Reporter: Jane Aprilyani | Editor: Hendra Gunawan
BANDUNG. Kota Bandung sudah terkenal menjadi salah satu tempat berdirinya pusat industri skala mikro, kecil dan menengah. Salah satunya adalah industri produksi pakaian anak yang berlokasi di Jalan Pagarsih, Gang Pesantren, Kelurahan Jamika Bandung. Sentra ini konon sudah eksis sejak tahun 1980-an silam. Sebagian besar penduduk di daerah ini memproduksi berbagai jenis baju anak mulai dari usia satu tahun sampai 10 tahun.
Menurut data Dinas Koperasi dan UKM Bandung, sentra ini memiliki sekitar 84 produsen pakaian anak dengan kapasitas produksi mencapai sekitar 852.200 lusin per tahun.
Epi, salah satu produsen dan pedagang baju anak di tempat ini bercerita, sebelumnya daerah ini menjadi tempat industri rumahan berbagai produk. Namun lantaran baju anak menjadi produk yang paling laris, sehingga makin banyak orang yang ikut menjual baju anak.
Dia menjual baju anak secara eceran seharga
Rp 8.000 per potong hingga Rp 15.000 untuk baju setelan. Harga jual juga dipengaruhi oleh jenis bahan yang dipakai. Epi juga menjual aneka perlengkapan bayi dan baju anak-anak dengan tema gambar tempat-tempat wisata. Pembelinya tidak hanya datang dari Bandung, tapi juga dari Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Irian, Bangka Belitung, Jambi, Ambon, dan lainnya.
Tempat ini menjadi incaran untuk membeli baju anak lantaran harga jualnya yang relatif lebih mudah dari tempat lain karena bahan baku kain langsung diambil dari pabrik. Selain menjual eceran, Epi juga menerima pesanan dari konsumen. Dia mengaku bisa memproduksi sekitar 50 lusin pakaian per hari jika pesanan sedang ramai.
Epi bisa meraup omzet hingga Rp 20 juta jika pesanan sedang banyak. Namun sejak awal tahun ini bisnisnya sedang menurun. Dia hanya bisa meraup omzet sekitar Rp 5 juta per bulan.
Irvin, pemilik Toko Irvin Collection juga menjual baju anak mulai dari Rp 8.000 hingga Rp 15.000 per potong. Dia lebih banyak menjual grosir kepada para pedagang yang akan menjual kembali produknya di kota mereka masing-masing. Irvin mampu memproduksi sekitar 200 potong pakaian per hari.
Pembeli yang datang banyak dari Tasikmalaya, Cirebon, dan kota-kota di sekitar Jawa Barat lainnya. Irvin mengaku rata-rata bisa meraup omzet sekitar Rp 5 juta per hari. Rata-rata satu konsumen yang datang membeli 10 potong baju.
Namun menjelang Lebaran, biasanya penjualan menjadi lebih ramai. "Saya bisa menjual hingga 20 lusin baju ke satu pedagang menjelang Lebaran," kata Irvin.
Encep, pedagang lainnya sudah 20 tahun menjalankan bisnis penjualan baju anak di tempat ini. Dia bercerita sempat mengalami kesulitan di tahun 1995 lantaran para kinerja perajin yang bekerja di tempatnya menurun. Namun perbaikan manajemen pekerja yang dijalankan anaknya membuat bisnis ini kembali berjalan.
Tidak hanya menjual baju anak, dia juga menjajakan perlengkapan bayi dan baju anak di atas 10 tahun. Pemilik Toko Mentari ini mengaku bisa meraup omzet hingga ratusan juta rupiah per bulan. (Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News