kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sentra batu alam yang tak sekadar jual batu alam (2)


Kamis, 04 November 2010 / 10:49 WIB
Sentra batu alam yang tak sekadar jual batu alam (2)
ILUSTRASI. Nio Yantoni, Presdir Pikko Land Development Tbk


Reporter: Rizki Caturini | Editor: Tri Adi

Umumnya, para pedagang di sentra batu alam Kembangan, Jakarta Barat, ini hanya sekadar menjual batu yang dipasok dari berbagai daerah di Indonesia. Namun, ada beberapa kios yang menerima pembuatan hiasan dan air mancur dengan memahat batu cadas.

Sekilas, jika melewati kios-kios di sentra batu alam di Kembangan, Jakarta Barat ini, seperti tidak berpenghuni. Jarak pandang dari pinggir Jalan Lingkar Luar Barat (ringroad) ke dalam kios cukup terbatas, karena penerangan yang kurang memadai. Apalagi, tumpukan batu-batu alam itu menghalangi pandangan dari luar.

Para pedagang di sentra ini menempati kios berukuran sekitar 15x15 meter persegi. Selain tempat berjualan, kios ini berfungsi sebagai tempat tinggal dengan membangun ruangan sederhana di bagian belakang.

Ketika seorang pengunjung datang, pedagang pun dengan sigap menghampiri. Namun, setelah mendapatkan informasi mengenai jenis batu dan harga, tamu itu segera beranjak pergi tanpa adanya transaksi. "Biasanya, mereka survei dulu. Kalau harga cocok, baru kembali lagi," kata Arwani, pengelola PD Merah Delima Mekar.

Ia bilang, biasanya pedagang di sini hanya menjual batu alam yang berasal dari berbagai daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Mereka tak membentuk maupun mengukir batu alam tersebut. Boleh dibilang, para pedagang di sentra ini adalah tenaga pemasaran dari pabrik besar yang ada di daerah.

Namun, ada beberapa kios yang tidak hanya menjual, tapi juga mengukir batu alam di sini. Misalnya, UD Regita Alam. Kios ini mengukir batu cadas berwarna putih menjadi berbagai bentuk hewan, motif bunga ataupun berwujud manusia.

Toto Tabroni, pemilik kios batu UD Regita Alam, menyatakan, membutuhkan waktu tiga hari hingga seminggu untuk membuat satu buah pahatan. Waktu pemahatan ini sangat tergantung dari kerumitan model dan ukuran.

Dengan mengerahkan tiga pemahat, UD Regita Alam bisa membuat sekitar 10 unit pahatan batu cadas dalam satu minggu. Harga jual batu pahatan yang kecil dan sederhana berkisar Rp 250.000-Rp 700.000.

Sementara itu, batu pahatan yang rumit, seperti bentuk manusia, harganya bisa mencapai Rp 5 juta per unit. "Biasanya batu cadas ini untuk air mancur di kolam ikan atau kolam renang di perumahan," kata Toto.

Harga jenis batu lainnya yang tidak dipahat bisa lebih rendah. Batu andesit, batu kali dan batu candi dijual dalam ukuran per meter persegi (m2). Di sentra ini, harga jual rata-rata batu andesit sekitar Rp 130.000 per m2.

Harga jual batu candi sekitar Rp 80.000 per m2, sementara harga batu kali Rp 50.000 per m2. Kalangan pedagang di sentra ini menjual batu koral per karung seberat 20 kilogram (kg) seharga Rp 50.000.

Harga batu-batu alam ini juga berfluktuasi naik atau turun akibat pasokan dan persaingan usaha. Batu alam yang harganya turun, misalnya batu andesit. harga jualnya bisa Rp 150.000 per m2. Adapun batu candi dahulu dihargai Rp 90.000 per m2. "Karena makin banyak pesaing, kami pun perang harga," kata Toto Tabroni.

Sedangkan batu alam yang mengalami kenaikan adalah batu kali. Dulu harga batu kali hanya Rp 30.000 per m2. Jenis batu ini mengalami peningkatan karena ketersediaannya di daerah kian hari makin menipis.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×