Reporter: Noverius Laoli | Editor: Havid Vebri
Sentra obat di Pasar Kramatjati, Jakarta Timur menjual berbagai jenis obat untuk segala macam penyakit. Selain pilihannya banyak, harga obat di pasar ini juga relatif murah. Namun, sentra ini terbilang kurang nyaman untuk berbelanja. Selain kondisinya nampak kurang terurus, bau pesing juga kerap tercium dari beberapa sudut pasar. Tak terkecuali di lantai dua pasar yang diramaikan sejumlah toko obat.
Selain kurang terurus, lapangan parkir pasar ini juga sudah dijual kepada pedagang kaki lima (PKL). Alhasil, setiap sore lapangan parkir di sekitar Pasar Kramatjati dipenuhi PKL. Para PKL ini memang baru menggelar dagangannya menjelang sore hari. Fahrul, salah seorang pedagang obat di Pasar Kramatjati mengatakan, karena lahan parkir terbatas banyak pelanggannya kini enggan datang ke pasar ini.
Biasanya, pelanggan memilih datang berbelanja dari pagi sampai siang hari. Saat itu, lapangan parkirnya belum dipakai PKL. "Setelah sore mulai pukul 14.00 WIB sudah sepi," kata Fahrul. Biasanya, PKL membuka lapak di lapangan parkir sejak pukul 15.000 WIB. Alhasil, mobil dan motor yang sedang parkir harus keluar. Selain pengunjung, pedagang obat di Pasar Kramatjati sendiri kadang sulit mencari parkir.
Kondisi ini sudah mulai mereka rasakan sejak lima tahun terakhir. Fahrul menuding, pengelola pasar lebih mementingkan pendapatan ketimbang memikirkan nasib para pedagang di dalam pasar. "Pengelola pasar mencari untung dari pedagang kaki lima,"paparnya.
Wartono, pedagang lainnya membenarkan, keterbatasan lahan parkir berdampak kepada sepinya pembeli. Hal ini diperparah dengan kondisi pasar yang nampak kotor dan tidak terurus. "Sekarang semakin jarang pelanggan yang menjadikan Pasar Kramatjati sebagai tempat berbelanja," ujarnya.
Karena ditinggalkan konsumen, harga kios di pasar ini juga terus anjlok. Wartono mengaku, pada tahun 2000 membeli dua kios ukuran 2 meter (m) x 4 m seharga Rp 38 juta. Namun, saat ini harga kedua kios itu turun drastis menjadi hanya Rp 7 juta. "Ini akibat pasarnya kurang diminati masyarakat," bebernya.
Pedagang lain, Wahyudi mengatakan, sepinya pembeli bukan pada sore hari saja. Tapi juga, sudah mulai terasa sejak siang hari. Padahal, sore hari menjelang malam sebenarnya banyak orang mencari obat.
Soalnya, saat itu merupakan jam pulang kantor dan banyak dari mereka yang singgah sebentar sebelum pulang ke rumah. "Tapi karena sore sudah susah parkir mereka memilih ke tempat lain," ujarnya. Lantaran peluang menjaring pelanggan baru sudah sulit, Wahyydi kini fokus menjaga hubungan baik dengan pelanggan. Misalnya, memberikan layanan antar bila memesan dalam jumlah banyak.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News