kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.931.000   26.000   1,36%
  • USD/IDR 16.479   -39,00   -0,24%
  • IDX 6.880   47,98   0,70%
  • KOMPAS100 999   7,93   0,80%
  • LQ45 774   6,76   0,88%
  • ISSI 219   1,79   0,82%
  • IDX30 402   3,04   0,76%
  • IDXHIDIV20 476   2,98   0,63%
  • IDX80 113   0,97   0,87%
  • IDXV30 116   0,44   0,38%
  • IDXQ30 131   0,79   0,60%

Pelanggan Arief dari masyarakat biasa sampai presiden (4)


Jumat, 08 April 2011 / 15:33 WIB
Pelanggan Arief dari masyarakat biasa sampai presiden (4)
ILUSTRASI. Petugas melayani warga di Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, Jakarta


Reporter: Handoyo | Editor: Tri Adi

Rasa kupat tahu magelang yang pas dengan selera kebanyakan masyarakat membuat makanan ini punya banyak penggemar. Kupat tahu magelang racikan Arief Rianggowo pun demikian. Pelanggannya tak hanya kalangan masyarakat biasa, artis dan pejabat negara, termasuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, pun menyukainya.

Arief Rianggowo punya jurus jitu untuk mengikat para pelanggannya tetap setia. Soalnya, pembeli yang datang ke kedainya tidak hanya untuk menikmati kupat tahu magelang, tapi juga mendapat pelayanan yang cepat dan ramah.

Karena itu, Arief memperhatikan betul pelayanan di warungnya sehingga para pengunjung puas dan kembali lagi. Makanya, ia dan pegawainya menyambut pembeli yang datang dengan 3S: senyum, salam, sapa.

Setelah pengunjung duduk, karyawan Kupat Tahu Magelang AA harus menangani pesanan secara cepat sesuai dengan permintaan. Begitu juga dalam proses pembayaran, mesti cepat. Sebab, kebanyakan dari pengunjung tidak memiliki waktu yang banyak.

Selain pelayanan yang cepat dan ramah, Arief mengandalkan kebersihan. Pria yang usianya hampir 57 tahun ini mengatakan, minimal ada tiga titik di setiap kedainya yang harus terjaga kebersihannya. Yakni, halaman depan, ruang makan, serta toilet. "Pengalaman waktu saya berjalan-jalan ke luar negeri, menu makanan dan tempatnya bagus, tapi karena toiletnya kotor saya jadi tidak berselera lagi untuk makan, dan akhirnya terpaksa dibungkus," kata Arief.

Bagi pelanggannya yang berdomisili di Jakarta, harga tidak menjadi persoalan utama. Asalkan makanan yang disajikan enak dan pelayanannya memuaskan. "Orang bayar tidak melihat bonnya," ungkap Arief yang menerapkan standard operating procedure (SOP) dalam meracik bumbu di semua cabang Kupat Tahu Magelang AA.

Arief menawarkan kupat tahu magelang biasa dengan harga Rp 11.000 per porsi dan kupat tahu magelang spesial Rp 13.000 seporsi. Rata-rata penjualan Kupat Tahu Magelang AA di tiap cabangnya mencapai 100 porsi per hari. Tapi, di akhir pekan, bisa berlipat-lipat.

Selain dinikmati di tempat, banyak pelanggan Arief yang membeli untuk di bawa pulang. "Biasanya untuk yang dibungkus atau dibawa pulang mereka bisa beli antara tiga sampai sepuluh porsi," ujar dia.

Rasa kupat tahu magelang buatan Arief yang sesuai dengan lidah, membuat makanan ini disukai banyak kalangan. Pelanggannya mulai dari masyarakat biasa, artis, sampai pejabat negara. "Pak Sutiyoso, Pak SBY, dan Pak Harto pernah memesan kupat tahu magelang saya," kata Arief bangga.

Tahun ini, Arief mematok targetkan penambahan cabang usaha kupat tahu magelangnya menjadi 30 gerai. Selain di Jakarta, Kupat Tahu Magelang AA juga siap ekspansi ke kota-kota besar di Jawa dan Bali, seperti Bandung, Semarang, Surabaya, dan Denpasar.

Meski sukses, Arief tak lantas berniat mewaralabakan kupat tahu magelangnya. Ia khawatir manajemennya menjadi kurang bagus dan mitra bakal menanggung risiko usaha yang berat. "Selain itu, bumbu-bumbu kupat tahu magelang adalah bumbu basah sehingga tidak bisa tahan lama, dan harus dibuat setiap hari," ujarnya.

Saat ini, kesulitan terbesar yang dihadapi Arief dalam mengembangkan usahanya adalah memperoleh pegawai yang jujur. "Untuk mendapatkan karyawan yang jujur susah, selain itu karena ini adalah makanan khas Jawa, maka paling tidak karyawan juga harus bisa berbahasa Jawa," ungkap dia.

Itu sebabnya, sebagai bentuk rasa syukur dan penghargaan terhadap karyawan yang selama ini loyal kepadanya, Arief secara bertahap memberangkatkan pegawainya ke Tanah Suci untuk umrah. Ia berharap bisa mengumrahkan karyawannya paling tidak dua orang setiap tahun.

Misi utama yang Arief emban sekarang adalah, menjaga kupat tahu magelang bisa terus digemari masyarakat luas dari bermacam kelas. "Walaupun dengan konsep tradisional, jika diterapkan dengan budaya 5R, 3T, dan 3S, saya yakin usaha ini akan berkembang makin pesat lagi," ujarnya.

Untuk mempertahankan warisan kuliner dari tanah leluhurnya itu, Arief juga telah menawarkannya kepada sang anak untuk meneruskan usahanya. "Bilangnya sih kalau nanti saya sudah loyo," pungkas Arief sambil tertawa.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×