kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Onie menumpuk laba dari kerajinan papertole


Kamis, 21 Juli 2011 / 13:09 WIB
Onie menumpuk laba dari kerajinan papertole
ILUSTRASI. Promo JSM Yogya Supermarket 9-11 Oktober 2020. Dok: Instagram Yogya Group.


Reporter: Bambang Rakhmanto | Editor: Tri Adi

Papertole adalah seni membangun dan membentuk kertas dari yang semula dua dimensi menjadi tiga dimensi. Berbekal keterampilan ini, Yosephine Erliani Onie mampu menghasilkan puluhan juta rupiah tiap bulan lewat Onie Craft. Masih jarang pemain, Onie berpeluang besar menumpuk laba dari kerajinan papertole ini.

Beragam gambar kebudayaan daerah menjadi daya tarik papertole buatan Yosephine E. Onie. Lewat Onie Craft, perempuan yang akrab disapa Onie ini mengadaptasi tema budaya daerah untuk produk papertole andalannya.

Sejatinya, kreativitas papertole membebaskan para pembuatnya menggunakan macam-macam tema atau gambar. ”Ini adalah karya seni yang memadukan budaya Eropa dengan budaya Indonesia,” aku Onie.

Awalnya, Onie tertarik pada kerajinan berbahan dasar kertas ini karena dirinya sering mondar-mandir ke Australia. Di negeri kanguru itu, banyak orang menghiasi dinding rumahnya dengan kerajinan papertole. Lantas, pada tahun 1995, Onie memutuskan belajar papertole secara langsung di Australia.

Setahun kemudian, wanita yang hobi menyanyi ini membuka kursus papertole di garasi rumahnya. Onie mengajarkan ketrampilan papertole itu pada masyarakat umum secara gratis.

Lewat cara itu, Onie ingin lebih banyak orang mengenal kerajinan papertole. Usaha Onie itu terbukti manjur, sehingga ia mulai memberanikan diri untuk menjual hasil kerajinannya itu sejak tahun 2000.

Tak hanya itu, setelah mendapat respon positif dari masyarakat luas, Onie pun membuka beberapa gerai kursus papertole. Hingga kini, wanita lulusan arsitek ini telah memiliki 10 gerai yang tersebar di mal yang ada Jakarta, Bandung dan Bali.

Walaupun sudah banyak orang mengenal papertole dan banyak anak didiknya yang juga membuka gerai sendiri, Onie tetap membuka pintu buat orang lain yang berminat belajar papertole. Mereka yang ingin belajar tak perlu membayar, hanya wajib membeli peralatannya saja atau bisa membuka situs www.papertole96.com.

Onie mengatakan, ketrampilan ini bisa dibuat oleh semua usia, yang penting bisa menggunakan gunting. Untuk membuat papertole membutuhkan beberapa gambar yang sama persis. Lantas, gambar itu dipotong bagian per bagian. Pemotongan bagian-bagian gambar yang sama itu, dengan mengurangi sedikit-demi sedikit gambar asalnya.

Kemudian, potongan-potongan itu kembali direkatkan atau ditumpuk dengan lem, hingga menimbulkan efek tiga dimensi. Namun, sebelumnya potongan gambar itu di-embos atau dibuat tekstur atau lekukan agar terlihat hidup. Tahap selanjutnya gambar di pernis dan langsung masuk tahap pembingkaian.

Pesanan papertole datang dari berbagai perusahaan. Kerajinan ini sering menjadi suvenir bagi mitra bisnisnya. ”Sekarang, saya sedang membuat desain khusus untuk foto pre-wedding,” terangnya.

Tak hanya pasar lokal, Onie yang sudah meluncurkan buku papertole ini juga mengincar pasar luar negeri. “Selama ini, konsumen banyak yang dari domestik. Tapi, turis mancanegara juga menyukainya," tuturnya.

Untuk harga, Onie mematok kerajinan buatannya ini cukup bervariasi. Papertole termurah berlabel Rp 110.000. Sedangkan yang termahal bisa mencapai Rp 10 juta. Dalam sebulan Onie mampu menjual kerajinan ini, khususnya yang berharga Rp 110.000 hingga 350 buah senilai Rp 38,5 juta. “Saya sering menolak orderan, karena seni papertole benar-benar kerajinan tangan dan tidak bisa jika dibuat buru-buru,” ujarnya.

Maklum, pembuatan papertole ini sangat tergantung mood. Lantaran papertole merupakan pekerjaan seni, tak bisa jika dilembur. "Lebih baik menolak bila tak sanggup dari pada berbuah kekecewaan," ungkapnya.

Untuk menyemarakkan SEA Games November nanti, Onie berencana menjual kerajinan ini dengan menggali objek-objek di Palembang untuk menjadi tema gambar dalam kerajinan papertole-nya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×