Reporter: Hendra Gunawan | Editor: Tri Adi
Menjamurnya pemain industri percetakan memacu persaingan usahanya kian ketat. Buntutnya, para pemilik percetakan berupaya memberikan tarif serendah mungkin agar mendapatkan order cetakan. Selain bersaing tarif, banyak juga yang melakukan strategi undian untuk menjaring para konsumen.
Meskipun sudah memasuki era digital, kebutuhan jasa percetakan selalu meningkat setiap tahun. Otomatis pelaku usaha di bidang jasa percetakan kebanjiran order.
Alhasil, kondisi itu mengakibatkan persaingan yang cukup ketat. Perang tarif pun tak terelakkan.
Tengok saja, di setiap gerai percetakan, baik yang ada di Jalan Baru Kebayoran Lama ataupun di sentra lainnya. Mereka akan berusaha memasang tarif yang terendah bagi para pelanggannya.
Menurut Apri, pemilik CV Dila Printing yang mempunyai gerai percetakan di Jalan Baru No. 5A-5B, kini para pemilik percetakan harus berhitung lebih cermat agar bisa menawarkan tarif yang relatif lebih murah. "Kalau dulu, untuk order Rp 10 juta, saya bisa untung Rp 6 juta, karena modalnya cuma Rp 4 juta," katanya. Namun, sekarang kondisi itu tidak berlaku lagi.
Apri pun terpaksa turut menawarkan tarif murah bagi pelanggannya. Misalnya untuk cetakan offset yang menggunakan empat warna dengan jumlah cetakan sebanyak 20.000 eksemplar, dia berani membandrol tarif Rp 200.000.
Apri mengklaim, tarif yang diberikan itu lebih murah dibandingkan dengan percetakan di tempat lain yang mengenakan tarif
Rp 250.000 untuk jasa cetakan yang sama. Begitu pula dengan ongkos print out film, dia memberikan tarif Rp 10 untuk setiap sentimeter.
Selain bersaing dari segi tarif, persaingan kualitas dan layanan pun jadi andalan. Kecepatan cetak misalnya, semakin cepat pengerjaannya menjadi nilai lebih bagi percetakan tersebut di mata para konsumennya. Dalam soal layanan itu, meski Apri sudah memiliki mesin yang cukup komplet untuk mendukung usahanya, dia tetap berencana terus menambah jumlah mesinnya.
Dalam waktu dekat ini, dia berniat menambah lagi satu mesin percetakan yang mampu mencetak dengan dua warna sekaligus. Dengan memiliki mesin tersebut, Apri berharap bisa mengerjakan produk cetakan dengan lebih cepat lagi. Sebab, dengan mesin baru itu hanya membutuhkan dua kali putaran ketika mengerjakan cetakan empat warna. Jika masih menggunakan mesin cetakan dengan satu warna, ketika sedang mencetak orderan dengan empat warna maka harus melalui empat kali putaran.
Para pengusaha percetakan itu tak hanya berperang dalam tarif, kualitas, dan layanan. Persaingan antara percetakan untuk mendapatkan order juga sudah menjalar sampai memberikan iming-iming berupa hadiah.
Coba saja mampir ke CV Mitra Utama yang gerainya berada di Jalan Baru No 19. Perusahaan milik Yulianto ini memberikan iming-iming hadiah kepada siapa saja yang mempercayakan cetakannya ke perusahaannya. Pelanggan yang menggunakan jasa percetakan milik Yulianto berhak mengikuti undian yang hadiahnya berupa aneka ponsel pintar, laptop, atau barang-barang lainnya.
Yulianto akan membagikan hadiah tersebut kepada para pelanggan yang beruntung setiap hari. "Siapa pun yang mencetak di sini berpeluang mendapatkan hadiah. Sekalipun dia cuma mencetak satu meter, tetap berhak dapat undian," katanya, berpromosi.
Yulianto sudah menerapkan strategi pemasaran tersebut sejak setahun terakhir dan akan terus diperpanjang hingga batas waktu yang tidak ditentukan. "Undian ini akan tetap berlaku walaupun pada hari itu cuma ada dua orang yang menggunakan jasa percetakan saya," ujarnya.
Meski hadiah tersebut nilainya tidak relalu besar, menurut Yulianto, cara itu cukup efektif menjaring konsumen. Terutama, konsumen yang merupakan karyawan suatu perusahaan yang bertanggung jawab pada produk cetakan di kantornya.
Dengan iming-iming itu, Yulianto berharap, para karyawan tersebut akan terus mempercayakan produk cetakan di gerainya alias menjadi langganan tetap. "Sampai saat ini, masih cukup ampuh menarik minat mereka," katanya.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News