kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   -61,00   -0,38%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Upaya Paket ID meraup peluang dari teknologi rantai pasok


Sabtu, 21 Maret 2020 / 13:15 WIB
Upaya Paket ID meraup peluang dari teknologi rantai pasok


Reporter: Ratih Waseso | Editor: Markus Sumartomjon

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Kegiatan rantai pasok atau supply chain yang aman dan terkendali amat dibutuhkan oleh perusahaan logistik,  distributor hingga pelaku usaha perdagangan elektronik alias e-commerce. Kebutuhan ini dimanfaatkan start up yang menawarkan layanan digitalisasi rantai pasok dengan teknologi software as a service (SaaS) atau perangkat lunak. 

Salah satu pelaku usaha yang menyediakan layanan tersebut adalah PT Paket Informasi Digital atau Paket ID dengan produk Mile Apps. Aplikasi ini  resmi meluncur pada 2018 dan kini sudah memiliki 24 klien mulai dari logistik, distributor hingga e-commerce. Platform Mile Apps dirintis oleh Dika Maheswara,  Founder dan Chief Executive Officer Paket ID serta Indra Prastha Co-Founder dan Chief Technology Officer Paket ID. 

Mile Apps ini menyasar pasar bisnis sesuai dengan tiga hal. Pertama bisa disesuaikan kebutuhan klien. Kedua menyesuaikan dengan persoalan yang dihadapi pengguna. 
Ketiga, layanan data driven, artinya data di lapangan bisa terpampang secara real time. "Aplikasi bisa buat yang simple, seperti penerimaan tanda terima  atau kompleks bahkan unik," jelas Dika kepada KONTAN.

Baca Juga: Menyederhanakan rantai distribusi, belanja pangan di Etanee lebih murah 20%

Layanan Mile Apps dibanderol Rp 100.000 sampai Rp 200.000 per pengguna perbulan. Jika ada pengguna yang ingin aplikasi sesuai kebutuhan, maka bakal ada tambahan biaya Rp 10 juta sampai Rp 15 juta.

Baca Juga: Anter Aja menjemput laba jasa pengiriman barang

Tahun 2020 ini Dika mengungkapkan pihaknya akan fokus pada pengembangan fitur di warehouse management atau smart warehousement. 

Baca Juga: Memanfaatkan transaksi pengecer lewat aplikasi Gudang Ada

Dengan upaya tersebut, Dika menargetkan pengguna Mile Apps bisa mencapai dua kali lipat sampai akhir tahun ini. Aplikasi ini, kata Dika sanggup mengolah data minimal 800.000 - 900.000 transaksi per hari untuk satu klien.

Untuk pendapatan Mile Apps, Dika  mengklaim rata-rata saban bulan bisa meraup pendapatan antara Rp 500 juta sampai Rp 600 juta. Dan ditargetkan angka tersebut juga bisa bertambah dua kali lipat pada akhir tahun ini. 

Dengan hasil tersebut, tak heran jika ada investor yang tertarik menanamkan modal ke Mile Apps. Dika membenarkan untuk tahun ini bakal ada suntikan dana segar ke start up ini. Namun ia belum bisa memberikan informasi lebih detil terkait proses pendanaan tersebut. 

Yang jelas, pendanaan bisa terealisasi pada paruh kedua tahun ini dan jenisnya seri A. "Untuk pengembangan tim, pasar dan lainnya," jelasnya.
Setelah menjangkau pasar lokal, Paket ID ingin melangkah ke Asia Pasifik lima tahun mendatang.                

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×