kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sentra peralatan salon yang butuh perbaikan infrastruktur (3)


Rabu, 19 Januari 2011 / 10:28 WIB
Sentra peralatan salon yang butuh perbaikan infrastruktur (3)


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi

Tumbuhnya pelbagai pusat perbelanjaan modern membuat pedagang khawatir pamor sentra peralatan salon Pasar Baru meredup. Apalagi, sarana dan prasarana penunjang masih minim, sehingga kenyamanan berbelanja di sana berkurang. Pedagang berharap pemerintah memberi perhatian lebih kepada Pasar Baru.

Kemacetan dan kesemrawutan menjadi wajah pertama yang terlihat saat akan menginjakkan kaki ke sentra peralatan salon Pasar Baru. Walau begitu, para pelanggan setia tidak kapok untuk terus datang dan berbelanja di sini.

Maria adalah salah satu pelanggan setia sentra itu. Ia memiliki usaha salon di Jakarta dan sudah sembilan tahun berbelanja di sentra alat-alat salon Pasar Baru. Pengalaman berbelanja yang cukup lama ini membuat Maria mengetahui pelbagai peralatan termasuk harganya.

Menurut Maria, beberapa toko menjual alat-alat salon tanpa garansi. Tapi, pelanggan tidak usah takut untuk berbelanja. Meski tanpa garansi, Maria sudah membuktikan peralatan salon yang dijual di sentra ini termasuk awet. "Alat-alat salon yang saya beli di sini bisa tahan sampai lima tahun," katanya.

Selain itu, walau tidak bergaransi, biasanya, toko yang menjual alat-alat salon menyediakan layanan servis. Tentu saja, keberadaan layanan servis sangat membantu pembeli. Sebab, alat yang rusak memang akan lebih baik kalau diperbaiki di tempat barang itu dibeli.

Bagi Maria, sentra Pasar Baru tetap menjadi tujuan utamanya dalam berbelanja peralatan salon, sekalipun sudah banyak mal yang menawarkan produk sama. Soalnya, sentra ini menawarkan banyak pilihan produk. Termasuk peralatan salon impor asal China, Korea Selatan, dan Jepang.

Walaupun masih banyak pelanggan seperti Maria yang setia berbelanja, beberapa pedagang mengaku omzetnya menurun. Penyebab utamanya, jumlah toko di sentra Pasar Baru semakin banyak. "Tidak jarang satu keluarga memiliki dua hingga tiga toko," ujar Welly Witana, pemilik Kantva Puspita.

Welly melihat, jumlah pedagang di sentra ini terus bertambah karena banyak pemain lama yang ingin mengembangkan usahanya. Apalagi, mayoritas pedagang adalah pemain lama yang mewarisi usaha. "Jadi, seandainya ada toko baru lebih merupakan pengembangan usaha," kata Welly yang juga merupakan penerus dan generasi ketiga dari toko yang dirintis kakeknya pada awal abad 20.

Penurunan omzet yang hampir mencapai 50% dalam setahun belakang juga terjadi lantaran harga peralatan salon impor naik. "Daya beli masyarakat jadi menurun," ungkap Tommy, pemilik Sinar Mentari Jaya.

Welly khawatir lambat laun, popularitas Pasar Baru sebagai sentra penjualan alat salon juga melorot. Dampaknya, tentu saja, jumlah pengunjung di sentra ini juga akan berkurang. Terlebih, gempuran pusat-pusat perbelanjaan yang semakin kuat di Jakarta dan sekitarnya akan menyedot perhatian para pembeli setia sentra peralatan salon Pasar Baru.

Welly menyatakan, keputusan Pemerintah DKI Jakarta yang pada 2000 menetapkan Pasar Baru dan daerah sekitarnya sebagai kawasan belanja bertaraf internasional tidak akan cukup mendongkrak pamor Pasar Baru tanpa pembangunan sarana prasarana yang memadai.

Contoh, pemerintah harus membenahi jalan di sekitar Pasar Baru supaya tidak macet. Lalu, menyediakan pelbagai sarana lain sehingga pengunjung betah berbelanja di Pasar Baru yang kini mengusung ejaan lama: Passer Baroe. "Kami mengharapkan, selain nilai historis yang harus tetap terjaga, juga harus ada perbaikan infrastruktur," tegas Welly.


(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×