Reporter: Hafid Fuad | Editor: Tri Adi
Pasar Tebet di Jakarta Selatan tidak sekadar pasar tradisional. Pasar bernama lengkap Pasar Tebet Barat Dalam itu juga dikenal sebagai sentra pembuatan undangan. Di pasar milik Pemerintah DKI Jakarta itu, setidaknya ada 200 pemburu laba dari hasil mencetak undangan.
Bagi Anda yang pernah mengadakan hajatan perkawinan, tentu pernah berurusan dengan pembuat undangan. Salah satu tempat yang menyediakan banyak pembuat undangan itu adalah Pasar Tebet Barat Dalam, di Tebet, Jakarta Selatan.
Di pasar ini, sedikitnya ada 200 pembuat undangan. Mereka menempati area bangunan dasar (basement) pasar tersebut. Lantaran jumlah pembuat undangan mencapai ratusan, bisa dikatakan di sinilah letak sentra pembuat undangan terbesar di Jakarta.
Bagi Anda yang warga Jakarta tentu tak susah untuk menjangkau Pasar Tebet karena pasar ini hanya berjarak satu kilometer saja dari Tugu Dirgantara, Pancoran, Jakarta Selatan. Jika menggunakan kendaraan bermotor, dari Tugu Dirgantara ini hanya butuh waktu 10 menit saja.
Pembuat undangan di pasar Tebet itu tidak hanya melayani pembuatan undangan untuk Jabodetabek saja. Mereka juga melayani pesanan undangan dari berbagai kota di Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, bahkan pesanan datang dari negeri jiran.
"Pelanggan dari Malaysia rutin pesan undangan ke sini," ungkap Zurmietty, satu dari sekian banyak pembuat undangan di Pasar Tebet.
Bentuk undangan yang ditawarkan pun aneka macam dan bentuk. Mulai dari undangan printing, undangan berbentuk kipas, undangan berbentuk keramik, hingga aneka bentuk undangan unik buatan tangan.
Pembuat undangan pertama kali muncul di Pasar Tebet sekitar 1984 silam. Salah satu perintisnya adalah Jamhuri, pria asal Aceh yang sampai sekarang masih memproduksi undangan itu. "Waktu pertama kali kami buka usaha, susah mencari pembeli," jelas Jamhuri.
Selain Jamhuri, ada dua pembuat undangan lain yang ikut merintis usaha pembuatan undangan di Pasar Tebet itu, yakni Azhar Muhammad Gade dan Pompom, keduanya juga masih belum pensiun sebagai pembuat undangan di pasar ini.
Senada dengan Jamhuri, Azhar juga bercerita tentang duka saat merintis usaha pembuatan undangan. "Dulu pembelinya sepi tapi sekarang pembelinya semakin ramai," terang Azhar yang kini bisa menjual minimal 5.000 unit undangan setiap bulan.
Pertama kali buka usaha, Azhar menjual undangan seharga Rp 500 per satu undangan. "Sekarang mencari undangan seharga Rp 3.000 sudah susah," jelas Azhar.
Namun, lambat laun, pembuat undangan di Pasar Tebet makin dikenal. Azhar bilang, inilah yang membuat iri para pembuat undangan yang biasa mangkal di Pasar Mayestik, Kebayoran Baru. Sehingga pada 1990-an mereka pun ramai-ramai pindah ke Pasar Tebet. "Mereka bilang omzet di Tebet lebih bagus," jelas Azhar.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News