Reporter: Mona Tobing | Editor: Tri Adi
Pasar Kumbasari layak mendapat julukan pasar seni. Ketika memasuki sentra ini, arsitektur khas Bali begitu kental. Dinding di gedung pasar lantai paling bawah terdapat ukiran-ukiran simbol yang menggambarkan cerita kehidupan masyarakat Bali. Di lantai atas, para pelukis beraksi menuangkan idenya di kanvas.
Nuansa etnik di lantai paling atas Pasar Kumbasari semakin kental dengan lukisan hasil karya seniman Bali yang terpampang di masing-masing kios. Di sini, pengunjung bisa melihat para seniman beraksi menggores kuas di atas kanvas.
Ada pelukis yang mewarnai pola yang sebelumnya sudah digambar dengan pensil. Tapi, tak sedikit pelukis yang langsung menuangkan imajinasi mereka dalam warna-warna di atas kanvas.
Hasilnya, sudah pasti unik dan tak sama, meski sama-sama berasal dari tangan pelukis Pulau Dewata. Sebab, tiap pelukis memiliki karakter masing-masing dalam mengekspresikan atau menuangkan ide mereka.
Made, pelukis di Pasar Kumbasari menuturkan, meski kerap menerima pesanan yang sama dengan tema bunga, ia selalu membuat sentuhan yang berbeda pada tiap lukisannya. "Jika pelanggan memesan 50 lukisan bunga dengan satu tema, maka saya akan membuat perbedaan pada 50 lukisan bunga tersebut, walaupun berada dalam satu tema, misalnya, bunga kamboja," tuturnya.
Ketika sepi pesanan, Made hanya mampu menjual lima hingga 10 lukisan per hari. Tapi, pembeli tak perlu kuatir membeli lukisan yang sama dengan lukisan lain. Karena para pedagang di sentra penjualan kerajinan ini berani menjamin, pembeli mendapat hak ekslusif, yakni mendapatkan lukisan yang berbeda meskipun temanya sama.
Selain membeli lukisan, para pengunjung juga bisa belajar teknik-teknik melukis. Bisa dibilang, para seniman lukis di Pasar Kumbasari tak pelit ilmu. Bahkan, mereka juga bersedia berdiskusi tentang hasil karya lukisan mereka.
Menurut Made, membuat lukisan sejatinya tidaklah sulit. Soalnya, ia menganggap, melukis tak berbeda dengan menulis atau membuat karya lainnya.
Dari melukis ini, Made dan keluarganya menggantungkan hidup. Namun, ia biasa memisahkan seni dengan urusan bisnis. "Saya tidak pernah berpikir tentang berapa banyak yang saya jual, yang penting saya bisa terus melukis," katanya.
Harga lukisan di Pasar Kumbasari tergolong murah. Harag satu lukisan mulai dari Rp 75.000 sampai Rp 20 juta, tergantung ukuran dan gambarnya. Made mengaku, jika ada pesanan, ia bisa menjual hingga 50 lukisan dengan rata-rata harga berkisar Rp 1 juta hingga Rp 5 juta per lukisan.
tapi, Made bilang, jumlah lukisan yang ia buat tahun ini lebih sedikit ketimbang tahun lalu.
Komang yang bekerja untuk Krisna Gallery mengungkap hal senada. Kalau tahun lalu galerinya bisa menjual 100 lukisan, tahun ini paling banyak 80 lukisan dengan harga mulai Rp 1,5 juta hingga Rp 3 juta.
Cuma, aroma persaingan di lantai empat yang seluruhnya toko lukisan tidak terlalu tercium. Maklum, para pelukis tampak akrab satu sama lain dan saling bercengkerama. Terkadang, mereka mengomentari hasil lukisan teman-temannya.
Bahkan, ketika ada seseorang pembeli yang tengah mencari lukisan di satu galeri dan tidak menemukan yang cocok, maka penjaga toko akan menyarankan mencari di kios lainnya. "Kami juga punya paguyuban pelukis yang tiap bulannya saling bertukar pikiran," ungkap Komang.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News