Reporter: Dharmesta | Editor: Tri Adi
Kalau ada kontes bahan makanan apa yang paling banyak dijadikan bisnis, barangkali ayam adalah jawaranya. Dengan begitu banyak penggemar dan ragam menunya, pebisnis kuliner mengolah ayam dengan banyak varian, mulai dari rasa, bumbu, sajian hingga kemasan.
Yahya pun termasuk orang yang yakin dengan potensi ayam sebagai bisnis. Makanya, dia membuka usaha kedai ayam goreng yang dinamakan Chicken Crunchy sejak lima tahun lalu. Dan, pada bulan Mei lalu, Yahya mulai menawarkan paket kemitraan kepada masyarakat.
Ia memilih konsep kemitraan agar tidak memberatkan calon mitra. "Idenya sudah lama, tapi konsepnya baru selesai bulan Mei," katanya.
Tak hanya ayam
Chicken Crunchy tak hanya menjual ayam goreng. Usaha Yahya ini juga menjual burger, hotdog, kentang dan roti maryam. Harga yang ditawarkan untuk makanannya bervariasi antara Rp 6.000 sampai Rp 7.000 per porsi.
Walau baru ditawarkan Mei lalu, Yahya mengaku sudah memiliki 10 mitra di Surabaya, Pandaan, Bojonegoro dan Palangkaraya. Mitra-mitra tersebut, mampu memperoleh rata-rata omzet Rp 350.000 per hari atau Rp 10.500.000 per bulan.
Yahya yakin usahanya mampu bersaing dengan kedai ayam yang lain. Walau persaingan sudah ketat, usahanya memiliki keunggulan. Selain rasa gurih dan renyah yang didapat dari bumbu rahasia, Chicken Crunchy juga memiliki pengalaman usaha selama lima tahun.
Untuk menjadi mitra Chicken Crunchy tidak diperlukan investasi yang besar. Cukup Rp 15 juta. Selain mendapatkan rombong atau booth untuk berjualan, mitra juga akan mendapatkan alat masak lengkap, freezer 100 liter dan cooler. Selain itu mitra juga mendapat bahan baku awal berupa burger, hotdog, kentang, roti maryam dan juga ayam sebanyak 30 potong. Adapun untuk bumbu rahasia, Yahya akan memberikan untuk 400 potong ayam untuk pertama kali. "Mitra juga mendapat pelatihan untuk dua karyawan," katanya.
Setelah usaha berjalan, mitra hanya diwajibkan untuk membeli membeli bumbu dan tepung ayam goreng dari pusat. Untuk bahan baku ayam bisa didapatkan sendiri sehingga lebih segar dan murah. Yahya mengatakan, biaya yang dibutuhkan untuk membeli bahan baku mencapai 60% dari omzet.
Agar mitra mendapatkan omzet yang besar, Yahya menyarankan agar lokasi usaha berada di tempat yang ramai, seperti di supermarket. Namun, ia tidak menyarankan mitra mengambil lokasi usaha di mal karena biaya sewanya yang mahal.
Jika asumsi yang diperhitungkan benar, mitra akan mendapat omzet Rp 350.000 untuk 54 porsi tiap hari. "Balik modal antara 6 bulan hingga 10 bulan," katanya.
Salah satu mitra Chicken Crunchy di Nganjuk, Jawa Timur, Eko Agus mengatakan, dirinya membuat penyesuaian harga untuk meningkatkan penjualan. "Lokasi di desa, sehingga harga Rp 7.000 kemahalan," katanya.
Ia menggunakan ayam dengan ukuran lebih kecil dengan harga Rp 3.000 per potong. Setiap hari, Eko mampu menjual 90 potong dengan omzet Rp 270.000. Lokasinya yang kurang strategis membuat omzet belum seperti yang diperkirakan.
Chicken Crunchy
Jl. Nginden Intan Timur Gang XIX, Blok A1 No. 3
Surabaya 60119
Telepon 08563049004
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News