kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

Sentra ikan yang berharap jadi yang terbesar (4)


Selasa, 05 Oktober 2010 / 10:06 WIB
Sentra ikan yang berharap jadi yang terbesar (4)


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Tri Adi

Sentra ikan di Cengkareng, Jakarta, memiliki Koperasi Pengusaha Ikan Cengkareng. Koperasi yang berdiri setahun lalu ini membantu permodalan para pedagang. Selain koperasi, ada pula Asosiasi Pengusaha Ikan Cengkareng (APIC) yang lebih dulu terbentuk. Bersama Dinas Perikanan DKI Jakarta, mereka memiliki ambisi besar.

Selama ini, koperasi para pedagang ikan Cengkareng menangani simpan pinjam para anggotanya yang berusaha di sentra ikan Jalan Kamal Raya. Selain itu, koperasi ini juga bakal menyediakan barang dan jasa perikanan, berikut dengan pelatihan manajemen.

Ketua Koperasi Pengusaha Ikan Cengkareng, Biriadi, mengatakan, selama ini pendanaan untuk kebutuhan simpan pinjam masih berasal dari simpanan pokok dan simpanan wajib para anggota. Koperasi ini ada di bawah Asosiasi Pengusaha Ikan Cengkareng (APIC).

APIC berdiri tahun 2000. "Kami membentuk koperasi dengan badan hukum untuk memudahkan pembinaan dan memperoleh fasilitas pinjaman," kata Biriadi. Maklum, perkumpulan pedagang yang ada sebelumnya tidak berbadan hukum.

Dia menyatakan, selama ini sudah ada sekitar 30 peminjaman dengan uang pinjaman berkisar antara Rp 500.000 hingga Rp 750.000. Biasanya, pinjaman kecil ini merupakan pinjaman berjangka waktu lima bulan.

Seperti koperasi lainnya, koperasi pedagang ikan ini juga pernah mendapat tawaran dana dari bank. Namun, koperasi para pedagang ikan itu masih mempertimbangkan pendanaan dari luar. "Kami harus memikirkan angsuran, jangan sampai ada pinjaman yang macet," kata Biriadi yang sebelum menjadi pedagang ikan di sentra ini berprofesi sebagai petani.

Meski koperasi masih belum memiliki akses ke perbankan, bukan berarti para pedagang yang ada di sentra Cengkareng ini juga tak mendapat sentuhan bank. Misalnya, pemilik kios ikan Si Kembar, Sefriyani, telah beberapa kali mendapat persetujuan utang dari bank. Ia bertutur, pinjaman itu menawarkan bunga sebesar 2% per bulan. "Hingga kini, saya sudah mengambil pinjaman hingga Rp 85 juta untuk kebutuhan modal dan pengembangan kios," ujarnya.

Selain permodalan, para pedagang di sentra Cengkareng ini juga mendapatkan pelatihan pembudidayaan ikan. Kali ini, giliran Dinas Perikanan DKI Jakarta yang berkontribusi. Maklum, lahan di sentra ini milik Pemprov DKI Jakarta.

Dalam pelatihan itu, menurut Biriadi, mereka juga mendapatkan bibit dan fasilitas kolam. Selain itu, APIC dan koperasi juga berperan dalam menjalin hubungan dengan berbagai kalangan, termasuk Dinas Perikanan DKI Jakarta. Jalinan kerjasama ini tengan beranga-angan besar, mereka berencana merenovasi sentra tersebut. "Kami menginginkan sentra ikan Cengkareng menjadi sentra ikan terbesar di Jakarta," kata Biriadi.

Sayang, Biriadi memperkirakan, penambahan kios hanya terbatas. "Gedung baru lebih diutamakan untuk para pedagang yang sudah di sini," katanya.

Alhasil, bagi para pedagang baru di sentra itu masih memerlukan proses panjang untuk bisa membuka usahanya di sana. Sebab, kebutuhan lahannya luas dan sampai kini belum terpenuhi.

Tak hanya renovasi sentra, Dinas Perikanan juga akan menertibkan masalah kependudukan para pedagang. Pasalnya, sebelumnya banyak terjadi pengalihan tempat usaha tanpa sepengetahuan pemilik lahan.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×