Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 membawa berkah bagi para petani gula kelapa di Desa Semedo, Kecamatan Pekuncen, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Lewat inovasi, petani gula kelapa di desa ini bisa mengubah gula kelapa menjadi gula berbentuk butiran yang disebut gula semut.
Ternyata, bentuk yang berubah, dari gula kelapa cetak jadi gula semut, membawa peruntungan bagi petani gula kelapa di Desa Semedo. Produk gula semut dari kampung ini menembus pasar ekspor di bawah koordinasi Koperasi Semedo Manise Sejahtera.
Ketua Koperasi Semedo Manise Sejahtera Akhmad Sobirin menjelaskan, semasa pandemi korona, pesanan gula semut di pasar ekspor malah naik dua kali lipat. Sebelum pandemi, koperasi ini mengekspor rata-rata 15-20 ton per bulan.
"Bahkan, (saat pandemi) kami pernah sebulan 50 ton ekspor gula semut. Awal ekspor tahun 2013 hanya satu hingga lima ton," kata Sobirin kepada KONTAN.
Dalam sehari, rata-rata produksi gula semut di Desa Semedo berkisar tiga sampai lima ton. Hasil ini berasal dari 22.000 pohon kelapa yang ada di desa tersebut, yang tersebar di lahan dengan luas 150 hektare.
Baca Juga: Konsep gerobak dan layanan digital jadi jurus bertahan UMKM di masa pandemi
Sebagian besar dari produksi gula semut Desa Semedo, untuk pasar ekspor ke Amerika Serikat dan Eropa. Sisanya baru ditujukan ke pasar dalam negeri.
Kisah sukses petani gula kelapa di Desa Sedemo tidak terlepas dari bimbingan Yayasan Dharma Bakti Astra (YDBA). Sejak 2018, Desa Semedo menjadi bagian dari program pemberdayaan masyarakat bidang kewirausahaan bertajuk Kampung Berseri Astra.
Dari pendampingan itu, para petani gula kelapa pun bisa mendirikan Koperasi Semedo Manise Sejahtera pada September tahun ini. Meski baru beroperasi, menurut Sobirin, koperasi ini memiliki rencana untuk pengembangan lebih lanjut dari para petani gula kelapa di Desa Semedo.
Rencananya, selain Amerika Serikat dan Eropa, gula semut dengan label Semedo Manise ingin menjangkau pasar Timur Tengah dan Jepang. Kini, Koperasi Semedo Manise Sejahtera sedang melakukan penjajakan untuk ekspor gula semut ke Jepang.
Hanya, Koperasi Semedo Manise Sejahtera menghadapi kendala biaya logistik kapal yang makin tinggi. Meski begitu, kendala itu tidak menyurutkan hasrat dari mereka untuk terus ekspansi pasar ekspor.
Untuk pasar domestik, pemasaran gula semut Semedo Manise melalui marketplace, minimarket, dan supermarket. Konsumen domestik gula semut Semedo Manise tak hanya datang dari pembeli ritel, namun juga berasal dari sektor industri makanan dan minuman.
Rencana ekspansi lain yang tengah Koperasi Semedo Manise Sejahtera siapkan adalah upaya untuk melakukan diversifikasi produk kelapa. Misalnya, membesarkan skala produksi dari virgin coconut oil (VCO), serta membuat camilan berbasis buah kelapa.
Selanjutnya: Bangga Buatan Indonesia: Upaya Apip's Batik jaga citra lewat fashion show
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News