Reporter: Havid Vebri | Editor: Havid Vebri
Pisang goreng sudah menjadi kudapan yang akrab di lidah masyarakat Indonesia. Lantaran banyak peminatnya, para penjual pisang goreng terus bermunculan. Bahkan, tak sedikit dari mereka menawarkan usaha ini dengan sistem kemitraan. Salah satunya adalah Pisang Ongol-Ongol dari Makasar, Sulawesi Selatan.
Usaha pisang goreng kriuk milik Alfa Wijaya ini mulai menawarkan kemitraan di awal tahun 2012. Saat ini, jumlah mitranya sudah mencapai 30 mitra. "Mereka tersebar mulai dari Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat , dan Jawa," kata Alfa.
Dalam kerjasama kemitraan ini, ia menawarkan dua paket kerjasama. Pertama, paket investasi super hemat senilai Rp 2 juta. Mitra akan mendapat pasokan bumbu, tepung roti, tepung ongol-ongol, dua buah kaos, satu set banner outlet, boks plastik, panduan produksi, dan daftar rasa.
Kedua, paket investasi hemat sebesar Rp 3 juta. Selain seluruh fasilitas di paket pertama, mitra juga akan mendapatkan kompor gas satu tungku, gas tiga kilogram (kg), dan satu set perlengkapan masak. "Sejauh ini mayoritas mitra saya mengambil paket Rp 2 juta," ujar Alfa.
Pisang Ongol-Ongol ditawarkan dengan lima varian rasa, seperti jagung bakar, barbeque, sambal balado, cokelat, dan keju. Harga jualnya mulai Rp 5.000 sampai Rp 7.000 per dus. "Satu dus isinya sekitar tiga potong pisang goreng," ujarnya.
Ia menargetkan, mitra bisa menjual sebanyak 50 dus per hari. Dengan begitu, mitra bisa meraup omzet sekitar Rp 7,5 juta per hari. Adapun laba kottornya lebih dari 50% dari omzet, atau Rp 4,1 juta per bulan. Setelah dikurangi sewa tempat dan karyawan sebesar Rp 1,2 juta per bulan, diperkirakan mitra bisa balik modal dalam waktu sebulan. "Rata-rata mitra kami balik modalnya sebulan," ujarnya.
Lantaran peminatnya banyak, ia berencana menaikkan biaya kemitraan. Untuk paket Rp 2 juta dinaikkan menjadi Rp 3 juta, sementara paket Rp 3 juta menjadi Rp 4 juta. "Naiknya mulai pertengahan bulan ini," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News