kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra ikan Cengkareng, semua pedagang ikan untung (2)


Jumat, 01 Oktober 2010 / 10:37 WIB
Sentra ikan Cengkareng, semua pedagang ikan untung (2)


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Tri Adi

Pembeli di sentra ikan Cengkareng, Jakarta, tidak hanya datang dari wilayah Jabodetabek. Namun juga dari wilayah lain, termasuk dari luar Jawa. Harga ikan yang relatif lebih murah dibanding tempat lain membuat sentra ini banyak didatangi pemburu ikan. Meski untung lebih kecil, yang penting ikan cepat laku terjual.

Sentra ikan Cengkareng di Jakarta menjadi lokasi yang pas untuk berdagang dan mencari ikan. Tak hanya menyediakan ikan hias, sentra ikan ini juga menjual berbagai bibit ikan konsumsi. Seperti ikan lele, patin, nila, dan gurame.

Untuk ikan hias, jenis yang banyak dijual, antara lain ikan koi, lohan, cupang, mas koki, ikan neon, ikan gapi, dan ikan komet. Selain itu tersedia juga jenis udang dan lobster air tawar, termasuk penjual akuarium dan berbagai kebutuhan pemeliharaan ikan.

Agung Setiaji, pedagang bibit ikan konsumsi di sentra ikan Cengkareng, mengatakan omzet penjualannya bisa mencapai Rp 1 juta sehari. "Itu belum termasuk pesanan yang datang dalam jumlah banyak," imbuhnya.

Ia mematok order minimal 100 ekor bibit hingga 2.000 bibit lele untuk sistem pengiriman. Maklum saja, kapasitas kolam tampung ikannya bisa mencapai maksimal 5.000 bibit lele. "Kalau ada yang minta hingga 10.000 unit biasanya kami kirim bertahap," ujar dia.

Tak hanya penjual bibit ikan konsumsi saja yang untung. Pedagang ikan hias di sentra ikan Jalan Kamal Raya, Cengkareng, ini juga bernasib sama. Setelah booming ikan lohan di tahun 2002-2003, banyak masyarakat yang mulai menyukai ikan sebagai peliharaan.

Meski begitu, peruntungan masing-masing kios tetap berbeda-beda. Pisella, perempuan yang sudah dua tahun mengelola kios ikan di sentra tersebut, mengatakan, penjualannya menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Sekarang ini dalam seminggu penjualan kotor sekitar Rp 3 juta," tandasnya.

Dia banyak menjual ikan mas koki dengan harga mulai Rp 5.000 hingga Rp 50.000. "Saat ini banyak orang suka ikan gapi, terutama yang warnanya bagus," kata Sella.

Lokasi sentra dan kiosnya yang agak sulit dijangkau oleh pengunjung, menyebabkan penjualannya minim. Maklum, meski sentra ini terletak di pinggir jalan menuju bandara udara, pengunjung harus berputar arah lebih jauh terlebih dulu.

Selain Sella, penurunan penjualan juga dialami Yoga. Lelaki yang banyak berjualan ikan koi ini mengatakan, penjualannya sehari berkisar antara Rp 300.000 hingga
Rp 500.000. "Paling hebat bisa sampai Rp 1 juta sehari," imbuh dia.

Padahal, meski omzetnya terbilang minim, menurut dia, sirkulasi ikan di sentra ini tergolong cepat. Jadi, pasokan ikan ke sentra ini cukup banyak dan dalam waktu singkat sudah habis terjual.

Selain itu, banyak pedagang yang menjual jenis ikan yang sama. Toh, kondisi ini tak terlalu mengganggunya karena peminat ikan koi cukup banyak. "Kualitas ikan di sini bagus," kata Yoga sembari berpromosi.

Menurut Sefriyani, pemilik kios ikan SiKembar, periode paling sepi di sentra ini adalah saat musim anak-anak masuk sekolah, dua pekan sebelum dan sesudah Lebaran. Termasuk saat Piala Dunia sepakbola pada bulan Juli lalu. Saat itu, omzetnya hanya Rp 500.000 per hari.

Ia mengaku, saat sepi, omzet terkecilnya dalam sebulan hanya Rp 10 juta. Sedangkan saat ramai, omzetnya bisa mencapai Rp 30 juta.

Saat ini, Sefriyani hanya menjual ikan koi. Ia termasuk pedagang yang terkenal karena hanya menjual ikan koi dengan bentuk dan kualitas bagus. Otomatis, harga jual ikannya juga tinggi mulai Rp 100.000 hingga Rp 2 juta per ekor. "Para pedagang dari Jalan Kartini, Grogol, juga ambil dari sini," kata Yani, panggilan akrabnya.

Para pedagang ikan, baik ikan konsumsi maupun hias di sentra ini, biasanya membeli ikan langsung dari para pembudidaya di berbagai daerah. Seperti Sukabumi, Depok, dan Bogor. Para pemasok dan pembudidaya ikan datang seminggu atau dua minggu sekali ke sentra tersebut.

Selain daerah-daerah itu, pasokan ikan hias juga datang dari pembudidaya ikan di Tulungagung dan Blitar, Jawa Timur. "Pedagang ikan hias itu datang tiap seminggu sekali atau dua kali," kata Sella.

Menurutnya, Blitar memang terkenal sebagai daerah penghasil ikan hias jenis koi yang terkenal. Produksinya mencapai 40 juta ekor ikan koi setahun. "Biasanya yang dari Blitar ke sini dulu untuk menjual, setelah itu baru menjual ke tempat lain," kata Yani.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×