kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.313.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Siswaya berharap bogor menjadi kota wisata batik (1)


Selasa, 07 Juni 2011 / 13:48 WIB
Siswaya berharap bogor menjadi kota wisata batik (1)
ILUSTRASI. 4 Bintang sepak bola ini jadi cover utama di game PES 2021, rilis akhir Oktober


Reporter: Gloria Natalia | Editor: Tri Adi

Walau bukan kelahiran Bogor, Siswaya punya keinginan besar untuk menciptakan sesuatu yang bisa membanggakan Bogor. Ia lalu memilih jalan untuk membuat Bogor sebagai kota wisata batik. Dengan galeri batik, Tradisiku, ia lantas menciptakan motif batik khas Bogor, seperti motif hujan, kujang dan kijang.

Optimisme dan antusiasme yang tinggi terpancar di wajah Siswaya, lelaki kelahiran Sleman, Yogyakarta ini. Walau bukan asli orang Bogor, Jawa Barat, 25 tahun hidup di kota hujan ini membuatnya sudah sangat menyatu dengan Bogor.

Makanya, dia mengaku mempunyai mimpi besar untuk menciptakan sesuatu yang bisa membanggakan kotanya dengan sesuatu yang baru, tidak lagi sekadar roti atau talas, makanan yang menjadi khas kota hujan ini. Sampai akhirnya terpikir membuat batik bogor. "Belum enak terdengar di telinga, ya," katanya dengan tertawa.

Lewat batik, Siswaya berharap bisa melestarikan budaya membatik. Bukan soal motif apa yang tertera dalam secarik kain, melainkan lebih pada teknik membatik.

Jalan Siswaya untuk menciptakan batik bogor terbuka pada tahun 2006. Saat itu, Yogyakarta dilanda gempa bumi. Sebagai pengurus aktif Paguyuban Sleman Manunggal Sembada yang peduli kebudayaan Jawa, Siswaya lalu mengajak empat korban gempa hijrah ke Bogor. Empat orang Yogyakarta itu kebetulan adalah pembatik dan ahli mewarnai batik.

Di Bogor, keempat pembatik ini tinggal di kos milik Siswaya yang terletak di Cibuluh, Bogor. Saat itu, kos yang dimiliki Siswaya sedang sepi penghuni. Maklum saja, para penghuni kos yang sebagian besar buruh pabrik banyak yang kena PHK.

Untuk menambah penghasilan, keempat pembatik itu lalu bekerjasama dengan Siswaya untuk menghasilkan batik sendiri. Dari situlah, dia kemudian terjun ke bisnis batik bogor secara pelan-pelan. "Saat itu, tak ada orang yang berpikir Bogor ada batik, kan?" ujar lelaki yang lahir 25 September 1961 ini dengan nada bertanya.

Siswaya yakin langkahnya ini merupakan awal mewujudkan mimpi besarnya yakni menjadikan kota Bogor sebagai kota wisata batik kelak.

Untuk memulai usaha batik, Siswaya lalu mendatangkan alat dan bahan batik dari Solo, Pekalongan, dan Yogyakarta. Ia memanfaatkan jaringan perkawanan yang luas untuk memasok barang-barang tersebut.

Tak hanya itu, Siswaya dan empat pembatik Yogya itu juga mulai memikirkan motif batik khas Bogor. Banyak motif yang lahir dari budaya Bogor, seperti motif kujang dan kijang. Kujang adalah senjata khas Jawa Barat, sedangkan kijang adalah hewan yang berkeliaran di halaman Istana Bogor.

Juga ada motif hujan gerimis yang menggambarkan kondisi Bogor sebagai kota hujan, termasuk juga motif daun alas, kijang loncat, dan kijang terbang. "Batik saya ini adalah batik kontemporer," katanya.

Untuk memperkaya ide, Siswaya sering berdiskusi dengan seniman dan budayawan Bogor. Dari merekalah dia banyak mendengar hikayat Bogor dan cerita-cerita untuk lebih memperkaya motif batiknya. Ia menargetkan mampu menciptakan motif baru khas Bogor tiap bulan sekali.

Seiring dengan perkembangan usaha batiknya, pada 13 Januari 2008, Siswaya membuka galeri batik bogor bernama Tradisiku di Tanah Sareal, Kota Bogor.

Sejak itu, dia dikenal banyak pejabat Bogor. Ini dibuktikan ketika ulang tahun ke-527 Bogor, Walikota Bogor, Diani Budiarto, meluncurkan batik Tradisiku sebagai salah satu kekayaan Kota Bogor.

Batik bogor juga semakin dikenal masyarakat Bogor. Menurutnya, banyak orang membeli batik bogor lantaran unik walau bukan warisan budaya Bogor. "Saya sadar ini bukan warisan budaya mereka," ujarnya. Nyatanya, konsumen tetap senang karena batik bogor juga bisa dibuat fleksibel, tergantung keinginan orang.

Walau sudah berjalan baik, Siswaya berharap orang Bogor sendirilah yang memproduksi batik bogor. Lewat Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Bogor, ia merekrut 17 orang asli Bogor untuk diajari membatik.

Sayang, tidak seorang pun yang sukses bisa membatik. "Mungkin karena mereka tidak mempunyai kemampuan dan keinginan membatik," katanya.

Walau begitu niatnya tak terhenti. Dia lalu membuka kesempatan baru sehingga berhasil mendapatkan pembatik andal asli Bogor.

(Bersambung)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





[X]
×