Reporter: Revi Yohana | Editor: Havid Vebri
Sentra percetakan di Jalan Raya Bogor, Km 20, Kramat Jati, Jakarta Timur selalu ramai diserbu pembeli. Namun, tidak seluruh produk percetakan bisa laku dalam waktu yang sama. Biasanya, ada musim-musim tertentu di mana satu produk lebih laku dari produk yang lain.
Saat musim nikah, misalnya, order kartu undangan yang paling laris. "Habis Idul Adha, biasanya banyak yang nikah, jadi permintaan kartu undangan lebih laris," kata Ricky Azhari, pemilik kios percetakan di Kramat Jati.
Ricky bilang, omzetnya di musim nikah itu bisa naik dua kali lipat dari hari biasa. Begitu pula saat musim libur anak sekolah. Lantaran banyak anak yang dikhitan selama libur sekolah, permintaan kartu undangan khitanan juga meningkat.
Biasanya, order percetakan agak sepi di awal tahun. Saat sepi order ini, Ricky kerap mengisi kesibukan dengan melakukan promosi dan menyebar iklan.
Selain melalui internet, ia juga menyebarkan pamflet di toko-toko kertas tempatnya mengambil bahan baku percetakan.
"Biasanya titip pamflet ke toko kertas tempat saya ambil bahan baku, dari situ kadang ada yang mencari juga, misalnya untuk cetak majalah atau yang lain," ujarnya.
Berkat promosi itu, saat ini Ricky mendapat pesanan rutin mencetak sejumlah majalah komunitas yang terbit setiap bulan.
Setiawan, pengelola Percetakan Nabila menuturkan, permintaan jasa percetakan ada musim-musim ramai dan sepinya.
Sama seperti Ricky, omzet kiosnya juga melonjak saat musim nikah. "Itu musim-musimnya orang ramai memesan undangan pernikahan," kata Setiawan.
Sementara, saat Hari Raya Idul Fitri, permintaan ucapan kartu Lebaran gantian marak. Menurut Setiawan, perkantoran masih membutuhkan kartu Lebaran karena dianggap lebih resmi.
Biasanya, perkantoran akan memesan pada percetakan dengan desain dan format kartu sesuai selera perusahaan atau kantor yang memesan. Selain kartu ucapan Lebaran, pada masa-masa itu, pesanan stempel kantor juga akan meningkat.
Selama musim Lebaran ini, Setiawan lebih banyak mengandalkan pesanan dari perkantoran ketimbang perorangan. "Untung dari pesanan dari perusahaan lebih besar," tuturnya.
Kendati begitu, Setiawan tetap memberikan potongan harga bagi perusahaan yang memesan di tempatnya. Syaratnya, pesanan harus dalam partai besar.
Potongan harga juga berlaku bagi pembeli perorangan. Namun, Setiawan akan melihat dulu pembelinya, termasuk kelas menengah atas atau bawah. Jika terlihat cukup mampu, ia akan mematok harga lebih tinggi.
"Misalnya, kita buka harga berbeda untuk pesanan spanduk buat jual nasi uduk dibanding spanduk untuk perusahaan besar," tuturnya. Bagi konsumen kelas bawah, tetap diberikan potongan kendati pesannya satuan.
(Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News