kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45926,73   11,38   1.24%
  • EMAS1.310.000 -1,13%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Penjualan kaos tematik meningkat bila ada momen


Selasa, 29 Maret 2011 / 14:09 WIB
Penjualan kaos tematik meningkat bila ada momen
ILUSTRASI. Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso memberikan sambutan dalam acara Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan Tahun 2020 di Palembang, Sumatera Selatan, Kamis (6/2/2020). Pertemuan tahunan tersebut mengangkat tema Ekosistem K


Reporter: Mona Tobing, Handoyo | Editor: Tri Adi

Banyak cara membuktikan rasa nasionalisme pada Indonesia. Misalnya, menggunakan produk buatan lokal. Pengusaha yang kreatif memanfaatkan celah ini dengan memproduksi kaos dengan desain yang menonjolkan karakter kebangsaan. Kaos ini diminati masyarakat, terutama anak-anak muda.

Euforia pemakaian kaos berkarakter budaya Indonesia memang baru terangkat saat prestasi Tim Nasional Sepak Bola Indonesia di ajang piala AFF 2001 bersinar. Namun para pembuatnya telah membuat kaos tematik budaya Indonesia sejak dua tahun lalu.

Mochammad Agung Sumassetiyadi, pemilik oblongnusa.blogspot.com sudah sejak awal 2009 mendesain kaos atau t-shirt. Agung tergerak membuat kaos tematik Nusantara karena melihat belum banyak kaos bertema Indonesia. "Lebih miris lagi, orang Indonesia lebih banyak menggunakan kaos bertuliskan negara lain," ujar pria asal Bogor ini. Antara lain, kaos bertuliskan Thailand, London, dan Singapura lengkap dengan lambang negaranya.
Ini pula yang menjadi keprihatinan Stevanus Baskoro, pemilik dari Ocean Seven yang sejak tahun 2009 mengeluarkan kaos bertema nasionalisme dan budaya. Ia mendapat ilham dari peristiwa pencaplokan budaya Indonesia oleh Malaysia yang marak diberitakan media saat itu. Dari situlah, Baskoro mengawali usaha dengan membuat kaos bertemakan nasionalisme.

Baik Agung maupun Baskoro menyakini cerahnya prospek usaha kaos tematik tentang budaya Indonesia punya prospek. Selain bisa menjadi penghasil uang, usaha ini juga untuk memperkenalkan dan mengangkat budaya Indonesia.

"Toh, banyak budaya atau keunikan daerah yang bisa kita angkat dan jadi ikon kaos Indonesia," kata Agung yang berharap dapat orang Indonesia sendiri bangga dengan pemakaian kaos bertema nusantara.

Kata Agung, kaos buatan Oblongnusa adalah kaos yang sarat nilai idealisme. Ia mengangkat kekayaan budaya dan fauna Indonesia dengan harapan setiap orang yang ada di sekeliling pemakai kaosnya karena tertarik membaca atau melihat kaos tematik.Alhasil, akan semakin banyak orang yang mengenal dan mengetahui seni, budaya, fauna khas Indonesia.

Soal desain, pria berusia 30 tahun ini menyerahkan kepada rekannya di Oblongnusa di Bandung. "Konsep dan ide dari saya," ujarnya. Seringnya, Agung dinas ke luar kota menjadikannya kaya ide.

Berbeda dengan Agung, Ocean Seven memilih mendesain sendiri kaosnya. Sang pemilik, Baskoro dan timnya mendesain sendiri kaos-kaos Ocean Seven. "Saat ini, ada 20 desain yang kami punya," ujarnya. Saban bulan, Baskoro memperbaharui desain kaosnya demi menjaga layanan kepada konsumen.

Baskoro mengaku terilhami dari budaya-budaya yang ada di nusantara seperti batik, angklung hingga wayang. Adapun kaos yang bertema nasionalisme, bisa digambar lambang negara Garuda atau tulisan I love RI.

Soal desain, Baskoro mengamati tren yang sedang berkembang. Lantas, ia menggabungkannya dengan ide para desainer Ocean Seven yang khusus menangangani kaos tematik.

Saat ini, pesanan kaos tematik terbilang normal. Pesanan menjadi sangat fenomenal kalau ada momen khusus yang bertemakan mengusung semangat kebangsaan. Agung juga bilang, pesanan kaos meningkat juga karena terpengaruh berita. Misalnya saat pertandingan sepak bola Indonesia melawan Malaysia. "Pesanan cukup tinggi dan laku terjual hingga 50-60 kaos sehari," kata Agung.

Memasuki bulan-bulan normal seperti ini, Oblongnusa hanya mampu menjual kaos tematik sebanyak 20 kaos seharga Rp 65.000-Rp 75.000 per helai.
Ocean Seven mengalami permintaan yang stabil dengan setiap hari memproduksi 30 hingga 40 potong kaos. Harganya mulai dari Rp 65.000 sampai Rp 80.000.

Soal pendapatan, Agung mengatakan, dia mampu meraup omzet sekitar Rp 10 juta dalam sebulan. Adapun Baskoro dapat meraih pendapatan Rp 17 juta sampai Rp 20 juta tiap bulannya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×