Reporter: Raymond Reynaldi | Editor: Tri Adi
Sejak zaman penjajahan Belanda, orang telah mengenal Tanah Abang, Jakarta, sebagai sentra penjualan kambing. Kini, ada opsi lain, yakni Babelan. Daerah di timur Jakarta ini telah lama memasok ternak tersebut untuk wilayah Bekasi. Di sentra yang terbentuk 1980 ini 300 ekor kambing terjual setiap minggunya.
Babelan, daerah yang masuk dalam wilayah Pemerintahan Kabupaten Bekasi Utara, memiliki sentra penjualan kambing hidup yang cukup besar. Sentra ini terletak di lahan parkir Proyek Pasar Babelan.
Namun, yang harus diingat, pedagang kambing di sentra ini tak menggelar dagangannya setiap hari. Mereka hanya berdagang dua hari dalam seminggu, yakni Kamis dan Minggu. "Kami mulai berdagang dari jam 07.00 sampai siang sekitar jam 11.00," tutur Ramin, pedagang dari Kampung Kedaung, Babelan.
Selayaknya pasar hewan lainnya, transaksi di sentra ini kebanyakan terjadi di antara pedagang. Para pedagang di sentra ini sering membeli kambing yang ditawarkan pedagang lainnya. "Untuk stok kandang kami di rumah," ujar Uwik, pedagang kambing dari Cakung, Jakarta Timur.
Maklum, para pedagang kambing yang menempati lahan seluas sekitar 100 meter persegi ini berasal dari berbagai daerah. Yaitu para pedagang di sekitar Bekasi, hingga pedagang dari Jakarta, seperti Penggilingan dan Cakung.
Begitu pula dengan para pembelinya. Asal tau saja, sentra ini juga menjadi pusat grosir kambing di kalangan pedagang dari Babelan, Bekasi, Pondok Gede, Cikarang, Pulo Gadung, serta Semper, Tanjung Priok. "Banyak pula penjual daging kambing di pasar Pondok Gede dan Semper yang datang ke sini," ujar Uwik.
Menurut penuturan Jayadi, pedagang kambing dari Muarabakti, Babelan, sentra kambing di Babelan ini sebenarnya telah terbentuk sejak 1980. Hanya saja, lokasi sentra tidak di lahan parkir. "Dulu lokasi sentra berseberangan dengan Kantor Urusan Agama Kecamatan Babelan," imbuhnya.
Sebelum menempati lahan parkir Proyek Pasar Babelan, para pedagang memang sering berpindah lokasi. Tapi, tetap saja di seputar Babelan. "Dulu, kami ada di depan Koramil, terus geser ke dekat kantor kecamatan. Nah baru tahun 2009 kemarin masuk ke lahan ini," papar Minas, pedagang kambing dari Kayuringin, Bekasi.
Sentra ini menjual kambing hidup dengan berbagai ukuran berat dan usia. Selain kambing, beberapa pedagang juga menjual domba.
Soal harga, para pedagang membanderol harga kambing mulai Rp 400.000 hingga Rp 1,3 juta per ekor. Jayadi pun mencontohkan, patokan harga kambing jantan hidup dengan berat 17 kilogram (kg) hinggai 20 kg berkisar Rp 1 juta sampai Rp 1,3 juta. "Yang jelas harga betina lebih murah dari jantan," imbuhnya.
Sementara, Minas yang berdagang domba, mematok harga pada kisaran Rp 1,2 juta sampai Rp 1,4 juta. Tiap pedagang rata-rata menjual minimal lima ekor kambing per hari.
Dengan rata-rata harga sebesar Rp 1 juta, maka omzet yang mampu diraup tiap pedagang sekitar Rp 5 juta per hari. "Dari dua hari berjualan omzetnya bisa sekitar Rp 10 juta hingga Rp 12 juta," kata Jayadi.
Dengan jumlah pedagang 50 orang, penjualan kambing di sentra ini mencapai 300 ekor setiap minggu. "Karena para pembeli juga pedagang, mereka belanja tiga hingga lima kambing sekaligus," tandas Abdul Karim, pedagang dari Kampung Turi, Tambun Utara.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News