Reporter: Yuthi Fatimah | Editor: Havid Vebri
Setiap daerah di Indonesia memiliki ciri khas makanan ringan sejenis kue. Berbagai macam jenis kue tradisional tersebut sering ditemukan hampir di setiap pasar tradisional. Tak heran bila kue tradisional itu disebut jajanan pasar.
Ada banyak jenis kue jajanan pasar yang populer di masyarakat. Di antaranya kue cucur, lumpur, soes, bolu kukus, gemblong, klepon, dan masih banyak lagi. Hingga saat ini, aneka kue tradisional itu masih banyak peminatnya.
Peluang usaha inilah yang ditangkap oleh Paulina Pungky Purnomowati. Sudah hampir setahun ini ia bersama saudaranya, Marina Oceanty memulai bisnis jajanan pasar dengan membuka gerai di beberapa mal. Yakni, Mal Kota Kasablanca, Mal Pacific Place, dan Gedung Sampoerna Strategic Square.
Pungky membuka gerai di mal yang dekat kawasan perkantoran karena sengaja membidik segmen konsumen dari masyarakat kalangan menengah atas. Menurutnya, banyak masyarakat menengah atas yang suka kue tradisional. "Namun mereka kesulitan menemukan kue dengan kualitas bagus dan rasa yang enak," katanya kepada KONTAN.
Walaupun segmen kelas atas, harga kue-kue yang dijual cukup terjangkau, mulai dari Rp 5.000–Rp 8.000 per buah. Di tengah maraknya gaya hidup sehat, Pungky yakin jajanan pasar tetap diminati masyarakat Indonesia. "Walaupun jajanan pasar ini identik manis-manis dan gorengan, tetap saja selalu saja dicari dan diminati," ujarnya.
Di bawah bendera Bekal dari Ibu, Pungky pun berusaha memenuhi selera konsumen kalangan atas. Makanya ia sangat memperhatikan kemasan dan pelayanan. Untuk jenis kue yang dijual, juga dibuat sebanyak mungkin. Dengan begitu konsumen memiliki banyak pilihan. Total ada sekitar 30 jenis kue tradisional bikinannya.
Antara lain pisang caramel, kue cucur, kue lumpur, talam singkong, ongol-ongol, klepon, risol, lemper ayam, dan masih banyak lagi. Adapun kue andalannya adalah pisang caramel dan pisang oreo.
Awalnya, pungky memproduksi semua jenis kuenya sendiri dengan dibantu tiga orang anggota keluarganya. Yakni, ibu dan dua sepupunya, serta satu orang asisten rumah tangga. Namun, semenjak membuka gerai di mal dan pesanan semakin banyak, Pungky memutuskan untuk menggandeng empat home industry untuk membantu memasok kue yang dipasarkannya.
Dengan dibantu empat home industry kue basah itu, Pungky bisa menyediakan sekitar 2.000 kue dalam sehari. Angka penjualannya pun sebanding dengan jumlah produksi. Pungky mengaku, bisa meraup omzet hingga Rp 200 juta per bulan.
Selain menjual kue di mal, Pungky juga melayani pesanan. Mayoritas pelanggannya adalah pekerja kantoran yang membeli kue untuk keperluan rapat maupun acara kantor.
Mereka mengaku tertarik membeli kue tradisional Bekal dari Ibu karena rasanya yang enak dan kemasannya yang menarik dan berbeda dari yang lain.
"Setiap hari, itu kan ada rapat. Jadi kalau mau dadakan bisa pesan yang sudah ready di mal," ujar wanita yang lahir 35 tahun silam.
(Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News