kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Sutikno memperluas distribusi lewat gerai kecil (3)


Rabu, 13 Oktober 2010 / 10:47 WIB
Sutikno memperluas distribusi lewat gerai kecil (3)
ILUSTRASI. BANDARA INTERNASIONAL LOMBOK


Reporter: Wahyu Tri Rahmawati | Editor: Tri Adi

Untuk menjangkau pasar yang luas, Sutikno tak hanya mengandalkan pengunjung yang datang ke gerai anggreknya. Selain membuka kavling di Taman Anggrek Ragunan, ia juga membuka satu kavling di Taman Anggrek Indonesia Permai. Ia pun mendatangi pasar anggrek di luar kota untuk menjaga hubungan baik dengan para pelanggan.

Hingga kini, Sutikno rajin mengirim anggrek ke berbagai kota di Indonesia. Ia bisa mengirim anggrek ke Medan hingga empat kali dalam sebulan. Pengiriman anggrek ke Bali pun mempunyai frekuensi dua kali sebulan. Selain itu, masih ada pengiriman ke Palu dan kota-kota lainnya, terutama di pulau Jawa.

Selain itu, masih ada pengiriman ke Palu dan kota-kota lainnya, terutama di Pulau Jawa. Bahkan, kalau permintaan sedang ramai, Sutikno bisa mengirim hingga dua kali sepekan.

Sampai kini, Sutikno memang tidak bermain di pasar ekspor yang sudah ditangani Eka Karya Graha Flora. Adapun target pasar Antika Anggrek adalah pedagang yang menjual kembali anggrek-anggreknya.

Untuk pasar Jakarta dan sekitarnya, Sutikno membuat jaringan distribusi dan pemasaran sendiri yang lebih efektif. Strateginya, makin banyak menebar titik maka ia akan makin banyak mencetak penjualan.

Ia membuka gerai anggrek di pinggir jalan untuk mendekatkan diri dengan konsumen, baik itu konsumen ritel atau pedagang. Lokasi dipilih berdasarkan sejarah permintaan anggrek yang pernah dipenuhinya.

Sutikno memiliki gerai di Tebet Barat dan Tebet Timur, Kalibata, Blok M, Lebak Bulus, Ragunan, Kelapa Gading, Bekasi Barat, Karawang Barat, Karawang Timur, dan Purwakarta. "Saya biasanya mengarahkan konsumen ke lokasi yang terdekat," kata Sutikno. Maklum, pusat Antika Anggrek di Ragunan tergolong jauh dari jangkauan.

Dengan lokasi yang beragam ini, Sutikno bisa mempercepat pengiriman barang ke konsumen dan meraih pasar yang lebih rata di Jakarta. Kalau memang pasokan di gerai tersebut sedang kosong, anggrek akan didatangkan dari Ragunan.

Gerai ini semacam cabang kecil yang dikelolanya sendiri. Ia menugaskan karyawan yang sudah cukup pengalaman. Karena selain menjual tanaman, si karyawan itu juga harus siap menangani kalau ada kerusakan atau si anggrek perlu penanganan khusus. "Sebelum menjaga gerai di cabang, mereka sudah bekerja di Taman Anggrek Ragunan," kata Sutikno.

Kini, total karyawan Antika Anggrek berjumlah 30 orang. Semua karyawan ini bertugas untuk menjaga dan merawat anggrek. Sebagian besar karyawan berasal dari Bogor dan Sukabumi. "Banyak yang hanya tamat SD. Tapi, yang penting buat saya, mereka jujur, rajin dan disiplin," ujar Sutikno.

Sebenarnya, Sutikno pernah bekerja sama dengan mitra untuk membuka gerai di luar Taman Anggrek Ragunan. Namun, ada saja yang membuat mitra gagal. Misalnya, si mitra ingin mendapat keuntungan tinggi sehingga menjual dengan harga yang terlalu mahal. Ada juga mitra yang cuma bisa menjual, tapi ketika anggreknya rusak tak bisa merawat.

Lantaran berbagai pengalaman seperti itulah, akhirnya, Sutikno hanya mengoperasikan gerai milik sendiri. "Kalau ada mitra kita akan pakai sistem putus," kata Sutikno.

Jadi, Antika Anggrek hanya menjadi memasok anggrek ke mitra tersebut. Dengan sistem putus ini, bisa mengurangi risiko, terutama bila ada kerugian atau kerusakan.

Tak hanya menjual anggrek, Sutikno juga terus mengemas anggreknya agar pembeli lebih tertarik. Menurut dia, penataan displai yang ada di setiap gerai itu penting. Ketika anggrek ditata indah dan dikemas rapi, maka pembeli akan makin tertarik.

Meski permintaan anggrek ini termasuk stabil, ada juga masa-masa emas ketika permintaan tambah banyak. Permintaan anggrek akan mencapai titik tertinggi ketika perayaan Lebaran, Natal dan Imlek.

Meski sudah mengetahui waktu penjualan yang ramai, Sutikno masih mengalami kesulitan untuk menyesuaikan saat-saat bunga mekar.

Pasalnya, mekarnya bunga anggrek itu tidak bisa diduga-duga. "Kadang kalau lagi ditunggu, anggreknya malah tidak banyak yang mekar," ujar Sutikno.

Ia pun akan pasrah, kalau memang anggrek benar-benar habis. "Yang penting kami sudah merawatnya secara rutin," katanya.

(Selesai)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×