 bibit, sekarang hanya sanggup dua bibit sebulan.
Pada tahun 2008, pelaku agribisnis dan masyarakat dikejutkan oleh kehadiran pohon nangka yang menghasilkan buah tanpa kulit. Banyak pengamat memprediksi varietas yang diluncurkan oleh Taman Wisata Mekarsari ini akan menjadi salah satu jenis tanaman unggul sehingga banyak ditanam dan diproduksi oleh petani.
Namun, setelah dua tahun berselang, pamor nangka tanpa kulit yang juga dikenal dengan nama naked jackfuit atau nangka telanjang ini terus menurun. Sebagian besar pembibit pohon nangka jenis ini mengeluh penjualannya tidak semeriah dulu. "Sekarang, sebulan cuma laku dua atau satu bibit," kata Deni, Staf Pemasaran Sentra Tani di Bogor.
Tak hanya Deni, beberapa pembibit juga mengeluhkan hal yang sama. Abdullah Machfud, pemilik gerai Pohon Langka di Surabaya, Jawa Timur, mengatakan bahwa pada tahun 2008 dan 2009 permintaan bibit nangka tanpa kulit ini bisa mencapai 50 bibit. "Sekarang semua menurun," keluhnya.
Baharul Falah, pemilik Sentra Tani Bogor, menjelaskan salah satu faktor penyebab penurunan penjualan nangka tanpa kulit adalah rasanya sama dengan nangka biasa. "Tidak ada nilai tambah dari nangka ini kecuali dari segi tampilannya saja yang berbeda, yaitu tanpa kulit," katanya.
Selain rasa yang sama, tingkat produksi juga tidak jauh berbeda dengan pohon nangka pada umumnya. Di sisi lain, harga beli bibit nangka yang satu ini juga relatif lebih mahal yaitu mencapai Rp 250.000. Sedangkan nangka biasa hanya sekitar Rp 15.000 per batang bibit.
Dengan berbagai faktor-tersebut, para petani memandang menanam nangka tanpa kulit dalam jumlah besar menjadi kurang ekonomis. Ini menyebabkan permintaan atas bibit pohon nangka menjadi berkurang. "Paling yang beli sekarang cuma kolektor tanaman," kata Dedi, staf penjualan bibit Garden Center, salah satu divisi di Taman Mekarsari yang khusus memproduksi dan menjual bibit.
Penurunan permintaan menyebabkan harga jual bibit nangka tanpa kulit juga merosot tajam. Dedi mengatakan, jika sebelumnya bibit nangka tanpa kulit setinggi satu meter bisa dijual dengan harga Rp 250.000, sekarang cuma laku Rp 135.000.
Bahkan, karena sepinya permintaan, produksi bibit tanaman jenis ini di Garden Center Mekarsari hanya dilakukan jika ada pesanan yang masuk. Jika tidak ada pesanan produksi bibit nangka tanpa kulit hanya untuk mengisi kekosongan stok.
Itu pun paling banyak hanya sekitar 10 bibit setiap bulannya. "Mungkin sekarang para kolektor tanaman sudah banyak yang memiliki pohon ini," kata Guntoro, staf Garden Center Mekarsari.
Nangka tanpa kulit masuk ke dalam varietas Artocarpus heterophyllus dan merupakan satu dari 10 tanaman andalan atau The Ten Most Amazing Trees di Mekarsari. Varietas ini ditemukan oleh tim ahli Mekasari pada Oktober 2003, di daerah Bekasi Utara. Taman Buah Mekarsari kemudian memperbanyak melalui cara vegetatif sambung susu.
Hasil sambung itu ditanam pada 2004 dan pada tahun 2008 mulai berbuah. Saat ini peneliti di Mekarsari tengah mengembangkan lagi nangka tanpa kulit dengan rasa lebih enak.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News