kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Satu lagi kedai yang menawarkan gurihnya laba si bebek


Selasa, 24 Mei 2011 / 13:17 WIB
Satu lagi kedai yang menawarkan gurihnya laba si bebek
Aktor Extracurricular Nam Yoon Soo gabung Yeo Jin Goo di drama Korea terbaru JTBC.


Reporter: Handoyo | Editor: Tri Adi

Potensi bisnis kuliner memang masih terbuka lebar. Tak heran, bila brand baru dari waralaba usaha kuliner terus bermunculan.

Sebagai salah satu sajian yang punya banyak penggemar, waralaba makanan dengan bahan baku bebek pun terus berkembang. Salah satu kuliner yang menawarkan waralaba sajian bebek ini adalah Bebek H. Sueb.

Gerai Bebek H. Sueb pertama kali hadir di Jakarta pada tahun 1979. Namun, baru tiga tahun lalu, mereka mulai mengembangkan pemasaran dengan konsep waralaba.

Seperti juga pengusaha makanan berbahan baku bebek lainnya, Agus Mandori, pemilik waralaba Bebek H. Sueb mengungkapkan, keunggulan masakan bebeknya terletak pada daging bebek yang empuk dan rasa gurih yang bersumber dari rempah-rempah.

Sampai saat ini, Bebek H. Sueb telah memiliki tujuh gerai. Empat diantaranya milik terwaralaba yang tersebar di Cirebon, Sumber, Jatiwangi dan Kuningan.

Untuk dapat bergabung menjadi mitra Bebek H. Sueb, Agus menawarkan dua paket investasi, yakni model lesehan dan juga paket mini resto. Nilai investasi model lesehan cukup murah, yakni hanya Rp 7,5 juta hingga Rp 9 juta.

Sementara, untuk model resto, terwaralaba harus menyiapkan dana Rp 35 juta. "Dari kedua paket ini, banyak yang memilih model mini resto," jelas Agus.

Dengan berinvestasi Rp 35 juta, di luar sewa tempat dan perabot, terwaralaba akan mendapatkan dukungan, seperti booth, perlengkapan masak, desain interior resto dan promosi. Saban bulan, terwaralaba juga harus menyetorkan royalty fee 5%.

Bagi mitra yang mengalami kesulitan dalam memilih lokasi, Agus bersedia membantu survei tempat usaha. "Idealnya, lokasi usaha di pinggir jalan raya," kata Agus. Ukuran standar ruang usaha ini berkisar 5x7 m² atau 6x9 m² . "Minimal bisa menampung sekitar 30 sampai 40 orang pelanggan," katanya.

Selain dana investasi dan kriteria ruang usaha, Agus juga meminta terwaralaba untuk menjaga kebersihan, memberi pelayanan terbaik dan menjaga kualitas bahan baku. Terwaralaba pun harus membeli bumbu, dan sambal dari pusat. Sebab, sambal bikinan Agus adalah sambal spesial. "Kami memakai campuran kaldu dari hasil ungkepan bebek, ujarnya.

Harga 1 kilogram (kg) bumbu bebek, untuk 100 porsi sebesar Rp 75.000. Adapun banderol harga sambal Rp 65.000 per 100 porsi.

Bebek yang digunakan juga harus memiliki kriteria khusus. Agus menyarankan penggunaan bebek betina yang sudah tak bertelur lagi atau yang sering disebut bebek afkiran dengan berat minimal 1 kg. Bila memakai bebek muda, Agus menyarankan berat minimal 8 ons hingga 1 kg. Terwaralaba juga harus membeli bahan baku bebek ini dari master franchise setempat.

Selain makakan berbahan baku bebek, waralaba Bebek H. Sueb juga menyajikan menu ayam. Harga menu-menu makanan di gerai tersebut mulai Rp 17.000 sampai Rp 22.000 seporsi.

Dalam sehari, Agus mengklaim bahwa omzet terwaralaba mencapai Rp 2,5 juta. Balik modal pun bisa tercapai dalam waktu 3,5 bulan.

Salah satu mitra Bebek H. Sueb di Cirebon, Harpujarin mengaku baru balik modal setelah bergabung sejak Juli 2010. Maklum, awalnya, ia hanya menjual 50 porsi per hari. Kini, ia menargetkan penjualan 200 porsi per hari.

Bebek H. Suaeb
Jl. Kesambi 12
Cirebon, Jawa Barat
Telp. 021 43937430
HP. 082124094249

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×