Reporter: Rani Nossar | Editor: Havid Vebri
Ayam kampung termasuk jenis unggas yang paling diminati. Peluang itu juga yang mendorong Ade Meirizal Zulkarnain menawarkan kemitraan gerai penjualan ayam kampung.
Dalam kerjasama ini, ia akan memasok seluruh ayam kampung dari peternakannya sendiri yang berada di Sukabumi, Jawa Barat. Ade sudah merintis usaha peternakan ayam kampung ini sejak 2003.
Dalam kemitraan ini, Ade menawarkan paket investasi sebesar Rp 15 juta. Mitra tinggal memilih lokasi kios untuk berjualan ayam kampung. Dengan mengambil merek Ayam Sehat Ayam Kampung, saat ini sudah ada lima mitra yang bergabung dengan Ade.
Kelima mitra itu berlokasi di Bogor, Sentul, BSD City Tangerang, Pluit Jakarta, dan Bandung. Ade mengaku, sangat menjaga kebersihan kandang dan lingkungan yang sehat dalam beternak ayam. Sehingga, akan menghasilkan ayam kampung yang berkualitas baik.
Ia juga mengaku sebagai pelopor gerai ayam kampung pertama di Indonesia. "Gerai juga nanti akan dilengkapi tempat pemotongan yang sudah ada standarnya, " kata Ade.
Dengan investasi Rp 15 juta, mitra akan mendapat pasokan 50 ekor ayam kampung siap potong, satu set lemari pendingin, showcase chiller, boks ayam, dan perlengkapan promosi, seperti spanduk dan brosur.
Kerjasama ini tidak memungut biaya royalti dan franchise fee. Juga tidak ada batasan jangka waktu kerjasama. Dalam satu gerai, mitra hanya membutuhkan satu orang karyawan saja.
Bila stok ayam kampung sudah habis, mitra harus memesan kembali ayam kampung dari pusat. Ade bilang, target penjualan per hari mencapai 30 ekor. Syaratnya, lokasi berjualan harus strategis. "Nanti saya survei lokasi dulu," ujarnya.
Satu ekor ayam kampung dihargai Rp 70.000. Dengan harga tersebut mitra bisa meraup omzet Rp 2,1 juta per hari atau Rp 60 juta per bulan.
Dengan laba sebesar 35%, mitra bisa balik modal dalam satu bulan sampai bulan. Ia menargetkan, tahun ini bisa menambah 10 mitra baru.
Menurutnya, permintaan banyak dari luar Jawa, seperti Pontianak dan Papua. Namun, ia belum bisa memenuhi permintaan itu karena masih terkendala distribusi. "Distribusinya harus menggunakan standar cold chain, tapi kami sedang berupaya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News