Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi
Seperti layaknya pasar tradisional, proses tawar-menawar pun berlangsung di sentra barang elektronik bekas di Taman Puring. Tapi, pembeli harus mengecek harga di tempat lain sebelum ke Taman Puring. Kalau pandai menawar, Anda bisa mendapatkan barang elektronik seken dengan harga lebih miring.
Barang-barang elektronik bekas di Taman Puring memang sebagian besar bermerek terkenal. Namun, para konsumen harus tetap berhati-hati jika ingin membeli. Karena, pembeli bakal kecewa kalau tak mengetahui produk yang menjadi incarannya barang asli atau palsu.
Sebab, para pedagang di sentra ini juga banyak menyediakan barang kelas dua atau bahkan kelas tiga. Tentu saja, harganya berbeda dengan yang asli.
Sebagai salah satu sentra penjualan barang elektronik bekas di ibukota, Taman Puring memang selalu dicari banyak orang. Mulai dari yang hanya membeli barang seken hingga yang mencari nilai historis dan keantikan dari produknya.
Namun, jangan lupa, Anda juga harus lihai dan ulet dalam menawar. Soalnya, para pedagang di sentra yang terletak di kawasan Kebayoran Baru, Jakarta Selatan ini memberikan kesempatan bagi pembeli untuk menawar harga barang elektronik yang mereka inginkan.
Hanya saja, bicara tawar-menawar di Taman Puring, pembeli juga harus membekali dirinya dengan pengetahuan soal produk-produk elektronik. Dengan kata lain, pembeli harus mengetahui betul tipe-tipe barang yang akan mereka beli.
Sebelum ke Taman Puring mesti dibandingkan dulu dengan yang ada di tempat lain. Yang jelas, barang yang sama dengan di toko harganya bisa lebih murah kalau sudah berada di Taman Puring," saran Andri, pemilik Maju Jaya Audio.
Lagi pula, mayoritas pedagang di sentra ini tidak keberatan dengan pembeli yang melakukan penawaran harga. Karena, menawar merupakan hak pembeli dan bisa mempengaruhi kenyamanan mereka. "Biasanya, pelanggan saya puas, mereka tahu barang, makanya tidak banyak rewel soal harga, mereka tahu barang saya sama dengan barang yang ada di toko lain, dan tentu saja harganya miring," papar Andri.
Karena kepercayaan dan kenyamanan yang diberikan kepada pelanggan itu, hingga kini Andri terus bertahan di Taman Puring. "Banyak pedagang di Taman Puring yang gulung tikar karena tidak menanamkan kepercayaan kepada para pembeli mereka," ujarnya.
Andri pun selalu berterus terang soal kondisi barang ketika bertransaksi. "Kalau barangnya kelas dua, ya bilang kelas dua, tapi kalau barang asli, saya bilang asli. Kalau saya tak jujur, mungkin saya sudah bangkrut karena pelanggan pada kabur semua," bebernya.
Aryo, pemilik Skeleton, mengatakan, barang elektronik bekas di Taman Puring dicari orang karena memang terkenal akan kualitasnya. "Hampir tidak ada yang protes dengan produk yang kami jual karena kami memang jujur menjelaskan kondisi barang," katanya.
Selain itu, para pengunjung Taman Puring pun harus hati-hati. Lantaran, sejak zaman dulu hingga sekarang, pasar yang bersebelahan dengan kantor Polsek Kebayoran Baru ini masih rawan tindak kejahatan, seperti pencopetan dan pemalakan.
Purnama, pelanggan setia Taman Puring, membenarkan keangkeran sentra ini. Makanya, "Saya selalu ditemani oleh teman kalau berbelanja di sini," ujarnya. Maklum, beberapa bulan yang lalu, rekan kuliahnya kecopetan.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News