Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Selama rambut masih terus tumbuh, bisnis pangkas rambut masih terus ada. Termasuk pangkas rambut khusus pria yang biasa disebut barbershop.
Faktor inilah yang membuat Irenaeus Pramantya Kusuma tertarik berbisnis pangkas rambut pria pada Desember 2014 di Semarang dengan label Wani Klimis. Lantas satu tahun kemudian, ia memberanikan diri membuka tawaran kemitraan usaha pangkas rambut ini.Hasilnya, Wani Klimis sudah ada 12 gerai. Perinciannya adalah empat gerai punya pusat, tiga gerai milik mitra.
Sedangkan enam gerai lainnya awalnya menjadi mitra Wani Klimis, setelah kontrak habis hingga kini tetap menjadi rekanan bisnis Wani Klimis. Kalau ada yang tertarik, Wani Klimis menawarkan dua jenis kemitraan. Pertama, paket kemitraan dengan investasi Rp 5 juta saja. Mitra akan mendapat hak nama Wani Klimis, serta durasi kontrak dua tahun.
Selama kontrak berjalan, Wani Klimis mengutip bagi hasil 15% dari total omzet.Dengan investasi tersebut, mitra akan mendapat bimbingan dan pelatihan usaha, mendapat satu tenaga kerja dan pengawasan dan evaluasi bisnis secara penuh selama kontrak berlangsung. Tapi, mitra harus menyediakan tempat usaha termasuk segala perlengkapan dan peralatan usaha sendiri. Kalau dihitung-hitung, total membutuhkan modal antara Rp 30 juta sampai Rp 50 juta. Paket kedua adalah sistem beli putus dengan nilai Rp 75 juta.
Dengan nilai tersebut, mitra bisa mendapat hak merek dan kepemilikan, ragam fasilitas perlengkapan usaha hingga merchandise, termasuk juga satu tenaga kerja bidang pangkas rambut. Agar bisa bersaing dengan usaha sejenis, Wani Klimis punya layanan spesial. Selain pemotongan rambut dan mewarnai rambut, ada juga layanan membuat tato.
Tarif layanan ini mulai dari Rp 15.000 sampai Rp 30.000.Wani Klimis juga punya pembeda dengan pangkas rambut sejenis. Yaitu kerap menyetel musik bergenre punk. "Target pasar kami adalah masyarakat menengah ke bawah," katanya.Dengan layanan tersebut, Wani Klimis memproyeksikan bisa meraup omzet minimal sekitar Rp 9 juta per bulan. Setelah dikurangi ragam biaya operasional, yang kalau ditotal mencapai Rp 4,75 juta, maka mitra Wani Klimis bisa meraup laba Rp 4,25 juta. "Biasanya saat bulan puasa hingga Lebaran nanti sangat ramai," katanya.
Dengan proyeksi bisnis tersebut, Pramantya menargetkan calon mitra usaha bisa balik modal dalam tempo antara tujuh bulang hingga satu tahun lamanya. Terkait target bisnis pada tahun ini, Pramantya menargetkan bisa mempunyai hingga 15 gerai Wani Klimis. Artinya, dirinya menargetkan bisa mendapatkan lagi tiga mitra bisnis.
Sedangkan target besarnya adalah bisa mempunyai 75 gerai. "Supaya jumlahnya seperti merek sebuah bakpia," tuturnya.Dengan target ambisius tersebut, tentu Pramantya ingin ekspansi Wani Klimis bisa menyebar luas ke Luar Jawa. nGerai pangkas rambut pria Wani Klimis membuka kemitraan usaha dengan dua paket kemitraan, mulai dari Rp 5 juta sampai Rp 75 juta. Dengan proyeksi pendapatan Rp 9 juta per bulan, mitra bisa balik modal satu tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News