kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Paulina berkalung untung sejak di bangku kuliah


Selasa, 04 Januari 2011 / 14:40 WIB
Paulina berkalung untung sejak di bangku kuliah


Reporter: Mona Tobing | Editor: Tri Adi

Berawal dari kesulitan mencari aksesori favorit, Paulina Fahrah memulai bisnis aksesori. Setelah lima tahun, ia kini bisa mendapatkan pesanan besar dengan omzet hingga Rp 10 juta per bulan. Paulina terus berinovasi demi mempertahankan pasar dan selangkah lebih maju ketimbang produsen lain yang menyontek aksesori buatannya.

Bagi sebagian orang, kalung, gelang, dan anting serta perhiasan lainnya bukan sekadar pelengkap fesyen, tapi sudah menjadi sebuah kebutuhan. Itu sebabnya, kalangan yang jeli melihat potensi keuntungan dari penjualan perhiasan menangkap peluang untuk merintis usaha aksesori.

Paulina Fahrah, misalnya. Meski tak memiliki latar belakang desain atau seni, sarjana teknik industri ini piawai dalam merangkai aksesori, seperti kalung akrilik, ATG, mote pasir, lempengan tembaga, makram, batu pecah, kristal, dan mutiara imitasi dengan menonjolkan kesan etnik.

Ketertarikan gadis berusia 24 tahun ini pada desain perhiasan muncul ketika ia merasa kesulitan mencari aksesori favoritnya. Paulina sangat menyukai aksesori yang simpel dan tidak terlalu ramai, namun tetap terkesan mewah dan elegan karena ada sentuhan etnik.

"Awalnya, cuma coba-coba tapi kemudian saya tertarik untuk mengonsep sendiri kalung yang saya inginkan," kata dia. Rupa-rupanya, teman-teman Paulina kepincut dengan aksesori bikinannya.

Lima tahun lalu, Paulina memutuskan untuk menerima tawaran teman-temannya membuat aksesori pesanan. Ternyata, banyak pembeli yang memuji aksesori buatannya. Akhirnya, perempuan asal Yogyakarta ini pun berbisnis perhiasan, semacam kalung, gelang, dan anting.

Bermodalkan tabungan saat kuliah, pada 2007, ia mantap membuka toko perhiasannya bernama CIFA Accessories di daerah Kricak Kidul, Yogyakarta.

Membangun bisnis di usia yang baru menginjak 19 tahun, bukanlah tanpa kendala. Masalah klasik, seperti permodalan dan pemasaran, sempat membuat bisnis aksesori yang Paulina kelola secara mandiri ini mandek. Apalagi, model aksesori buatannya masih kalah pamor dengan perhiasan bling-bling. Namun, dengan semangat juang yang tinggi serta dukungan dari keluarga, ia pun konsisten berbisnis aksesori.

Akhirnya, kerja keras Paulina berbuah manis. Aksesori model akrilik buatannya diminati dan menjadi tren, karena sentuhan etnik dan mote warna warni yang sengaja ditambahkan agar tidak terkesan gotik.

Keunggulan aksesorinya terletak dari model yang tidak pasaran. Sebab, ia selalu membuat perbedaan di setiap produknya. Paulina mengonsep terlebih dahulu rancangannya, lalu memilih mote dan rantai berbahan baku aman supaya tak membuat konsumen alergi kulit atau gatal-gatal.

Dengan mengedepankan model eksklusif, Paulina mengkreasikan kalung dan gelang ATG atau aklirik dengan mote pasir atau campuran aksesori dari tembaga. Agar terlihat kian unik, ia menambahkan sentuhan etnik dari bebatuan kecil dengan ukiran tertentu.

Setiap bulan, ia dapat menerima pesanan aksesori hingga 500- 560 buah. Paulina menjual produknya secara online atau menitipkannya di toko-toko aksesori. Dengan harga mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 70.000, dia dapat meraih pendapatan hingga Rp 10 juta per bulan.

Untuk mendapatkan omzet maksimal, Paulina terus berkreasi agar model aksesorinya selalu baru. Saking rajinnya mengeluarkan model yang baru, tiruan-tiruan dari perhiasan buatannya pun bermunculan di internet atau dijual di toko.

Meski kecewa lantaran hasil karyanya ditiru, Paulina tak putus asa. Ia menganggap semua itu sebagai bentuk persaingan dan motivasi untuk kreativitasnya.

Supaya perhiasan keluaran CIFA Accesories dikenal pembeli, Paulina membuat perbedaan di rantai kalungnya. Penggunaan rantai ini telah menjadi ciri khas kalung buatannya, walau harganya jauh lebih mahal dibandingkan tali.

Ia juga tidak langsung memajang produknya di internet. Kini, pelanggannya tak hanya dari Yogyakarta, tapi juga Batam, Bali, Sulawesi, dan Kalimantan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×