kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.986.000   17.000   0,86%
  • USD/IDR 16.835   40,00   0,24%
  • IDX 6.679   65,44   0,99%
  • KOMPAS100 965   12,40   1,30%
  • LQ45 750   8,15   1,10%
  • ISSI 212   1,80   0,86%
  • IDX30 390   4,00   1,04%
  • IDXHIDIV20 468   2,84   0,61%
  • IDX80 109   1,41   1,31%
  • IDXV30 115   1,81   1,60%
  • IDXQ30 128   1,06   0,84%

Sentra tas wanita Senen: Produk China dominan, tas lokal tenggelam (4)


Jumat, 15 Juli 2011 / 16:33 WIB
Sentra tas wanita Senen: Produk China dominan, tas lokal tenggelam (4)
ILUSTRASI. Harga emas kembali menguat


Reporter: Ragil Nugroho | Editor: Tri Adi

Maraknya produk tas asal China dengan harga terjangkau dan kualitas baik mengakibatkan tas lokal terpinggirkan. Maklum, selera masyarakat cenderung menyukai merek asing, meskipun kualitas kelas dua, ketimbang lokal. Apalagi, bila tas asal China itu punya harga miring.

Di lantai tiga Gedung Senen Jaya, Pasar Senen, para pedagang tas biasanya membuka gerainya dari jam tujuh pagi hingga empat sore. Mereka juga tetap buka di hari libur dan tanggal merah dengan waktu yang lebih singkat, yakni mulai dari pukul dua belas siang hingga jam lima sore.

Tak hanya melayani pengunjung, mereka juga sibuk mengemas tas-tas di dalam kardus untuk pengiriman dalam paket besar ke beberapa wilayah di Indonesia. Wilayah pemasarannya bahkan sudah mencapai hampir seluruh kota besar di Indonesia.

Mayoritas pedagang juga menyediakan layanan pemesanan via telepon. Namun, layanan ini hanya berlaku untuk pelanggan dengan pesanan minimal sepuluh tas.

Sebagai pusat penjualan tas, berbagai merek tas tersedia di Pasar Senen. Tas-tas buatan China pun mendominasi barang dagangan dengan porsi hampir 80%. Sisanya diisi oleh tas lokal.

Aris Kuncoro, pemilik Bagus Fortuna, sebenarnya menyayangkan kondisi ini. Namun, sebagai pedagang, ia harus melihat dari sisi keuntungan. "Buatan China jauh lebih unggul dengan harga yang sama," ujarnya.

Apalagi, ia harus melihat permintaan pasar yang cenderung lebih memilih kualitas tas KW 2 atau KW 3 buatan China ketimbang produk dalam negeri. Selain kualitasnya yang lebih baik, produk tiruan merek terkenal juga terlihat lebih gaya. "Maklum, kan tidak begitu terlihat asli apa palsu," ungkap Aris, memaparkan.

Aris juga berharap, pemerintah lebih getol berperan mengatasi kondisi ini. Menurutnya, selama ini pemerintah tidak maksimal dalam memberdayakan para perajin tas lokal dalam menghadapi serbuan barang murah dari China.

Di toko miliknya, Aris sebenarnya juga menjajakan produk lokal dari Bandung. Namun, tas lokal itu kalah bersaing dengan produk impor. Tiap minggu, sales importir dari China selalu datang menawarkan produknya. "Tiap minggu ada kapal barang yang datang dari China," kata Aris yang membeli 100 tas tiap kali datang penjual tas China itu.

Selain menyediakan tas wanita, Pasar Senen juga menyediakan beragam tas sekolah, keperluan kerja hingga tas untuk naik gunung. Tidak ketinggalan pula aneka macam dompet.

Meski jumlahnya tidak banyak, pembeli dan pencari dompet di sentra ini selalu ada setiap hari. Menurut Andra Suwandi, pemilik toko Kharisma Jaya, permintaan tas-tas sekolah akan meningkat pada masa-masa akhir liburan sekolah. "Di akhir bulan Juni tahun ini meningkat 40% dibanding hari biasa," ujarnya.

Dari tas sekolah, Andra bisa meraup pemasukan hingga Rp 30 juta per bulan. Ia menjual tas sekolah dari harga Rp 75.000 hingga Rp 200.000.

Selain tas sekolah, permintaan tas ransel untuk membawa laptop atau notebook juga meningkat. Andra juga mengakui pasokan akan tas ransel laptop meningkat hingga dua kali lipat sejak dua tahun belakangan. "Meski penggunanya masih terbatas, tas ini tetap dicari," sambungnya.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Practical Inventory Management (SCMPIM) Negotiation Mastery

[X]
×