Reporter: Revi Yohana | Editor: Dupla Kartini
Keunikan batik khas Jambi menjadi identitas tersendiri, sehingga kerap pula dijadikan buah tangan. Makanya, pembeli batik ini tak hanya dari masyarakat setempat, tapi juga pelancong atau wisatawan luar pula bahkan luar negeri.
Pengelola Toko Mirabella Batik Jambi Maya menuturkan, biasanya warga Jambi yang membeli batik adalah pegawai kantoran atau guru yaitu untuk seragam. Sementara, dari luar Jambi, kebanyakan para wisatawan. "Sering ada turis dari China, Jepang, dan Turki," ceritanya.
Demi memikat pembeli, Maya memasang trik khusus. Di Toko Mirabella, ia menyediakan jasa jahit. Jadi, calon pembeli bisa membeli pakaian jadi atau hanya berbentuk kain batik.
Nah, kain itu bisa langsung dijahit di tempat, sesuai model yang tersedia. "Jadi, misalnya pembeli suka sama model bajunya, tapi kurang suka motifnya, boleh pilih kain yang tersedia, dan minta dijahitkan di sini," tuturnya.
Soal harga, Maya tidak memungut biaya tambahan. Cukup membayar sesuai harga baju yang sama dengan yang dipajang di toko. Ia mengaku, cara ini dilakoni supaya pakaian jadi maupun kain sama-sama laku.
Strategi yang sama juga ditempuh Rizki. Pemilik Rizki Batik Jambi ini juga membebaskan ongkos jahit, selama pelanggan membeli bahan kain batik dari tokonya. "Kami kan punya penjahit sendiri, jadi tidak masalah," ujar perempuan yang memiliki enam karyawan khusus penjahit ini.
Harga yang ditawarkan Rizki di tokonya beragam. Misalnya, untuk pembuatan kemeja lengan panjang pria dari bahan semi sutra, biayanya Rp 120.000. "Kami berharap mereka senang berbelanja di sini, karena dengan memilih motif sendiri, pembeli akan lebih puas," ujar Rizki.
Demi lebih memuaskan pembeli, ia juga rutin menyajikan model terkini, dan lebih banyak pilihan warna batik.Kebetulan, Rizki dan keluarganya mendesain sendiri kain batik. Dengan begitu, motif yang dijual pun unik dan tidak sama dengan toko lain. "Kalaupun motif tidak baru, warnanya akan kami ganti-ganti atau padu padankan, sehingga pembeli tak bosan," tuturnya.
Dengan layanan dan produk yang menarik, Rizki berharap pembeli yang datang ke tokonya bisa menjadi langganan. Bahkan, ia mengaku, tak jarang ada yang rutin membeli dalam jumlah besar ke tokonya. Biasanya mereka adalah pedagang yang menjual kembali ke kabupaten-kabupaten di luar kota Jambi, seperti ke Kabupaten Muara Bungo, Kerinci, Muaro Jambi, dan Kuala Tungkal.
Strategi update desain atau model pakaian juga ditempuh Maya. Ia rajin mengikuti perkembangan model dan mengadaptasinya dengan budaya Jambi. Misalnya, mengadaptasi model pakaian Korea yang belakangan sedang booming. "Desain kami ambil dari internet, tapi diubah atau modifikasi sedikit," ucapnya sembari menunjukkan dress yang terpajang pada salah satu manekin di dalam toko.
Tak asal mencontek, Maya tetap menyesuaikan dengan budaya setempat. Pakaian Korea yang biasanya berupa rok mini atau baju tanpa lengan dimodifikasi sehingga tampil lebih sopan. (Selesai)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News